Soal Ukom Surveior TKPP Attitude

Surveior sedang melakukan survei di sebuah Klinik dan menemukan ada laporan terkait peningkatan mutu yang tidak sesuai. Petugas Klinik berkeras menyampaikan bahwa laporan tersebut adalah benar karena dibuat berdasarkan bimbingan dari konsultan dengan biaya cukup besar dan konsultan tersebut adalah surveior dari
LP A lain. Apakah solusi yang harus dilakukan oleh surveior?

a. Menyampaikan dan menuliskan dalam rekomendasi hal-hal temuan dan saran perbaikan terkait laporan tersebut, tanpa memperdebatkan siapa konsultan/pembimbing sebelumnya

b. Meminta Klinik tersebut melakukan klarifikasi ke konsultan tersebut agar diperbaiki sebelum survel berakhir,
karena konsultan tersebut bertanggung jawab untuk perbaikan

c. Mengingatkan tertulis dalam rekomendasi pada elemen penilaian terkait bahwa laporan triwulan tersebut salah dan agar berhati-hati dalam memilin konsultan/pembimbing

d. Surveior berkewajiban mengingatkan dalam exit conference agar tidak lagi memakai konsultan/pembimbing tersebut apalagi kesalahan dalam pelaporan cukup fatal dan konsultan yang membimbing ternyata adalah surveior dari LPA lain

 

Surveior D adalah seoramg purnabakti ASN di dinas kesehatan Kota A. Suatu saat LPA G di mana surveior tersebut bergabung menugaskannya untuk menyurvei Klinik E di
Kota A. Sepuluh tahun lalu, surveior D ketika mash aktif sebagai ASN pernah mengalami konflik dengan salah satu personil di Klinik E. Apa yang harus dilakukan surveior D tersebut?

 

a. Memberitahu Ketua LPA G bahwa sebelumnya pernah mengalami konflik dengan salah satu personil Klinik E, namun meminta agar tetap ditugaskan menyurvei klinik tersebut

b. Bersikap seolah-olah tidak ada conflict of interest, dan menjalankan survei akreditasi seobjektif mungkin

c. Melaporkan adanya conflict of interest kepada Ketua LPA G dan meminta untuk digantikan penugasannya oleh surveior lain yang tidak memiliki conflict of interest

d. Tetap menjalankan survel akreditasi sesual surat tugas sebagai bentuk loyalitas kepada LPA G

 

LPA fidak menugaskan surveior yang memiliki conflict or iterest remadap tasyankes yang di survei. Ada bermacam-macam kondisi yang berpotensi terjadinya conflict of interest. Kondisi manakah yang termasuk conflict of interest dari pernyataan di bawah

a. Surveior yang sama melakukan survei akreditasi untuk survei remedial di fasyankes yang sama•

b. Survelor pernah melakukan bimbingan survei di fasyankes tersebut secara mandiri

c. Surveior yang sama melakukan survei akreditasi untuk survei peningkatan status di fasyankes yang sama

d. Surveior yang ditugaskan memiliki hubungan kekerabatan dengan staf di fasyankes tersebut

 

Dalam menjalankan tugasnya, seorang surveior akreditasi Puskesmas dan Klinik harus berpegang teguh pada kode etik. Kode etik merupakan pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan. Diatur di manakah kode etik surveior akreditasi Puskesmas dan Klinik?

a. Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor HK.02.02/1/105/2023.

b. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/1983/2022.

c. Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor HK.02.02/1/3991/2022.

d. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2022.

Surveior D adalah seorang purnabakti ASN di dinas kesehatan Kota A. Suatu saat LPA G di mana surveior tersebut bergabung menugaskannya untuk menyurvei Puskesmas E di Kota A. Sepuluh tahun lalu, surveior D ketika masih aktif sebagai ASN pernah mengalami konflik dengan salah satu personil di Puskesmas E. Apa yang harus dilakukan surveior D tersebut?
a. Melaporkan adanya conflict of interest kepada Ketua LPA G dan meminta untuk digantikan penugasannya oleh surveior lain yang tidak memiliki conflict of interest.

b. Tetap menjalankan survei akreditasi sesuai surat tugas sebagai bentuk loyalitas kepada LPA G.
c. Memberitahu Ketua LPA G bahwa sebelumnya pernah mengalami konflik dengan salah satu personil Puskesmas E, namun meminta agar fetap ditugaskan menyurvei puskesmas tersebut.
d. Bersikap seolah-olah tidak ada conflict of interest, dan menjalankan survei akreditasi seobjekfif mungkin.

 

Dalam menjalankan tuganya, seorang surveior akreditasi Puskesmas dan Klinik harus berpegang teguh pada kode etik. Kode etik surveior mencakup hal-hal yang wajib dilakukan dan hal-hal yang tidak boleh dilakukan surveior. Diatur di manakah kode etik surveior akreditasi Puskesmas dan Klinik?

  • a. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2022
  • b. Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor HK.02.02/1/105/2023
  • c. Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor HK.02.02/1/3991/2022
  • d. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/1983/2022

Soal 1

Tim surveior dari LPA D melaksanakan survei akreditasi di Klinik T pada tanggal 21 dan 24 Februari 2024. Pada saat akhir survei luring, pihak Klinik T memberikan oleh-oleh kepada Tim surveior berupa barang berharga yang menjadi ciri khas daerah tersebut. Apakah yang harus dilakukan para surveior tersebut?

  1. Menerima oleh-oleh tersebut, karena menganggap hanya sebagai bentuk ucapan terima kasih
  2. Menerima pemberian tersebut, karena merasa tidak enak jika menolak
  3. Karena surveior tidak pernah meminta oleh-oleh tersebut, maka tetap menerima pemberian tersebut
  4. Menolak pemberian tersebut, karena jika menerimanya bertentangan dengan kode etik surveyor

Soal 2

Dalam menjalankan tugasnya, seorang surveior akreditasi Puskesmas dan Klinik harus berpegang teguh pada kode etik. Kode etik merupakan pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan. Manakah di antara hal-hal berikut ini yang tidak boleh dilakukan seorang surveior ketika menyurvei suatu Klinik?

  1. Menyatakan kelulusan atau ketidaklulusan
  2. Bersikap jujur dan tidak memihak
  3. Memegang teguh rahasia yang berkaitan dengan tugasnya
  4. Bekerja sesuai pedoman dan kode etik yang ditetapkan

Soal 3

Ketika seorang surveior akreditasi Puskesmas dan Klinik menerima surat tugas, mungkin saja terjadi situasi yang disebut conflict of interest. Situasi tersebut akan menyebabkan penilaian yang diberikannya tidak objektif. Manakah di antara hal-hal berikut ini yang tidak termasuk situasi conflict of interest yang dapat dihadapi oleh seorang surveior akreditasi Puskesmas dan Klinik?

  1. Pernah terjadi konflik dengan personil di puskesmas yang akan disurvei.
  2. Mempunyai hubungan saudara kandung atau keluarga inti dengan Kepala Puskesmas yang akan disurvei.
  3. Mengetahui profil puskesmas yang akan disurvei.
  4. Pernah bekerja di puskesmas yang akan disurvei.

 

Soal 4

Salah satu dari surveior yang akan ditugaskan survei ke sebuah Klinik diketahui pernah bekerja 10 tahun yang lalu di Klinik tersebut walaupun hanya beberapa bulan sebagai pegawai tidak tetap. Jumlah survelor Klinik tiap LPA terbatas, dan Klinik menyampaikan tidak berkeberatan menerima survelor tersebut. Apakah solusi paling tepat untuk penyelenggaraan survei pada kondisi ini sesuai regulasi terkait kode etik?

  1. Surveior dapat melakukan survei dengan membuat surat pernyataan akan menjalankan tugas dengan profesional dan mematuhinya
  2. LPA tetap dapat menugaskan survelor tersebut sepanjang tidak ada keberatan dari PUSKESMAS DAN KLINIK tersebut, mengingat survelor tersebut dulu hanya bekerja sebagai pegawai tidak tetap dalam waktu singkat
  3. Survelor dapat tetap ditugaskan tetapi yang bersangkutan tidak boleh menjadi ketua tim surveior
  4. LPA mengganti surveior yang akan ditugaskan terkait conflict of interest bahwa surveior pernah bekerja di PUSKESMAS DAN KLINIK tersebut

 

Soal 5

Penugasan survelor dilakukan secara acak oleh SINAF. Suatu ketika seorang survelor pernah bekerja atau menjadi bagian dari fasilitas pelayanan kesehatan yang sudah disurvei mendapatkan surat di fasilitas kesehatan tersebut untuk melakukan survel. Apa yang sebaiknya survelor lakukan ketika menghadapi situasi tersebut?

  1. Sadar akan kedudukan, hak dan kewajibannya sebagai surveior yang merupakan wakil dari penyelenggara akreditasi
  2. Patuh terhadap ketentuan di Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik, Labkes dan UTD
  3. Menyampaikan kepada pihak LPA bahwa penah menjadi bagian dari fasyankes tersebut dan menyampaikan takut terjadi Conflict of Interest jika melakukan survei di fasyankes
  4. Bersikap ramah, santun dan terbuka

Soal 6

Dalam menjalankan tugasnya, seorang surveior akreditasi Puskesmas dan Klinik harus berpegang teguh pada kode etik. Kode etik surveior mencakup hal-hal yang wajib dilakukan dan hal-hal yang tidak boleh dilakukan surveior. Diatur di manakah kode etik surveior akreditasi Puskesmas dan Klinik?

  1. Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor HK.02.02/1/105/2023
  2. Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor HK.02.02/1/3991/2022
  3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2022
  4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/1983/2022

 

Seorang surveior adalah ASN aktif dari suatu Dinas Kesehatan. Dalam melaksanakan tugas survei surveior tersebut terikat dengan ijin pimpinan di instansi masing-masing. Apakah pernyataan yang tepat terkait perijinan yang bersangkutan dalam melaksanakan survei?

  1. Kemenkes yang wajib menerbitkan surat ijin bagi yang bersangkutan karena yang bersangkutan adalah seorang surveior LPA bersertifikat dari Kemenkes
  2. Pimpinan di Dinas Kesehatan wajib memberikan ijin penugasan sewaktu-waktu karena ketika pelatihan calon surveior tentunya surveior tersebut telah mendapatkan ijin
  3. Surveior tersebut harus mengajukan ijin terlebih dahulu kepada pimpinan unit kerjanya di Dinas Kesehatan terkait tugas dan tanggungjawabnya sebagai ASN, sebagai dasar LPA dapat menerbitkan surat tugas
  4. LPA yang harus mengurus ijin surveior yang bersangkutan kepada pimpinan unit kerja surveior tersebut di Dinas Kesehatan karena surveior tersebut terdaftar di LPA tersebut

Setelah melakukan survei akreditasi klinik, para surveior membuat laporan hasil survei dan melaporkannya kepada Ketua LPA. Laporan hasil survei mencakup fakta dan analisis serta rekomendasi yang diberikan. Kode etik yang manakah yang dapat dikaitkan dengan pemberian rekomendasi?

a.Bersikap jujur dan tidak memihak

b.Menawarkan diri untuk menjadi pembimbing

c.Bersikap ramah, santun, dan terbuka

d.Memberikan solusi/penyelesaian bila ditemukan ketidaksesuaian standar

 

Dalam menjalankan tugasnya, seorang surveior akreditasi Puskesmas dan Klinik harus berpegang teguh pada kode etik. Kode etik merupakan pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan. Manakah di antara hal-hal berikut ini yang tidak boleh dilakukan seorang surveior ketika menyurvei suatu Klinik?

a.Memegang teguh rahasia yang berkaitan dengan tugasnya

b.Bersikap jujur dan tidak memihak

c.Bekerja sesuai pedoman dan kode etik yang ditetapkan

d.Menyatakan kelulusan atau ketidaklulusan

 

  1. Surveior G berteman baik dengan pemilik Klinik Q. Pemilik Klinik Q meminta bantuan surveior G untuk membimbing persiapan akreditasi Klinik Q agar bisa mendapatkan hasil paripurna. Pada bulan Januari 2024, surveior G menerima surat tugas dari LPA J untuk menyurvei Klinik Q. Apakah tindakan yang tepat yang harus dilakukan surveior G?

a.Memberitahu Ketua LPA J bahwa pernah membimbing persiapan Klinik Q, namun meminta agar tetap ditugaskan menyurvei klinik tersebut

b.Melaporkan adanya conflict of interest kepada Ketua LPA J dan meminta untuk digantikan penugasannya oleh surveior lain yang tidak memiliki conflict of interest.

c.Tetap menjalankan survei akreditasi sesuai surat tugas sebagai bentuk loyalitas kepada LPA Q

d.Bersikap seolah-olah tidak ada conflict of interest, dan menjalankan survei akreditasi seobjektif mungkin

  1. Pada tanggal 1 Desember 2024 Klinik A menjalani survei akreditasi oleh LPA B. LPA B menugaskan Bapak C dan Ibu D. Ibu D adalah Ketua Tim Surveior. Hal apakah yang tidak boleh dilakukan oleh Ibu D pada saat exit conference?

a.Memberitahu Klinik A, agar menindaklanjuti setiap rekomendasi yang diberikan oleh para surveior

b.Menyatakan Klinik A lulus akreditasi

c.Mengucapkan selamat kepada Penanggung Jawab Klinik A atas upaya peningkatan mutu yang telah dilakukan

d.Memberikan semangat, agar Klinik A tetap melanjutkan peningkatan mutu pascasurvei akreditasi

  1. Dalam menjalankan tugasnya, seorang surveior akreditasi Puskesmas dan Klinik harus berpegang teguh pada kode etik. Kode etik merupakan pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan. Diatur di manakah kode etik surveior akreditasi Puskesmas dan Klinik?

a.Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor HK.02.02/I/105/2023.

b.Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor HK.02.02/I/3991/2022.

c.Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2022.

d.Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/1983/2022.

LPA tidak menugaskan surveior yang memiliki conflict of interest terhadap fasyankes yang di survei. Ada bermacam-macam kondisi yang berpotensi terjadinya conflict of interest. Kondisi manakah yang termasuk conflict of interest dari pernyataan di bawah ini?
a. Surveior yang ditugaskan memiliki hubungan kekerabatan dengan staf di fasyankes tersebut
b. Surveior yang sama melakukan survei akreditasi untuk survei peningkatan status di fasyankes yang sama
c. Surveior yang sama melakukan survei akreditasi untuk survei remedial di fasyankes yang sama
d. Surveior pernah melakukan bimbingan survei di fasyankes tersebut secara mandiri

salah satu Klinik Utama di Kota Y sedang dilakukan survei luring, petugas PPI yang ada di Klinik tersebut bertanya kepada surveior TKSD, bagaimana cara membedakan antara sampah infeksius dan non infeksius, Lalu surveior TKSD menjawab sudah ada tertuang di Permenkes 27 Tahun 201 1 terkait PPI, Hal apa yang sebaiknya dilakukan oleh surveior teknis tersebut?
a. Dapat memberikan Solusi atau penyelesaian bila ditemukan ketidaksesuaian standar
b. Memegang teguh rahasia yang berkaitan dengan tugasnya
c. Menjaga kondisi kesehatan dan menghilangkan kebiasaan tidak sehat
d. sadar akan kedudukan, hak dan kewajibannya sebagai surveior yang merupakan wakil dari penyelenggara akreditasi

Dalam menjalankan tugasnya, seorang surveior akreditasi Puskesmas dan Klinik harus berpegang teguh pada kode etik. Kode etik merupakan pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan. Manakah di antara hal-hal berikut ini yang tidak boleh dilakukan seorang surveior ketika menyurvei suatu Klinik?
a. Menyatakan kelulusan atau ketidaklulusan
b. Memegang teguh rahasia yang berkaitan dengan tugasnya
c. Bersikap jujur dan tidak memihak
d. Bekerja sesuai pedoman dan kode etik yang ditetapkan

Seorang surveior TKPP melakukan survei di Klinik Y, istri nya juga seorang surveior TĶSD. Kebetulan mereka melakukan survei di Kabupaten yang sama namun Klinik yang berbeda dan diinapkan di hotel yang sama karena kebetulan di Kabupaten tersebut hanya ada satu hotel yang memadai. Surveior TKPP membawa dokumen survei Klinik Y ke hotel tempat menginap dan mendiskusikan dokumen tersebut ke istrinya yang juga melakukan survei di Kabupaten setempat. Apa saran anda yang tepat untuk surveior teknis tersebut?
a. Menjaga penampilan dalam hal berpakaian pada saat pelaksanaan survei
b. Menjaga kondisi kesehatan dan menghilangkan kebiasaan tidak sehat
c. Memegang teguh rahasia yang berkaitan dengan tugasnya
d. Menyalahkan tanpa dasar dan tak memberi Solusi

Surveior D adalah seorang purnabakti ASN di dinas kesehatan Kota A. Suatu saat LPA G di mana surveior tersebut bergabung menugaskannya untuk menyurvei Puskesmas E di Kota A. Sepuluh tahun lalu, surveior D ketika masih aktif sebagai ASN pernah mengalami konflik dengan salah satu personil di Puskesmas E. Apa yang harus dilakukan surveior D tersebut?
a. Memberitahu Ketua LPA G bahwa sebelumnya pernah mengalami konflik dengan salah satu personil Puskesmas E, namun meminta agar tetap ditugaskan menyurvei puskesmas tersebut
b. Bersikap seolah-olah tidak ada conflict of interest, dan menjalankan survei akreditasi seobjektif mungkin
c. Tetap menjalankan survei akreditasi sesuai surat tugas sebagai bentuk loyalitas kepada LPA G
d. Melaporkan adanya conflict of interest kepada Ketua LPA G dan meminta untuk digantikan penugasannya oleh surveior laìn yang tidak memiliki conflict of interest

Ketika seorang surveior akreditasi Puskesmas dan Klinik menerima surat tugas mungkin saja terjadi situasi yang disebut conflict of interest. Situasi tersebut akan menyebabkan penilaian yang diberikannya tidak objektif. Manakah di antara hal-hal berikut ini yang tidak termasuk situasi conflict of interest yang dapat dihadapi oleh seorang surveior akreditasi Puskesmas dan Klinik?
a. Pernah terjadi konflik dengan personi| di puskesmas yang akan disurvei.
b. Mempunyai hubungan saudara kandung atau keluarga inti dengan Kepala Puskesmas yang akan disurvei.
c. Pernah bekerja di puskesmas yang akan disurvei.
d. Mengetahui profil puskesmas yang akan disurvei,

 

 

 

 

 

 

Ditulis pada Tak Berkategori | Tinggalkan komentar

Soal Ukom Surveior TKPP

Soal-soal TKPP (27 Agustus 2024)

Ketika sedang berlangsung proses pemindahan pasien dari ruang gawat darurat ke unit rawat inap suatu puskesmas, petugas penerimaan pasien tidak menerima informasi yang jelas tentang kondisi pasien dan rencana pengobatan dari petugas gawat darurat. Sebagai surveior puskesmas, langkah apa yang akan Anda ambil untuk meningkatkan komunikasi dalam proses pemindahan pasien?

  1. Pelatihan tentang teknik readback perlu diberikan kepada petugas gawat darurat untuk memastikan informasi yang diterima oleh petugas penerimaan pasien.
  2. Petugas gawat darurat seharusnya hanya memberikan informasi dasar kepada petugas penerimaan pasien.
  3. Komunikasi tidak efektif, sehingga proses pemindahan pasien sebaiknya dihentikan.
  4. Petugas penerimaan pasien seharusnya tidak bertanya terlalu banyak detail kepada petugas gawat darurat.

 

Klinik pratama menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar sedangkan klinik utama menyelengggarakan pelayanan spesialistik. Pelaksanaan asuhan dan pelayanan dilakukan secara terintegrasi oleh semua Profesional Pemberi Asuhan (PPA). Pelaksanaan asuhan dan pelayanan dilakukan secara terintegrasi oleh semua Profesional Pemberi Asuhan (PPA). Berdasarkan hal tersebut maka apakah persyaratan SDM minimal untuk mendirikan Klinik Utama yang menyelenggarakan pelayanan medik spesialistik dan pelayanan medik spesialistik gigi dan mulut?

  1. Klinik memiliki 1 dokter spesialis dan 1 dokter gigi spesialis
  2. Klinik memilik 1 dokter dan 1 dokter gigi spesialis
  3. Klinik memiliki 2 dokter atau 2 dokter layanan primer
  4. Klinik memiliki 2 dokter spesialis

 

Pelayanan radiologi disediakan untuk memenuhi kebutuhan pasien. Pelayanan radiologi dikelola sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan. Klinik yang memiliki pelayanan radiologi dipastikan memiliki manajemen keamanan radiasi. Persyaratan apa untuk klinik yang akan menyelenggarakan Pelayanan Radiologi Klinik sesuai dengan PMK Nomor 24 Tahun 2020?

  1. Terdapat tenaga perawat terlatih
  2. Peralatan dengan modalitas Radiasi Pengion dan non pengion di Fasilitas Pelayanan Kesehatan dalam kondisi andal
  3. Terdapat pengelolaan limbah medis
  4. Terdapat ruangan tanpa

 

Klinik melakukan penyelenggaran pelayanan rekam medis sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam hal terjadi kesalahan dalam melakukan pencatatan pada rekam medis dapat dilakukan pembetulan. Kapan sajakah penyelenggaraan pasien tercatat di dalam Rekam Medis?

  1. Saat pasien masuk hingga selesai berobat
  2. Saat pasien masuk, pulang, dirujuk dan meninggal
  3. Pasien rawat jalan dan pasien rawat inap
  4. Pasien homecare, rawat jalan dan pasien rawat inap

 

Pelayanan anestesi di klinik dilaksanakan sesuai standar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Anestesi apa yang dapat dilakukan di klinik utama?

  1. Anestesi lokas dan anestesi sedasi intravena
  2. Anestesi spinal dan anestesi regional
  3. Anestesi regional dan general
  4. Anestesi local dan general

 

Klinik memiliki proses penanganan keluhan, keluhan tersebut secara sistematis dan terdokumentasi sehingga dipastikan semua keluhan dan pengaduan akan ditindak lanjuti dan disampaikan kepada pasien. Apa yang menjadi dasar melakukan prioritas terhadap penanganan keluhan tersebut?

  1. Prioritas berdasrakan ketersediaan sumber daya
  2. Prioritas dari efek keselamatan pasien
  3. Prioritas berdasarkan jenis pelayanan yang disediakan
  4. Prioritas berdasarkan dampak terhadap citra klinik

 

Untuk kebutuhan rujukan Puskesmas diperlukan:

  1. Daftar FKTRL berserta jenis pelayanan yang ada, nomor yang bisa dihubungi dan tidak diperlukan MoU dengan FKTRL tersebut
  2. Daftar FKTRL, tidak diperlukan daftar jenis pelayanan yang ada karena sudah jelas di rujuk dari FKTP ke FKTRL, nomor yang bisa dihubungi dan MoU dengan FKTRL tersebut
  3. Daftar FKTRL berserta jenis pelayanan yang ada, nomor yang bisa dihubungi dan MoU dengan FKTRL tersebut
  4. Daftar FKTRL berserta jenis pelayanan yang ada, nomor yang bisa dihubungi tidak diperlukan karena sudah jelas alamat RS/FKTRL yang akan dituju dan MoU dengan FKTRL tersebut

 

Proses kajian pasien menentukan efektifitas asuhan yang akan dilakukan. Ketika pasien diterima di klinik untuk memperoleh pelayanan klinis perlu dilakukan kajian awal oleh tenaga medis, keperawatan/kebidanan dan tenaga pemberi asuhan lainnya. Pada standar 3.4 dokumen apa yang harus disiapkan oleh klinik untuk memenuhi standar 3.4?

  1. Dokumen kajian pasien oleh PPA dalam penetapan diagnosis yang dituangkan ke dalam rekam medis
  2. Dokumen skrining
  3. Dokumen pendaftaran
  4. Dokumen skrening awal

 

Pemulangan dan tindak lanjut pasien bertujuan untuk kelangsungan layanan dipandu oleh prosedur yang baku dan jelas. Pemulangan pasien dilakukan berdasarkan kriteria pulang yang ditetapkan oleh penanggung jawab klinik dan didokumentasikan pada resume pasien pulang. Apakah tujuan Discharge planning?

  1. Meningkatkan akses dan mutu pelayanan Kesehatan secara berkesinambungan
  2. Memberi informasi kepada petugas sesuai kebutuhan mereka baik secara tertulis maupun secara verbal
  3. Memudahkan dan memberi kepastian peserta dalam memperoleh layanan di klinik
  4. Mempersiapkan pasien dan keluarga secara fisik dan psikologis untuk pulang dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan

 

Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Rekam medis elektronik adalah rekam medis yang dibuat dan disimpan dalam bentuk elektronik. Penyelenggaraan rekam medis dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Bagaimana pembuktian bahwa rekam medis diisi secara lengkap?

  1. Rekam medis berisikan riwayat penyakit dan diagnose penyakit
  2. Rekam medis berisikan laporan dokter
  3. Rekam medis memuat informasi yang digunakan sebagai alat komunikasi antar PPA
  4. Rekam medis menjelaskan riwayat penyakit seseorang

 

Saat sedang dilakukan survei, seorang pasien laki-laki berusia 63 tahun datang sendiri dalam kondisi baik-baik saja, tanpa menggunakan alat bantu apapun. Setelah melakukan proses pendaftaran dan kajian awal, pasien duduk menunggu di ruang tunggu. Vital sign pasien sbb: TD 165/100, denyut nadi 95x/menit dan suhu badan 36 derajat. Saat menunggu, pasien terlihat gelisah, keringat dingin dan tidak lama terjatuh ke bawah. Petugas security dan perawat bergegas menghampiri dan melakukan pertolongan pertama. Sesuai dengan kondisi di atas, petugas klinik harus melakukan hal-hal sesuai dengan SPO. Menurut sckrining visual rawat jalan maka di dalam Rekam Medisnya, maka warna apakah yang tepat untuk pasien tersebut?

  1. Merah
  2. Hijau
  3. Kuning
  4. Orange

 

Ditetapkan kode etik perilaku yang berlaku untuk seluruh pegawai yang bekerja di Puskesmas serta dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaannya dan dilakukan tindak lanjutnya. Berapa kali dalam setahun minimal dilakukan evaluasi kode etik bagi seluruh pegawai?

  1. Sekali dalam 6 Bulan (semester)
  2. Sekali dalam 4 Bulan (caturwulan)
  3. Sekali dalam 1 tahun (Tahunan)
  4. Sekali dalam 3 Bulan ( triwulan )

 

Pada tanggal 20 Juli 2023 Klinik M menjalani survei akreditasi oleh LPA N. Ketua LPA N menugaskan Ibu A dan Bapak B. Ibu A adalah seorang surveior Tata Kelola Pelayanan dan Penunjang yang sekaligus merangkap sebagai Ketua Tim Surveior. Hal apakah yang tidak boleh dilakukan oleh Ibu A pada saat exit conference?

  1. Memberikan semangat, agar Klinik M tetap melakukan continuous quality improvement (CQI)
  2. Memberikan informasi tentang kelulusan akreditasi Klinik M
  3. Mengucapkan selamat kepada Penanggung Jawab Klinik M, karena telah selesai menjalani survei akreditasi
  4. Memberitahu Klinik M, agar menyusun Perencanaan Perbaikan Strategis (PPS) untuk menindaklanjuti setiap rekomendasi surveior

 

Klinik Utama X dilakukan survei pada tanggal 4 sd 5 Maret 2024, pada hari pertama surveior tiba di Klinik pada pukul 08.30 WIB, surveior langsung melakukan telusur secara bersamaan. Setelah melakukan telusur surveior meminta ishoma pada pukul 14.00 WIB, setelah itu melanjutkan survei hari pertama sampai pukul 20.00 WIB. Ternyata, istri surveior manajemen sebagai PJ Klinik Utama X tersebut, dan surveior manajemen pernah melakukan pembinaan di Klinik tersebut. Kode etik apa yang di langgar oleh surveior tersebut?

  1. Bersikap ramah, santun dan terbuka
  2. Bersikap tidak bersahabat
  3. Bekerja sesuai pedoman dan kode etik yang ditetapkan
  4. Memegang teguh rahasia yang berkaitan dengan tugasnya

 

Surveior E dan surveior F dari LPA G melaksanakan survei akreditasi suatu klinik di Kota H pada tanggal 5 dan 7 Agustus 2023. Pada saat survei luring sudah berakhir, pihak klinik menawarkan ajakan berkunjung ke daerah wisata di Kota H tersebut. Apakah yang harus dilakukan para surveior tersebut?

  1. Menolak tawaran tersebut, karena jika menerimanya bertentangan dengan kode etik surveior
  2. Menerima tawaran tersebut, karena merasa tidak enak jika menolak
  3. Menerima ajakan berkunjung ke daerah wisata tersebut, karena dianggap tidak mempengaruhi hasil penilaian survei yang sudah dilakukan
  4. Karena surveior tidak pernah meminta hal tersebut, maka tetap menerima pemberian tersebut, walaupun dengan terpaksa

 

Setelah melakukan survei akreditasi klinik, para surveior membuat laporan hasil survei dan melaporkannya kepada Ketua LPA. Laporan hasil survei mencakup fakta dan analisis serta rekomendasi yang diberikan. Kode etik yang manakah yang dapat dikaitkan dengan pemberian rekomendasi?

  1. Memberikan solusi/penyelesaian bila ditemukan ketidaksesuaian standar
  2. Menawarkan diri untuk menjadi pembimbing
  3. Bersikap ramah, santun, dan terbuka
  4. Bersikap jujur dan tidak memihak

 

Surveior E dan surveior F dari LPA G melaksanakan survei akreditasi di Klinik H pada tanggal 3 dan 5 Oktober 2023. Pada saat survei luring sudah berakhir, pihak Klinik H memberikan cendera mata kepada surveior E dan surveior F. Apakah yang harus dilakukan para surveior tersebut?

  1. Menolak pemberian tersebut, karena menganggapnya sebagai bentuk gratifikasi
  2. Menerima pemberian tersebut, karena merasa tidak enak jika menolak
  3. Karena surveior tidak pernah meminta cendera mata tersebut, maka tetap menerima pemberian tersebut
  4. Menerima cendera mata tersebut, karena menganggap nilainya tidak mahal

 

Salah satu Klinik Utama di Kota Y sedang dilakukan survei luring, petugas PPI yang ada di Klinik tersebut bertanya kepada surveior TKSD, bagaimana cara membedakan antara sampah infeksius dan non infeksius. Lalu surveior TKSD menjawab sudah ada tertuang di Permenkes 27 Tahun 2011 terkait PPI. Hal apa yang sebaiknya dilakukan oleh surveior teknis tersebut?

  1. Sadar akan kedudukan, hak dan kewajibannya sebagai surveior yang merupakan wakil dari penyelenggara akreditasi
  2. Memegang teguh rahasia yang berkaitan dengan tugasnya
  3. Menjaga kondisi kesehatan dan menghilangkan kebiasaan tidak sehat
  4. Dapat memberikan Solusi atau penyelesaian bila ditemukan ketidaksesuaian standar

 

Saat surveior melakukan survei pada klinik pratama rawat inap, pada saat telusur dokuen, observasi dan wawancara ditemukan sebagai berikut, klinik menyelenggarakan pelayanan laboratorium, dengan penanggugjawab D3 analis, dalam kebijakan pelayanan laboratorium ditetapkannya jenis pelayanan dan nilai normalnya. Pengelolaan reagennya mulai dari pengadaan, penyimpanan dan pemusnahannya tidak ditetapkan dalam suatu SPO, Bila terdapat nilai kritis dilaporkan ke peminta pemeriksaan lebih dari 30 menit dari SPO yang telah ditetapkan. Rekomendasi apa yang diberikan pada standar 3.13 EP 2 bila penanggungjawab klinik tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku?

  1. Penanggungjawab laboratorium klinik dapat D3 analis
  2. Penanggungjawab laboratorium klinik dapat perawat
  3. Penanggungjawab laboratorium dapat pemilik klinik
  4. Penanggungjawab laboratorium klinik pratama minimal dokter

 

Saat survei, dari hasil telusur regulasi dan dokumen pelaksanaan Program Manajemen Risiko (MR) terbukti lengkap, dan juga program MR sudah terintegrasi dengan perencanaan tingkat Puskesmas. Juga terkonfirmasi bahwa 7 orang diwawancarai yang terdiri dari PJ KMP, PJ UKM, PJ UKPP, PJ Mutu, PJ Manajemen Risiko, Koordinator PPI, dan PJ Keselamatan Pasien memahami tentang penyusunan register risiko dan profil risiko termasuk memahami strategi reduksi, mitigasi dan pemantauan pelaksanaan tata laksana dilakukan sesuai kategori risiko. Hasil observasi terhadap pelaksanaan penatalaksanaan resiko ditemukan sudah ada area Titik Kumpul, termasuk penyediaan mendukung keamanan dan fasilitas seperti penyediaan closed circuit television (CCTV), alarm, alat pemadam api ringan (APAR) sesuai kebutuhan berdasarkan standar dan sudah ditempatkan sesuai persyaratan/standar, sudah ada jalur evakuasi, rambu-rambu mengenai keselamatan dan tanda-tanda pintu darurat. Dari telusur dokumen FMEA dan wawancara dengan PJ Mutu dan PJ MR, terkonfirmasi bahwa Puskesmas telah melakukan ( Failure mode effect analysis/FMEA) terhadap risiko yang menjadi prioritas namun belum menindaklanjuti hasil FMEA tersebut. Berapa skor yang paling tepat Anda berikan kepada Puskesmas terhadap pemenuhan “ EP2 pada kriteria 5.2.2 ”?

  1. 0
  2. 10
  3. Tidak dapat diterapkan
  4. 5

 

Klinik Pratama Rawat Jalan A memiliki SPO Anestesi dan Bedah dengan lengkap dan detail. Selama ini Klinik tersebut tidak pernah melakukan pemantauan status fisiologis dan tidak tercatat di dalam rekam medis. Klinik mempunyai lembar pemantauan status fisiologis, hanya beberapa yang telah diisi dan setelah disandingkan dengan rekam medis ternyata tidak tercatat di rekam medis. Berapakah nilai yang tepat diberikan oleh surveior untuk standar 3.8 EP 3?

  1. 10
  2. TDD (Tidak Dapat Diterapkan)
  3. 5
  4. 0

 

Klinik Pratama Rawat Inap tidak mempunyai tenaga gizi yang berkompeten sehingga dalam menyelenggarakan pelayanan gizi, klinik tersebut membuat MoU dengan kantin milik salah seorang pegawai klinik. Karena tidak ada tenaga gizi, maka makanan yang disajikan kepada pasien dibuat sesuai anggaran yang ada dan menu yang ada di kantin tersebut. Dokter penanggung jawab tidak memberikan instruksi khusus kepada pasien maupun di rekam medis serta tidak ada perbedaan menu makanan antar pasien. Wawancara tidak dilakukan karena petugas kantin tidak ada serta saat itu tidak ada pasien rawat inap. Berapakah nilai yang tepat diberikan oleh surveior untuk standar 3.9 EP 4?

  1. 10
  2. TDD (Tidak Dapat Diterapkan)
  3. 5
  4. 0

 

Berdasarkan hasil telusur sistem yang integratif pada sebuah Puskesmas Rawat Inap saat Surveior melakukan survei diperoleh data dan fakta bahwa dari telusur 10 Rekam Medik (RM) pasien Rawat Inap, 8 RM diantaranya ada bukti tertulis dilakukan pelaporan pasien kepada dokter konsultan melalui telepon. Dari 8 pasien yang dilaporkan ada 4 RM yang diberi tanda SBAR. Dari wawancara 2 orang perawat 1 dokter terkonfirmasi bahwa kadang lupa memberikan tanda SBAR pada RM terhadap pasien yang dilaporkan melalui telepon. Apa rekomendasi yang paling tepat anda berikan kepada Puskesmas terhadap pemenuhan EP1 pada kriteria 5.3.2 tentang “Pelaksanaan Komunikasi efektif dengan teknik SBAR tersebut ”?

  1. Laksanakan komunikasi efektif dengan teknik TBK pada saat serah terima pasien
  2. Terapkan SBAR pada setiap kasus pasien yang dilaporkan melalui telepon
  3. Terapkan TBK dan SBAR pada seiap kasus pasien yang dilaporkan melalui telepon
  4. Terapkan TBK pada setiap kasus pasien yang dilaporkan melalui telepon

 

Saat penilaian Bab III standar 11 surveior mendapatkan dokumen kebijakan dan prosedur serta persyaratan rujukan. Saat wawancara keluarga pasien diperoleh jawaban alasan pasien di rujuk dan keluarga pasien tidak dimintai untuk menanda tangani persetujuan. Saat observasi lapangan, klinik tersedia mobil operasional yang berfungsi salah satunya untuk merujuk pasien hal ini diketahui setelah melakukan wawancara dengan Sopir mobil tersebut. Saat wawancara dengan petugas klinik tentang prosedur rujukan dan kepastian pasien akan mendapatkan pelayanan sesuai kebutuhan di fasyankes yang dirujuk petugas hanya dapat menjelaskan tentang prosedur namun tidak dapat menjamin bahwa pasien akan mendapatkan pelayanan sesuai kebutuhan karena klinik tidak memiliki jejaring rujukan. Berapa nilai yang akan diberikan pada Standar 3.11 EP 5?

  1. 10
  2. 5
  3. 0
  4. TDD (Tidak Dapat Diterapkan)

 

Di suatu klinik ada beberapa bukti yang di temukan adalah: a) Tersedia petugas, media atau tempat untuk menyampaikan keluhan pasien berupa kotak saran dan website, b) Adanya bukti tindak lanjut dari keluhan yang di sampaikan oleh pasien ke klinik, c) Ada bukti dokumentasi tindak lanjut dari pengaduan yang di lakukan. Jika semua sudah lengkap, anda melakukan cek dokumen dan di temukan bahwa “bukti pengaduannya berupa screenshot WA dari keluhan pelanggan dan di respon oleh petugas klinik dalam 24 jam setelah di terima laporan”. Berapakah skor yang tepat anda berikan terhadap Standar 3.1 EP 5?

  1. TDD (Tidak Dapat Diterapkan)
  2. 0
  3. 5
  4. 10

 

Saat penilaian Bab III standar 11 Hasil observasi lapangan, klinik tersedia mobil operasional yang berfungsi salah satunya untuk merujuk pasien hal ini di ketahui setelah melakukan wawancara dengan Sopir mobil tersebut. Mobil operasional yang difungsikan menjadi ambulace tidak sesuai dengan peraturan standar mobil ambulance yang telah ditetapkan. Rekomendasi apa yang anda akan berikan untuk memperbaiki Standar 3.11 EP 4?

  1. Menggunakan kendaraan umum
  2. Menggunakan Mobil keluarga pasien untuk merujuk pasien
  3. Melakukan MoU dengan pihak ketiga untuk penyediaan ambulance
  4. Tetap menggunakan mobil operasional menjadi ambulance

 

Dalam hal untuk memenuhi kebutuhan pasien akan pelayanan yang lebih baik, maka klinik dapat melakukan rujukan pasien, tujuan rujukan pasien untuk memberikan pelayanan yang lebih baik dikarenakan keterbatasan kemampuan klinik dalam pelayanan. Untuk memenuhi Elemen Penilaian klinik yang merujuk pasien memastikan bahwa fasyankes yang di tuju dapat memenuhi kebutuhan pasien, apa yang harus ditelusur oleh surveior?

  1. Klinik menerapkan aplikasi ASPAK
  2. Klinik menerapkan aplikasi Mutu Fasyankes
  3. Klinik memiliki dan menerapkan aplikasi Sisrute
  4. Klinik menerakan aplikasi DFO

 

Pada Survei Akreditasi klinik C, hasil wawancara Pasien yang akan dilakukan tindakan, didapatkan bahwa Pasien tidak mengetahui tindakan apa yang akan didapatkannya, dan dalam rekam medis tertulis nama tindakan namun tidak mencantumkan hal-hal lain seperti tujuan, langkah-langkah, efek samping, dan alternatif tindakan. Rekomendasi apa yang perlu diberikan Surveior untuk Klinik C?

  1. Petugas menjelaskan dan menuliskan lengkap tujuan, langkah-langkah, efek samping dan alternatif tindakan dalam persetujuan rekam medis
  2. Mengganti petugas rekam medis
  3. Petugas menjelaskan dan menuliskan minimal tujuan dan efek samping tindakan dalam persetujuan rekam medis
  4. Melanjutkan prosedur yang sudah ada karena sudah sesuai dengan standar

 

Rencana asuhan menjelaskan asuhan dan pengobatan/tindakan yang  diberikan kepada seorang pasien. Rencana asuhan memuat satu paket  tindakan yang dilakukan oleh pelaksana asuhan untuk mendukung diagnosis  yang ditegakkan melalui pengkajian. Agar rencana asuhan berjalan dengan  baik, dimanakah seharusnya pendokumentasi rencana asuhan?

  1. Di CPPT Pasien
  2. Di bagian Farmasi pasien
  3. Di Rekam Medis pasien
  4. Di pendaftaran pasien

 

Klinik menetapkan regulasi pelayanan pasien risiko tinggi dan penyediaan pelayanan risiko tinggi berdasarkan  Panduan Praktik Klinis dan sesuai dengan ke tentuan peraturan perundang-undangan. Klinik menetapkan regulasi  tentang pasien risiko tinggi yang mampu dilayani. Saat telusur Standar 3.7 EP 2 maka dokumen bukti apa yang  diminta oleh surveior?

  1. SK pelayanan pasien risiko tinggi, SK pelayanan risiko tinggi, dokumen bukti pelaksanaan pemberian pelayanan pada pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi
  2. SK pelayanan pasien risiko tinggi di klinik dan SK pelayanan risiko tinggi di klinik dokumen bukti pelaksanaan pemberian pelayanan pada pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi
  3. SPO pelaksanaan pemberian pelayanan pada pasien risiko tinggi, SPO pelayanan risiko tinggi., dokumen bukti pelaksanaan pemberian pelayanan pada pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi
  4. SPO pelaksanaan pemberian pelayanan pada pasien risiko tinggi, dokumen bukti pelaksanaan pemberian pelayanan pada pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi

 

Klinik membuat rencana asuhan gizi berdasarkan kajian kebutuhan gizi pada pasien sesuai dengan kondisi  Kesehatan dan kebutuhan pasien. Keberhasilan proses asuhan gizi sangat ditentukan oleh efektivitas intervensi  gizi melalui edukasi dan konseling gizi yang efektif, pemberian dietetik yang sesuai untuk pasien dan kolaborasi  dengan profesi lain. Agar intervensi gizi dilaksanakan secara efektif, apa yang perlu dilakukan oleh petugas gizi  dalam asuhan gizi?

  1. Proses memberikan makanan kepada pasien sesuai keinginan pasien
  2. Proses memberikan edukasi tentang pola makan sehat kepada pasien
  3. Proses perencanaan program gizi untuk pasien
  4. Proses memberikan obat-obatan untuk meningkatkan nafsu makan

 

Dalam Standar 3.2 tentang Pasien dan Keluarga Dalam Proses Asuhan  disebutkan bahwa dalam pendukung pemberian asuhan terintegrasi maka PPA  melibatkan pasien dan keluarga dalam proses asuhan pasien. Pasien dan  keluarga diberitahu oleh PPA informasi tentang rencana asuhan, proses asuhan  dan kemungkinan hasil asuhan yang diberikan. Dokumen apa yang harus dibuat  oleh klinik untuk memenuhi Standar 3.2?

  1. Bukti identifikasi pasien
  2. Bukti hasil skrening awal
  3. Bukti Hasil Kajian awal
  4. Bukti pelaksanaan persetujuan tindakan kedokteran

 

Pelayanan kefarmasian dikelola sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-  undangan. Pelayanan Kefarmasian di Klinik diselenggarakan oleh ruang/ instalasi  farmasi. Pelayanan Kefarmasian di Klinik terdiri dari pengelolaan sediaan farmasi.  alat kesehatan dan BMHP, serta pelayanan farmasi klinik. Apa tugas dan  tanggung jawab apoteker dalam pelayanan kefarmasian di klinik?

  1. Menyusun formularium obat dan menyediakan obat, alkes dan BMHP
  2. Menerapkan standar pelayanan kefarmasian dalam pelayanan obat. alkes dan BMHP
  3. Menyusun rencana dan pengadaan kebutuhan obat, alkes dan BMHP
  4. Menyiapkan Obat dan alkes serta menyerahkan kepada pasien

 

Pada saat telusur ruangan di Puskesmas Abdi Kesehatan, surveior mengamati adanya alur pendaftaran dan alur  pelayanan yang terpajang di dinding ruang tunggu pendaftaran. Alur pendaftaran meliputi pasien umum dan  pasien peserta JKN. Alur pelayanan yang dipajang masih sulit dipahami oleh pasien/pengunjung saat surveior  wawancara ke pasien. Berapa skor yang diberikan oleh surveior?

  1. 5
  2. 0

 

Saat penilaian Bab III standar 11 surveior mendapatkan dokumen kebijakan dan prosedur serta persyaratan rujukan. Saat wawancara keluarga pasien diperoleh jawaban alasan pasien di rujuk dan keluarga pasien tidak dimintai untuk menanda tangani persetujuan. Saat observasi lapangan, klinik tersedia mobil operasional yang berfungsi salah satunya untuk merujuk pasien hal ini diketahui setelah melakukan wawancara dengan Sopir mobil tersebut. Saat wawancara dengan petugas klinik tentang prosedur rujukan dan kepastian pasien akan mendapatkan pelayanan sesuai kebutuhan di fasyankes yang dirujuk petugas hanya dapat menjelaskan tentang prosedur namun tidak dapat menjamin bahwa pasien akan mendapatkan pelayanan sesuai kebutuhan karena klinik tidak memiliki jejaring rujukan. Berapa nilai yang akan diberikan pada Standar 3.11 EP 3?

  1. TDD
  2. 5
  3. 0
  4. 10

 

 

Ketika survei pada sebuah Puskesmas, dari hasil telusur regulasi dan wawancara dengan Kepala Puskesmas  terkonfirmasi bahwa program manajemen risiko (MR] telah disusun dan ditetapkan oleh Kepala Puskesmas.  Kepala Puskesmas menginformasikan bahwa penyusunan MR melilbatkan Penanggung Jawab (P]) Manajemen  Risiko (MR), PJ UKPP, dan PJ Mutu. Dari hasil wawancara dengan PJ KMP dan PJ UKM terkonfirmasi bahwa PI KMP  dan PJ UKM tidak mengetahui dan memahami tentang program MR tersebut. Dari wawancara dengan Ketua  Tim Mutu dan telusur dokumen terkonfirmasi bahwa baik PJ Mutu dan PJ KMP maupun PJ UKM belum terlibat  secara intens dalam penyusunan Program MR, hal ini dibuktikan juga dengan dokumen daftar hadir. dari 6 kali  rapat MR hanya sekali dihadiri oleh PJ Mutu, PJ KMP dan PJ UKM. Berapa skor yang paling tepat Anda berikan  kepada Puskesmas terhadap pemenuhan ” EP1 pada kriteria 5.2.1 ” ?

  1. 5
  2. TDD
  3. 0
  4. 10

 

Ketika survei pada sebuah Puskesmas, dari hasil telusur regulasi dan wawancara dengan Kepala Puskesmas  terkonfirmasi bahwa program manajemen risiko (MR] telah disusun dan ditetapkan oleh Kepala Puskesmas.  Kepala Puskesmas menginformasikan bahwa penyusunan MR melilbatkan Penanggung Jawab (P]) Manajemen  Risiko (MR), PJ UKPP, dan PJ Mutu. Dari hasil wawancara dengan PJ KMP dan PJ UKM terkonfirmasi bahwa PI KMP  dan PJ UKM tidak mengetahui dan memahami tentang program MR tersebut. Dari wawancara dengan Ketua  Tim Mutu dan telusur dokumen terkonfirmasi bahwa baik PJ Mutu dan PJ KMP maupun PJ UKM belum terlibat  secara intens dalam penyusunan Program MR, hal ini dibuktikan juga dengan dokumen daftar hadir. dari 6 kali  rapat MR hanya sekali dihadiri oleh PJ Mutu, PJ KMP dan PJ UKM. Berapa skor yang paling tepat Anda berikan  kepada Puskesmas terhadap pemenuhan ” EP2 pada kriteria 5.2.1 ” ?

  1. TDD
  2. 10
  3. 0
  4. 5

 

Bapak B adalah seorang surveior akreditasl Puskesmas dan Klinik yang Juga adalah anggota Tim Pambina Clustor Binaan  (TPCB) suatu kabupaten mendapatkan surat tugas sebagal Ketua Tim Surveior untuk melakukan survel akreditasi dl suatu  klinik. Klinik tersebut merupakan salah satu klinik dalam cluster binaannya. Apa yang harus dilakukan ofoh Bapak B?

  1. Tetap menjadi Ketua Tim Survelor dan meminta anggola tim survelor agar tidak memberi tahu LPA
  2. Memberitahukan adanya konflik kepentingan kepada Ketua LPA segera setelah menerima surat tugas
  3. Melaporkan kepada Ketua LPA agar tidak ditugaskan sebagai Ketua Tim Survelor, sehingga tidak tertalu menimbulkan conflict of interest saat melakukan survei di klinik tersebut
  4. Bersikap seolah-olah tidak ada conflict of interest, dan menjalankan survel akreditasi seobjektf mungkin

 

Klinlk Pratama Rawat Inap mempunyai tenaga gizl yang berkompeten namun tidak memberikan pelayanan gizi kepada  pasien Tenaga gizi tersebut membuat rencana asuhon gizl namun untuk distribusi dan pemesanan dilakukan oleh pihak  ketiga. Berapakah nilai yang tepat diberikan oleh survelor untuk standar 3.9 EP 2?

  1. 5
  2. 0
  3. TDD (Tidak Dapat Diterapkan)
  4. 10

 

Pemulangan dan tindak lanjut pasien bertujuan untuk kelangsungan layanan dipandu oleh prosedur yang baku dan jelas  Rujukan dilaksanakan apabila klinik tidak memiliki kompetensi penanganan yang sesuai dengan kebutuhan pasien. Berapa  lama klinik dapat merawat inap pasien?

  1. 5 hari
  2. 3 hari
  3. 4 hari
  4. 6 hari

 

Seorang tenaga gizi wajib membuat rencana asuhan gizi berdasarkan kajian kebutuhan gizi pada pasien sesuai dengan kondisi kesehatan dan kebutuhan pasien. Apa isi formulir kajian gizi pada dewasa?

  1. Kajian gizi, diagnosa gizi, intervensi gizi, monitoring dan evaluasi
  2. Kajian gizi, riwayat gizi, intervensi gizi, diagnosa gizi, monitoring dan evaluasi
  3. Kajian gizi, riwayat gizi, diagnosa gizi, intervensi gizi, monitoring dan evaluasi
  4. Kajian gizi, riwayat gizi, intervensi gizi, monitoring dan evaluasi

 

Surveior menuliskan rekomendasi berdasarkan atas fakta analisis yang ditemukan pada sebuah klinik utama yang  memberikan pelayanan laboratorium yaitu “Lakukan Pelabelan terhadap Rapid Test yang ada di Klinik dar  Reagen yang ada di Klinik”. Apa fakta dan analisis yang diperoleh oleh surveior saat survei jika mengacu pada  rekomendasi yang diberikannya?

  1. Dokumen bukti tersedia Reagensia ialah berupa rapid test, belum disertai dengan pelabelan. namun penyimpanan reagen tersebut telah sesuai prosedur
  2. Telah disertai dengan pelabelan, dan penyimpanan reagen tersebut telah sesuai prosedur
  3. Dokumen bukti tersedia, telah disertai dengan pelabelan, dan penyimpanan reagen tersebut telah sesuai prosedur
  4. Reagen yang tersedia di Klinik hanya rapid test dan di simpan dalam lemari yang terpisah dengan bahan lainnya

 

Seorang Pasien tidak menyetujul Rencana Asuhan yang dlberlkan kepadanya, narun tetap menandatangani  persetujuan tindak medis yang disodorkan oleh Petugas. Menurut anda, apa yang seharusnya dilakukan oleh  petugas?

  1. Memandu pasien untuk menandatangani persetujuan dengan memberitahukan saja risiko apa bila pasien tidak memberikan persetujuannya
  2. Memberi penjelasan dengan bahasa yang dapat dimengerti kepada pasien sebelum meminta tanda- tangan pasien
  3. Memberi penjelasan lengkap dengan bahasa yang dapat dimengerti kepada pasien sebelum meminta tanda-tangan pasien
  4. Memberi penjelasan lebih lengkap kepada pasien sebelum meminta tanda tangan pasien

 

Prosedur penanganan pasien gawat darurat diawali dengan triase dan harus sesuai dengan panduan praktik  klinis dan pedoman penanganan kegawatdaruratan. Pada saat telusur dokumen di Puskesmas C, didapatkan  oukti adanya SK Pelayanan Klinis, SK Triase, Panduan Tata Laksana Triase, SOP Triase, SOP Penanganan Gawat  Darurat, observasi dan wawancara telah dilakukan prosedur triase-dan pelayanan klinis. Berapa skor yang  diberikan untuk pemenuhan elemen penilaian?

  1. 0
  2. 10
  3. 5
  4. TDD

 

Ketika sedang meresepkan obat untuk seorang pasien, seorang dokter, Ani, hampir mengira bahwa dia  neresepkan obat antihipertensi, namun ternyata dia hampir meresepkan obat penenang dengan nama yang  mirip. Sebagai surveior puskesmas, apa langkah yang akan Anda rekomendasikan untuk menghindari kesalahan  seperti ini?

  1. Dokter Ani seharusnya tidak memperhatikan nama obat saat meresepkan, hanya harus berfokus pada zat aktifnya
  2. Nama obat harus dicetak dalam huruf yang lebih besar dan jelas pada resep untuk menghindari
  3. Kesalahan semacam ini tidak dapat dihindari karena nama obat yang mirip seringkali ditemui.
  4. Dokter Ani harus meminta bantuan dari farmasis untuk memeriksa resep sebelum memberikannya kepada

 

Pada saat anda telusur ke IGD, Anda melihat ada rombongan pasien kecelakaan masuk ke I6D dikarenakan  mobil bak penuh penumpang terguling dan terlibat kecelakaan lalu lintas. Apakah yang dapat dilihat oleh  surveior pada saat kejadian tersebut?

  1. proses transportasi rujukan dimana pasien gawat darurat tidak diperlukan ambulans yang siap untuk memenuhi kebutuhan pasien selama proses transportasi, yang penting tetap dilakukan manitoring selama  proses rujukan
  2. proses stabillsasi pasien sebelum dirujuk dapat diabaikan mengingat kebutuhan segera pasien dirujuk dikarenakan jarak ke RS sangat jauh
  3. hak pasien atas privacy pasien, manjemen pelayanan kedaruratan
  4. triase pasien d dengan memprioritaskan pasien meninggal

 

Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan  pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Rekam medis elekfronik adalah  rekam medis yang dibuat dan disimpan dalam bentuk elektronik. Penyelenggaraan rekam medis dilakukan  sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Bagaimana pembuktian bahwa rekam medis diisi  secara lengkap?

  1. Rekam medis berisikan riwayat penyakit dan diagnose penyakit
  2. Rekam medis berisikan laporan dokter
  3. Rekam medis memuat informasi yang digunakan sebagai alat komunikasi antar PPA
  4. Rekam medis menjelaskan riwayat penyakit seseorang Hapus pilihan saya

 

Dalam menjalankan tugasnya, seorang survelor akredltas| Puskesmas dan Klinik harus  perpegang teguh pada kode etik. Kode etik merupakan pedoman sikap, tingkch  laku, dan perbuatan. Diatur di manakah kode etik surveior akreditasi Puskesmas dan  Klinik?

  1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2022
  2. Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor 02.02/I/3991/2022
  3. Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor 02.02/1/105/2023
  4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/1983/2022

 

Klinik menyedīakan pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif, dan rehablilitatif. Penyelenggaraan  pelayanan promotif dan preventif di klinik sesuai dengan kebutuhan pasien dan masyarakat serta mendukung  program prioritas nasional maka dilakukan pemantauan secara berkesinambungan. Program-Program Prioritas  Nasionel Apa yang harus disampaikan pada pasien sebagai bentuk kegiatan preventif dan promotif-

  1. Penyakit degenerative
  2. Penyakit-penyakit tropis
  3. PTM,P2M
  4. HIV, TB, Stanting, AKI, AKB, dan penyakit katastropik

 

Pada waktu survei di klinik B, Surveior menemukan rencana asuhan/pengobatan/tindakan sudah terdokumentas!  dengan balk di dalam rekam medis paslen, namun dalam rekam medis elektronik tldak ditemukan persetujuan  pasien, dan persetujuan pasien didokumentasikan terpisah dalam lembaran kertas yang kemudian dikumpulkan  persama persetujuan-persetujuan asuhan/tindak medis lain untuk semua pasien klinik. Apa rekomendasi terbaik  yang diberikan oleh Surveior kepada Klinik tersebut?

  1. Mengorganisasikan lembar persetujuan pasien menurut tanggal pasien berobat
  2. Mengorganisasikan lembar persetujuan pasien menurut nama paslen
  3. Kembali ke Rekam Medis konvensional
  4. Mengusahakan form lembar persetu|uan medis dalam rekam medis elektronik dan membangun sistem penginputan tandatangan atau buktl persetujuan paslen

 

Ketika survei di sebuah Puskesmas, sudah ditetapkan PJ MFK dan program berdasarkan identifikasi risiko dari  area-area yang berisiko. Dari observasi diperoleh adanya kemudahan dan aran akses bagi pasien/pengunjung  dengan keterbatasan fisIk. Dari telusur dokumen, daftar risiko belum mencakup UKM, sudah dilakukan evaluasi  per triwulan terhadap pelaksanaan program MFK. Berapa skor yang paling tepat Anda berlkan kepada  Puskesmas terhadap pemenuhan EP4 pada kriteria 1.4.1.”?

  1. Tidak dapat diterapkan
  2. 5
  3. 0
  4. 10

 

Sanksi bagi Survelor dapat diberikan berdasarkan pelanggaran yang dilakukan.,  Pada suatu LPA ada seorang surveior menerima teguran tertulis dar ketua LPA  terkait penugasan dalam survei. Terhadap surveior yang bersangkutan menerima  sanksi kategori apa?

  1. Sanksi sedang
  2. Bukan kategori sanksi karena hanya teguran tertulis
  3. Sanksi berat
  4. Sanksi ringan

 

Klinik melakukan screening pemeriksaan tekanan darah, gula darah dan kolesterol kepada masyarakat sekitar  Bukti yang ada, hanya ada foto pelaksanaan, tidak ada undangan. Pemerikscan iní hanya dilckukan sekali  selama 1 tahun terakhir. Kegiatan tersebut tercatat rapi dalam suatu laporan dan dilaporkan oieh fasyankes  kepada pimpinan fasyankes namun tidak dilaporkan kepada Puskesmas setempat ataupun Dinas Kesehatan  kab/Kota setempat. Saat dilakukan wawancara dengan pihak manajemen/pimpinan fasyankes, mereka  nengetahui adanya kegiatan tersebut namun penjelasan yang didapat berbeda dengan yang tercantum di  dalam laporan. Berapakah nilai yang diberikan oleh surveior pada Standar 3.6 EP 1?

  1. 10
  2. TDD
  3. 0
  4. 5

 

Dalam Proses penerimaan pasien, klinik melakukan pendaftaran dan skrining. Klinik menetapkan prosedur  skrining. Apa yang harus dibuat terkait dengan proses pendaftaran?

  1. Ada prosedur pendaftaran dan regulasl yang ditetapkan
  2. Ada prosedur dan alur penerimaan pasien
  3. Ada prosedur pendaftaran terinetgrasi yang ditetapkan
  4. Ada prosedur skrining yang telah ditetapkan

 

Pelayanan radiologi disediakan untuk memenuhi kebutuhan pasien. Pelayanan radiologl dikelola sesuai dengan  kebijakan dan prosedur yang ditetapkan. Klinik yang memillki pelayanan radiologí dipastikan memiliki  manajemen keamanan radiasi. Pelayanan radlologi apa yang dapat dilakukan pada klinik pratama?

  1. Pelayanan ultra sonografl (USG)
  2. Pelayanan mammografi
  3. Pelayanan fluoroskopi
  4. Pelayanan panoramic/cephalometri

 

Puskesmas menyusun dan melaksanakan pengelolaan untuk memastikan semua sistem utilitas berfungsi dan  mencegah terjadinya ketidaktersediaan dan kegagalan fungsi sistem utilitas. Dalam menilai ketersedican sistem  utilitas maka apa yang harus diperhatikan oleh seorang surveior?

  1. SOP pelaksanaan mancjemen sistem utilitas dan sistem penunjang lainnya
  2. Daftar inventarisasi sistem utilitas
  3. Bukti pelaksanaan program manajemen utilitas dan sistem penunjang lainnya
  4. Ketersediaan sumber air, listrik, dan gas medik beserta cadangannya tersedia selama 7 hari 24 jam untuk pelayanan di Puskesmas

 

Surveior dari LPA X melakukan survei luring di KIinik Y, surveior TKSD menggunakan  batik dari LPA X dan surveior TKPP menggunakan kemeja putih, ketlka ditanya  apakah surveior teknis memiliki batik LPA X, Jawabannya lupa membawa. Saran apa  yang sebaiknya dilakukan untuk survelor TKPP tersebut?

  1. Memakai baju tidak resmi/ tidak sopan/ baju casual/ jeans pada saat survei
  2. Sadar akan kedudukan, hak dan kewajibannya sebagai surveior yang merupakan wakil dari penyelenggara akreditasi
  3. Meminta fasllitas di luar bidang akreditasi, balk untuk kepentingan pribaci maupun keluarga
  4. Menjaga penampilan dalam hal berpakalan pada saat pelaksanaan survel

 

Rencana asuhan menjelaskan asuhan dan pengobatan/tindakan yang diberikan kepada seorang pasien  rencana asuhan memuat satu paket tindakan yang dilakukan oleh pelaksana asuhan untuk mendukung  diagnosis yang ditegakkan melalui pengkajian. Pasien mempunyai hak untuk mengambil keputusan terhadap  asuhan yang akan diperoleh. Paslen berhak menolak atau menyetujui rencana asuhan seteiah mendapat  benjelasan dari Pemberi asuhan. ]ika pasien menyetujui, disebut apa surat pernyataan yang harus di tanda  tangani oleh pasien dan keluarga?

  1. Informed consent
  2. Informed klinis
  3. Informed refusal
  4. Informed rujukan

 

Pemulangan pasien dilakukan berdasarkan kriterla pulang yang ditetapkan oleh penanggung jawab klinik dan  didokumentasikan. Dokumen apa yang harus dibuat oleh penanggung ]awab saat pemulangan pasien?

  1. Ringkasan pengobatan
  2. Ringkasan pulang yang berisikan rencana tindaklanjut pengobatan
  3. Ringkasan tindakan
  4. Rencana pengobatan

 

Manajemen keselamatan dan keamanan fasilitas dengan menyediakan lingkungan fisik yang aman bagi pasien  petugas, dan pengunjung, perlu direncanakan untuk mencegah terjadinya kejadian kekerasan fisik maupun  cedera akibat lingkungan fisik yang tidak aman seperti penculikan bayi, pencurian, dan kekerasan pada  petugas. Terkait hal ini maka pengamatan apa yang bisa dilakukan oleh surveior sact melakukan survei untuk  memastikan puskesmas menyediakan lingkungan yang aman

  1. Menggali informasi terkait pelaksanaan pemeliharaan fasilitias yang ada di Puskesmas
  2. Melihat SOP identifikasi pengunjung, petugas dan pekerja alih daya
  3. Melihat bukti hasil inspeksi fasilitas sesuai dengan regulasi yang ditetapkan di Puskesmas
  4. Pengamatan terhadap identifikasi kepada pengunjung, petugas dan pekerja alih daya sesuai dengan regulasi yang ditetapkan Puskesmas

 

Pemulangan dan tindak lanjut pasien bertujuan untuk kelangsungan layanan dipandu oieh prosedur yang baku  dan jelas. Pemulangan pasien dilakukan berdasarkan kriteria pulang yang ditetapkan oleh penanggung jawab  klinik dan didokumentasikan pada resume pasien pulang. Apakah tujuan Discharge pianning?

  1. Mempersiapkan pasien dan keluarga secara fisik dan psikologis untuk pulang can beradaptasi dengan perubahan lingkungan
  2. Memberi informasi kepada petugas sesuai kebutuhan mereka baik secara tertulis maupun secara verbal
  3. Memudahkan dan memberi kepastian peserta dalam memperoleh layanan di klinik
  4. Meningkatkan akses dan mutu pelayanan Kesehatan secara berkesinambungan

 

Saat penilaian Bab III standar 11 surveior mendapatkan dokumen kebijakan dan prosedur serta persyaratan rujukan. Saat wawancara keluarga pasien diperoleh jawaban alasan pasien di rujuk dan keluarga pasien tidak dimintai untuk menanda tangani persetujuan. Saat observasi lapangan, klinik tersedia mobil operasional yang berfungsi salah satunya untuk merujuk pasien hal ini diketahui setelah melakukan wawancara dengan Sopir mobil tersebut. Saat wawancara dengan petugas klinik tentang prosedur rujukan dan kepastian pasien akan mendapatkan pelayanan sesuai kebutuhan di fasyankes yang dirujuk petugas hanya dapat menjelaskan tentang prosedur namun tidak dapat menjamin bahwa pasien akan mendapatkan pelayanan sesuai kebutuhan karena klinik tidak memiliki jejaring rujukan. Berapa nilai yang akan diberikan pada Standar 3.11 EP 2?

  1. 10
  2. 5
  3. 0
  4. TDD (Tidak Dapat Diterapkan)

 

Ketika survei di sebuah Fasyankes, dari wawancara dengan 10 orang dari Tim mutu, 6 orang dari 10 orang Tim  Mutu tersebut mengaku terlibat dan mengetahui proses penyusunan program peningkatan mutu, serta  melakukan tindak lanjut upaya peningkatan mutu secara berkesinambungan. Hal ini juga dilengkapi dengan  dokumen bukti pelaksanaan yang lengkap. Berapa skor yang paling tepat Anda berikan kepada Puskesmas  terhadap pemenuhan EP3 pada kriteria 5.11″?

  1. TDD
  2. 5
  3. 10
  4. 0

 

Infeksi yang terjadi sebagal dampak dari pelayanan kesehatan adalah merupakan ancaman keselamatan bagl penerima layanan. Puskesmas  mengadopsi dan mengimplementaslkan panduan hand hygiene (kebersinan  tangan) untuk mengurangi risiko infeksi. Berdasarkan hasil telusur sistem yang  integratif pada sebuah Puskesmas saat Surveior melakukan survei, dari hasil  observasi diperoleh data dan fakta bahwa hanya 5 dari 8 Unit/bagian  pelayanan yang ditetapkan oleh PImpinan Puskesmas wajlb menerapkan  kebersihan tangan ( hand hygiene), sesuai panduan dengan benar. Saat diminta  melakukan simulasi cara melakukan Hand Hygiene, hanya 3 yang melakukan  dengan benar dari 4 orang yang melakukan simulasi. Saat telusur dokumen,  terbukti 8 unit pelayanan memiliki dokumen yang lengkap. Berapa skor yang  Anda berikan kepada Puskesmas terhadap pemenuhan EP2 pada Kriteria 5.3.5  tentang ” penerapan hand hygiene di Puskesmas tersebut “?

  1. 0
  2. 10
  3. 5
  4. TDD

 

saat penilaian Bab I| standar 12, surveior melakukan telusur dokumen, observasi dan wawancara terhadap  bengelolaan rekam medis. Hasil telusur dokumen ditemukan sebagai berikut: klíinik telch menetapkan kebijakan  oahwa pengelolaan rekam medis mengunakan rekam medis elektronik, sesuai perundang-undangan. Rekam  medis diisi oleh PPA namun tidak disi secara lengkap. Penimpanan dan pengamanan terhadap rekam medis  dilakukan secara berjenjang mulai dari admin sampai pada pelaksana diunit-unit dengan menggunakan  password, yang dituangkan dalam SPO, Hasil wawanc ara petugas admin dapat menjelaskan prasedur  penyimpanan dan pengamanan rekam medis. Berapa nilai yang iberikan terhadap penjagaan kerahasian,  keamanan rekam medis pada Standar 3.12 EP 4?

  1. 0
  2. 5
  3. 10
  4. TDD

 

Setelah melakukan surveÏ akredītasi klinik, para suryelor membuat laporan hasil survei  dan melaporkannya kepada Ketua LPA., Laporan hasil survei mencakup fakta dan  analisis serta rekomendasi yang diberikan. Kode etik yang manakah yang dapat  dikaitkan dengan penulisan fakta dan analisis?

  1. Menawarkan diri untuk menjadi pembimbing
  2. Memegang teguh rahasia yang berkaitan dengan tugasnya
  3. Bersikap jujur dan tidak memihak
  4. Bersikap ramah, santun, dan terbuka

 

Ketika sedang melakukan shift pertukaran di unit rawat Inap, dr. Budl memberikan laporan kepada dr. Ani  tentang kondisl pasien yang mengalaml penurunan ta|am dalam tekanan darahnya. Dr. Ani mencatat dengan  seksama Informasi yang disampalikan oleh dr. Budl dan mengkonfirmasl pemaharnannya kepada dr. Budi.  Sebagal survelor puskesmas, bagaimana Anda menilal proses komunikasi antara dr. Budi dan dr, Ani, dan apa  yang dapat Anda rekomendasikan untuk meningkatkan komunikasl dalam situasi ini?

  1. Proses komunikasi tidak perlu dilakukan karena dokter sudah memiliki pengetahuan yang cukup tentang kondisi pasien.
  2. Ani tidak perlu mengkonfirmasi pemahamannya kepada dr. Budi karena sudah mencatat informasi dengan seksama
  3. Tindakan dr. Ani yang mengkonfirmasi pemahamannya kepada dr. Budi merupakan langkah yang tepat untuk memastikan kejelasan informasi,
  4. Budi seharusnya memberikan laporan yang lebih singkat dan langsung kepada dr. Ani tanpa konfirmasi lebih lanjut.

 

Kepala Puskesmas menetapkan nilai normal, rentang nilai rujukan untuk setiap jenis pemeriksaan yang disediakan, dan nilai kritis pemeriksaan laboratorium. Bukti yang diminta 1) SK jenis pelayanan laboratorium, 2) SK rentang nilai normal, 3) SK tentang nilai kritis laboratorium, 4) SOP-SOP terkait pelayanan laboratorium dan pengelolaan limbah. Berapa skor yang sesudi dengan fakta dan analisis terhadap pemenuhan bukti regulasi saat telusur?

  1. Skor 10, bila semua SOP terpenuhi walau 1), 2) ,3) tidak ada.
  2. Skor 10, bila 1), 2), dan 3) terpenuhi dan memiliki sebagian atau seluruh SOP terkait pelayanan laboratorium dan SOP Pengelolaan Limbah.
  3. Skor TDD, bila Puskesmas Rawat Jalan.
  4. skor 10, bila 1), 2), 3) dipenuhi walau 4) tidak ada.

 

Ketika survei pada sebuah Puskesmas, dari hasil telusur regulas doktran. DIT A wawancara dengan Kepala Puskesmas terkonfirmasi bahwa program manajemen risiko (MR) telah disusun dan ditetapkan oleh Kepala Puskesmas. Dari telusur Dokumen dan wawancara dengan PJ Mutu dan PJ MR yang terfokus pada implementasi MR, terkonfirmasi ada bukti sudah dilakukan identifikasi, analisis dan evaluasi risiko namun belum dibuat dalam bentuk daftar risiko dan juga belum dibuat profil risiko Berapa skor yang paling tepat Anda berikan kepada Puskesmas terhadap pemenuhan ” EP4 pada kriteria 5.2.1 ” ?

  1. 10
  2. TDD
  3. 5
  4. 0

 

Pelimpahan weenang untuk melakukan findakan kedokteran atau kedokteran gigi terntentu kepada perawat, bidan atau tenga kesehatan hanya dapat dilakukan bila:

  1. Hanya pada kondisi dokter tidak berada di tempat dan atau karena keterbatasan ketersediaan tenaga medis
  2. Boleh dilakukan dengan lisan, fidak termasuk dalam kemamampuan dan ketrampilan yang dimiliki penerima limpahan
  3. Ditetapkan dan seterusnya dilakukan
  4. Tindakan yang didelegasikan termasuk pengambilan keputusan klinis

 

Asuhan pasien didokumentasikan dalam rekam medik dilakukan sebagai berikut:

  1. Masing-masing tenaga profesional pemberi asuhan menulis dalam rekam medik lembar masing-masing
  2. Pelaporan insiden keselamatan pasien didokumentasikan dalam rekam medik pasien
  3. Setiap catatan dalam rekam medis harus lengkap dan jelas dengan mencantumkan nama, waktu dan tanda tangan dokter, dokter gigi, dan/atau tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan secara berrutan sesai dengan waktu pelayanan.
  4. Kepatuhan dokter dalam menuliskan resep sesuai formularium didokumentsikan dalam rekam medik

 

 

Ditulis pada Tak Berkategori | Tinggalkan komentar

Soal dan Pembahasan Ujian Kompetensi Surveior FKTP Puskesmas Klinik – TKPP – Knowledge

  1. Pelayanan bedah diberikan sesuai dengan perencanaan berdasarkan hasil kajian dan dicatat dalam rekam medis pasien.
    Klinik pratama hanya melakukan bedah kecil (minor) tanpa anestesi umum dan/ atau spinal. Klinik utama dapat melakukan tindakan bedah kecuali bedah yang menggunakan anestesi umum dengan inhalasi/ spinal, operasi sedang berisiko tinggi dan operasi besar. Pelayanan anestesi dan bedah dilakukan oleh tenaga medis yang kompeten sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan, ini merupakan bunyi dari EP keberapa?
    a. EP ke 2
    b. EP ke 5.
    c. EP ke 6
    d. EP ke 3
  2. Klinik menyelenggarakan pelayanan promotif dan preventif sesuai dengan kebutuhan pasien dan masyarakat serta mendukung program prioritas nasional seperti pemberian edukasi baik secara langsung ataupun menggunakan media komunikasi seperti banner, leafleat dan multi media. Promotive dan preventif ini merupak salah satu program prioritas nasional dari Kementerian Kesehatan, merupakan standar ke berapa dan ada berapa EP?
    a. Standar 3.6 dan berisi 3 EP
    b. Standar 3.6 dan berisi 2 EP
    c. Standar 3.7 dan berisi 2 EP
    d. Standar 3.7 dan berisi 3 EP
  3. Ketika sedang meresepkan obat untuk seorang pasien, seorang dokter, Ani, hampir mengira bahwa dia meresepkan obat antihipertensi, namun ternyata dia hampir meresepkan obat penenang dengan nama yang mirip. Sebagai surveior puskesmas, apa langkah yang akan Anda rekomendasikan untuk menghindari kesalahan seperti ini?
    a. Kesalahan semacam ini tidak dapat dihindari karena nama obat yang mirip seringkali ditemui.
    b. Dokter Ani harus meminta bantuan dari farmasis untuk memeriksa resep sebelum memberikannya kepada pasien.
    c. Nama obat harus dicetak dalam huruf yang lebih besar dan jelas pada resep untuk menghindari kekeliruan.
    d. Dokter Ani seharusya tidak memperhatikan nama obat saat meresepkan, hanya harus berfokus pada zat aktifnya.
  4. Seorang perawat, Budi, hendak memberikan insulin kepada seorang pasien di Puskesmas. Namun, setelah melihat label, dia menyadari bahwa obat yang diambilnya adalah heparin, bukan insulin. Sebagai surveior puskesmas, apa tindakan yang akan Anda sarankan untuk mencegah kesalahan seperti ini?
    a. Insulin dan heparin seharusya disimpan di tempat yang berbeda untuk menghindari kekeliruan.
    b. Perawat Budi harus segera memberikan obat yang benar kepada pasien tanpa memberi tahu pasien tentang kesalahan yang hampir terjadi.
    c. Perawat Budi seharusya memperhatikan label dengan lebih cermat sebelum memberikan obat kepada pasien.
    d. Kesalahan semacam ini tidak bisa dihindari karena kemasan obat seringkali mirip.
  5. Saat melakukan pemeriksaan rutin di Puskesmas, seorang petugas pendaftaran, Budi, mendapati seorang pasien datang tanpa membawa kartu identitas. Pasien tersebut tampak kebingungan dan tidak dapat menyebutkan tanggal lahirnya.
    Bagaimana Anda akan menilai proses identifikasi pasien yang dilakukan oleh Budi dalam situasi ini?
    a. Budi seharusya meminta nomor telepon pasien sebagai alternatif identifikasi.
    b. Identifikasi pasien bisa dilakukan dengan menanyakan alamat pasien kepada pendampingnya.
    c. Identifikasi pasien tidak perlu dilakukan jika pasien tidak membawa kartu identitas.
    d. Budi seharusnya meminta informasi tambahan untuk identifikasi yang lebih akurat.
  6. Saat akan memberikan obat di puskesmas, seorang petugas keperawatan menemukan seorang pasien dengan nomor kamar yang salah. Sebagai surveior pukesmas, bagaimana Anda mengevaluasi proses identifikasi pasien dalam situasi ini?

    a. Petugas keperawatan harus mencatat nomor telepon pasien sebagai identifikasi tambahan

    b. Identifikasi pasien tidak perlu dilakukan saat memberikan obat.

    c. Petugas keperawatan harus memastikan nomor kamar pasien sesuai sebelum memberkan obat.

    d. Identifikasi pasien bisa dilakukan dengan memeriksa nomor ruangan tempat pasien dirawat.

    7. Dalam pendukung pemberian asuhan terintegrasi maka PPA melibatkan pasien dan kelvarga dalam proses asuhan pasien. Pasien dan keluarga mengetahui dan menyetujui asuhan dan pelayanan yang mereka terima di  klinik. Persetujuan khusus untuk tindakan medik khusus dan resiko tinggi (informed consent). Pasien dan kelvarga diberitahu oleh PPA informasi tentang apa saja?

    a. Rencana asuhan, proses asuhan dan kemungkinan hasil asuhan yang diberikan

    b. Rencana asuhan, proses dan hasil yang pasti

    c. Rencana asuhan dan proses hanya pasien yang mengetahui

    d. Rencana asuhan, pembiayaan, proses dan hasil asuhan yang di dapatkan

    8. Klinik yang menyelenggarakan pelayanan rawat inap menyediakan sarana transportasi rujukan pasien (ambulance) yang memenuhi persyaratan sesai ketentuan perundangan. Dalam hal klinik belum memiliki ambulans, dapat dipenuhi melalui kerja sama dengan fasilitas pelayanan kesehatan lain. Untuk sarana transportasi yang memenuhi sarat ada di EP?

    a. EP ke 3
    b. EP ke 4
    c. EP ke 2
    d. EP ke 1
    9. Dr. Adi, seorang dokter di pukesmas, menerima hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan adanya nilai kritis pada kadar gula darah seorang pasien. Dr. Adi segera menuliskan pesan kepada perawat untuk memberikan perhatian khusus pada pasien tersebut dan membaca kembali pesan tersebut sebelum mengirimkannya. Sebagai surveior pukesmas, bagaimana Anda menilai tindakan Dr. Adi dan apa yang dapat
    Anda sarankan untuk meningkatkan proses komunikasi dalam situasi ini?
    a. Proses komunikasi tidak perlu dilakukan karena hasil pemeriksaan laboratorium sudah jelas.
    b. Tindakan Dr. Adi yang membaca kembali pesan sebelum mengirimkannya merupakan langkah yang tepat untuk memastikan kejelasan pesan yang disampaikan.
    c. Dr. Adi seharusya langsung memberikan instruksi kepada perawat tanpa membaca kembali pesan yang ditulisnya.
    d. Komunikasi fertulis fidak efektif dalam situasi ini, sehingga Dr. Adi seharusya memberikan instruksi secara lisaan.

10. Dalam pendukung pemberian asuhan terintegrasi maka PPA melibatkan pasien dan keluarga dalam proses asuhan pasien. Pasien dan keluarga mengetahui dan menyetujui asuhan dan pelayanan yang mereka terima di klinik. Persetujuan khusus untuk tindakan medik khusus dan resiko tinggi (informed consent). Informed Consent berisi hal apa saja?

a. Informasi dan penjelasan tentang nama, Tindakan, resiko dan pembiayaan yang harus di siapkan oleh pihak keluarga
b. Informasi dan penjelasan: nama, tindkan, jadwal, hasil yang di inginkan oleh pasien dan kelvarga
c. Informasi dan penjelasan: nama. Tindakan, dokter pelaksana dan pembiayaannya yang perlu di persiapakan oleh pasien dan keluarga
d. Informasi dan penjelasan: nama, tindakan, resiko tindakan, kemungkinan komplikasi, tindakan alternative dan hal-hal lain yang perlu dipersiapkan oleh pasien dan kelvarga

 

11. Saat akan memberikan obat di puskesmas, seorang petugas keperawatan menemukan seorang pasien dengan nomor kamar yang salah. Sebagai surveior pukesmas, bagaimana Anda mengevaluasi proses identifikasi pasien dalam situasi ini?

a. Petugas keperawatan harus mencatat nomor telepon pasien sebagai identifikasi tambahan.

b. Identifikasi pasien tidak perlu dilakukan saat memberikan obat.

c. Petugas keperawatan harus memastikan nomor kamar pasien sesuai sebelum memberkan obat.

d. Identifikasi pasien bisa dilakukan dengan memeriksa nomor ruangan tempat pasien dirawat.

 

12. Dalam pendukung pemberian asuhan terintegrasi maka PPA melibatkan pasien dan kelvarga dalam proses asuhan pasien. Pasien dan keluarga mengetahui dan menyetujui asuhan dan pelayanan yang mereka terima di  klinik. Persetujuan khusus untuk tindakan medik khusus dan resiko tinggi (informed consent). Pasien dan kelvarga diberitahu oleh PPA informasi tentang apa saja?

a. Rencana asuhan, proses asuhan dan kemungkinan hasil asuhan yang diberikan

b. Rencana asuhan, proses dan hasil yang pasti

c. Rencana asuhan dan proses hanya pasien yang mengetahui

d. Rencana asuhan, pembiayaan, proses dan hasil asuhan yang di dapatkan

 

13. Klinik yang menyelenggarakan pelayanan rawat inap menyediakan sarana transportasi rujukan pasien (ambulance) yang memenuhi persyaratan sesai ketentuan perundangan. Dalam hal klinik belum memiliki ambulans, dapat dipenuhi melalui kerja sama dengan fasilitas pelayanan kesehatan lain. Untuk sarana transportasi yang memenuhi sarat ada di EP?

a. EP ke 3

b. EP ke 4

c. EP ke 2

d. EP ke 1

 

14. Dr. Adi, seorang dokter di pukesmas, menerima hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan adanya nilai kritis pada kadar gula darah seorang pasien. Dr. Adi segera menuliskan pesan kepada perawat untuk memberikan perhatian khusus pada pasien tersebut dan membaca kembali pesan tersebut sebelum mengirimkannya. Sebagai surveior pukesmas, bagaimana Anda menilai tindakan Dr. Adi dan apa yang dapat Anda sarankan untuk meningkatkan proses komunikasi dalam situasi ini?

a. Proses komunikasi tidak perlu dilakukan karena hasil pemeriksaan laboratorium sudah jelas.

b. Tindakan Dr. Adi yang membaca kembali pesan sebelum mengirimkannya merupakan langkah yang tepat untuk memastikan kejelasan pesan yang disampaikan.

c. Dr. Adi seharusya langsung memberikan instruksi kepada perawat tanpa membaca kembali pesan yang ditulisnya.

d. Komunikasi fertulis fidak efektif dalam situasi ini, sehingga Dr. Adi seharusya memberikan instruksi secara lisaan.

 

15. Dalam pendukung pemberian asuhan terintegrasi maka PPA melibatkan pasien dan keluarga dalam proses asuhan pasien. Pasien dan keluarga mengetahui dan menyetujui asuhan dan pelayanan yang mereka terima di klinik. Persetujuan khusus untuk tindakan medik khusus dan resiko tinggi (informed consent). Informed Consent berisi hal apa saja?

a. Informasi dan penjelasan tentang nama, Tindakan, resiko dan pembiayaan yang harus di siapkan oleh pihak keluarga

b. Informasi dan penjelasan: nama, tindkan, jadwal, hasil yang di inginkan oleh pasien dan kelvarga

c. Informasi dan penjelasan: nama. Tindakan, dokter pelaksana dan pembiayaannya yang perlu di persiapakan oleh pasien dan keluarga

d. Informasi dan penjelasan: nama, tindakan, resiko tindakan, kemungkinan komplikasi, tindakan alternative dan hal-hal lain yang perlu dipersiapkan oleh pasien dan keluarga

 

16. Saat hendak memberikan instruksi kepada petugas penerimaan  telepon di puskesmas, dr. Budi tidak menyampaikan informasi secara lengkap tentang diagnosis kritis pasien yang baru saja  diterimanya. Sebagai surveior puskesmas, apa rekomendasí Anda  terkait pelatihan komunikasi untuk dr. Budi dalam situasi ini?  

a. Pelatihan tentang teknik SBAR perlu diberikan kepada dr.  Budi untuk memperbaiki cara menyampaikan informasi  secara efektif.  

b. Dr. Budi seharusnya menggunakan bahasa medis yang  lebih sederhana saat berbicara dengan petugas  penerimaan telepon.  

c. Dr. Budi seharusnya hanya memberikan informasi singkat  kepada petugas penerimaan telepon tanpa  menyebutkan diagnosis kritis, 

d. Petugas penerimaan telepon harus lebih aktif bertanya  kepada dr. Budi untuk memastikan pemahaman yang  tepat.

 

17. Pada saat survei di suatu puskesmas, seorang surveion  mendapatkan dokumen bukti pelaksanaan kontrol analifik dalarr  kegiatan PMI. Kontrol analitik merupakan monitoring proses analitik  melakukan uji ketelitian dan ketepatan dengan menggunakan  bahan kontrol. Apa saja periode pada kontrol analitik?

a. Periode Pendahuluan, Periode Kontrol dan Periode  pencatatan data pasien hasil pemeriksaan  

b. Periode Pendahuluan, Periode Kontrol dan Periode  Evaluasi hasil uji ketelitian.  

c. Periode Pendahuluan, Periode Kontrol dan Periode  Penyimpanan spesimen  

d. Periode Pendahuluan, Periode Kontrol dan Periode  pengambilan spesimen  

 

18. Pelayanan bedah diberikan sesuai dengan perencanaan  perdasarkan hasil kajian dan dicatat dalam rekam medis pasien  Klinik pratama hanya melakukan bedah kecil (minor) tanpa  anestesi umum dan/ atau spinal. Klinik utama dapat melakukan  tindakan bedah kecuali bedah yang menggunakan anestesi  umum dengan inhalasi/ spinal, operasi sedang berisiko tinggi dan  operasi besar. Pelayanan anestesi dan bedah dilakukan oleh  tenaga medis yang kompeten sesuai dengan ketentuan  peraturan perundangan, ini merupakan bunyi dari EP keberapa?  

a. EP ke 5  

b. EP ke 6  

c. EP ke 3 

d. EP ke 2

 

19. Ketika hendak memberikan obat kepada seorang pasien, seorang  perawat, Siti, hampir memberikan sitostalika dengan nama yang  mirip dengan antibiotik yang seharusnya diberikan. sebagai  surveior puskesmas, apa langkah yang akan Anda  rekomendasikan untuk mencegah kesalahan semacam ini?  

a. Perawat Siti harus selalu memeriksa label obat dengan  cermat sebelum memberikannya kepada pasien.  

b. Sitostatika dan antibiotik seharusnya disimpan di tempat  yang berbeda untuk menghindari kekeliruan  

c. Perawat Siti harus segera memberikan obat yang benar  kepada pasien tanpa memberi tahu pasien tentang  kesalahan yang hampir terjadi.  

d. Perawat siti seharusnya tidak perlu memperhatikan nama  obat saat memberikan obat kepada pasien, hanya harus  berfokus pada zat aktifnya  

 

20. Ketika sedang berlangsung proses pemindahan pasien dari ruang  gawat darurat ke unit rawat inap suatu puskesmas, petugas  penerimaan pasien tidak menerima informasi yang jelas tentang  kondisi pasien dan rencana pengobatan dari petugas gawat  darurat. Sebagai surveior puskesmas, langkah apa yang akan  Anda ambil untuk meningkatkan komunikasi dalam proses  pemindahan pasien?  

a. Komunikasi tidak efektif, sehingga proses pemindahan  pasien sebaiknya dihentikan.  

b. Petugas penerimaan pasien seharusnya tidak bertanya  terlalu banyak detail kepada petugas gawat darurat,  

c. Petugas gawat darurat seharusnya hanya memberikan  informasi dasar kepada petugas penerimaan pasien  

d. Pelatihan tentang teknik readback perlu diberikan kepada  petugas gawat darurat untuk memastikan informasi yang  diterima oleh petugas penerimaan pasien.  

 

21. Saat memberikan laporan tentang hasil kritis pemeriksaan  penunjang diagnosis kepada dokter senior di puskesmas, perawat  junior terlihat ragu-ragu dan tidak yakin dengan informasi yang  disampaikan. Sebagai surveior puskesmas, bagaimana Anda  akan mengevaluasi komunikasi dalam situasi ini?  

a. Dokter senior seharusnya tidak terlalu memperhatikan  laporan dari perawat junior  

b. Pelatihan tentang teknik SBAR perlu diberikan kepada  perawat junior untuk meningkatkan ķemampuan  komunikasinya.  

c. Komunikasi tidak efektif, sehingga dokter senior harus  mencari informasi sendiri.  

d. Perawat junior seharusnya memberikan informasi yang lebih rinci kepada dokter senior 

 

22. Pelayanan Rujukan dilaksanakan apabila klinik tidak memilikj  kompetensi penanganan yang sesuai dengan kebutuhan pasien,  Pelayanan rujukan ini merupakan standar ke 11, ada berapa EP?

a. 3 EP  

b. 4 EP  

c. 5 EP

d. 2 EP  

 

23. Dalam menjalankan praktik kefarmasian di klinik, apoteker harus  menerapkan standar pelayanan kefarmasian sehingga  pelayanan yang diberikan optimal dan bermutu, mampu  melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang  tidak rasional dalam rangka keselamatan pasien (patient safety)  serta menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian. Klinik  melaksanakan pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan  serta pelayanan farmasi klinik sesuai standar pelayanan  kefarmasian. Tersedia bukti penyimpanan dan pelaporan obat  narkotika serta psikotropika sesuai dengan regulasi, merupakan isi  dari EP ke berapa?  

a. EP ke 11  

b. EP ke 8  

c. EP ke 9  

d. EP ke 10

 

24. Proses kajian pasien menentukan efeklifitas asuhan yang akan  dilakukan. Ketika pasien diterima di klinik untuk memperoleh  pelayanan klinis perlu dilakukan kajian awal oleh tenaga medis  keperawatan/kebidanan dan tenaga pemberi asuhan lainnya  Setelah kajian awal, dilanjutkan dengan kajian ulang, apa saja  yang perlu di lakukan dalam proses kajian ulang?  

a. Kajian ulang di lakukan secara berkala tiap 3 bulan  

b. Kajian ulang berisikan catatan pengobatan dan  pembiayaan  

c. Kajian ulang berisikan catatan perkembangan pasien

d. Kajian ulang di tulis di rekam medis bukan di CPPT   

 

25. Saat akan melakukan pemeriksaan laboratorium di Puskesmas  seorang pasien, Maya, datang dengan kondisi kesadaran yang  menurun. Petugas pendaftaran berusaha meminta informasi  identifikasi, tetapi Maya hanya dapat menyebutkan nama  depannya dan tidak bisa memberikan informasi lainnya. Sebagai  surveior puskesmas, tindakan apa yang akan Anda ambil terkait  identifikasi pasien dalam situasi ini?

a. Identifikasi pasien tidak perlu dilakukan jika Maya hanya  bisa menyebutkan nama depannya  

b. Identifikasi pasien harus dilakukan dengan meminta  informasi tambahan dari pendamping pasien  

c. Maya harus diarahkan untuk membuat kartu identitas baru  teriebih dahulu sebelum dilayani di puskesmas  

d. Petugas pendaftaran harus mencatat nama depan Maya  saja dan melanjutkan proses pendaftaran  

 

26. Berbagai metoda skrining dapat diterapkan di klinik sesuai  kebutuhan antara lain: Skrining cepat dengan instrumnent  sederhana, pengamatan atau visual, pemeriksaan fisik dan  menggunakan metoda triase pada klinik yang memiliki UGD dan  SDM yang kompeten. Skrining bertujuan untuk?  

a. Mengetahui klinik apakah stafnya sudah terlatih  

b. Mengetahui kebutuhan pasien dan untuk mengetahui  kemampuan klinik dalam memberikan pelayanan  

c. Untuk menyediakan pelayanan untuk pasien yang datang  ke klinik  

d. Mengkaji dan menyimpulkan tindakan 

 

27. Berbagai metoda skrining dapat diterapkan di klinik sesugi  kebutuhan antara lain: Skrining cepat dengan instrument  sederhana, pengamatan atau visual, pemeriksaan fisik dan  menggunakan metoda triase pada klinik yang memniliki UGD dan  SDM yang kompeten. Ada prosedur skrining yang di tetapkan  merupakan salah satu Elemen penilaian yang ke berapa?

a. EP ke 2  

b. EP ke 3  

c. EP ke 4  

d. EP ke 1  

 

28. Klinik menetapkan regulasi pelayanan pasien dengan resiko tinggi  dan penyediaan pelayanan pasien resiko tinggi berdasarkan  panduan praktik klinis, dan sesuai dengan ketentuan peraturan  perundang-undangan. Apa yang anda ketahui tentang panduan  prektik klinis?  

a. PMK 1936 tahun 2022 tentang PPK  

b. PMK 1963 tahun 2022 tentang PPK  

c. KMK 1936 tahun 2022 tentang PPK  

d. KMK 1963 tahun 2022 tentang PPK  

 

29. Pasien dan keluarga diberitahu oleh PPA informasi tentang  rencana asuhan, proses asuhan dan kemungkinan hasil asuhan  yang diberikan. Dalam pendukung pemberian asuhan terintegrasi  maka PPA melibatkan pasien dan keluarga dalamn proses asuhar  pasien sesuai dengan standar?  

a. 3.1  

b. 3.4  

c. 3.2  

d. 3.3 

 

30. Dalam pendukung pemberian asuhan terintegrasi maka PPA melibatkan pasien dan keluarga dalam proses  asuhan pasien. Pasien dan keluarga mengetahui dan menyetujui asuhan dan pelayanan yang mereka terima d  klinik. Persetujuan khusus untuk tindakan medik khusus dan resiko tinggi (informed consent). selara proses  asuhan, apakah pasien harus selalu setuju? jika pasien menolak untuk dilakukan tindakan, di sebut apa?

a. Informed Refusal  

b. Informed Consent  

c. Informed Reversible  

d. Informed Refund 

 

31. Ketika sedang berlangsung shift pertukaran di sebuah puskesmas, Ani, seorang perawat senior, memberikon  laporan kepada perawat junior tentang kondisi seorang pasien yang mengalami peningkatan suhu tubuh dan kebingungan. Namun, perawat junior terlihat bingung dan tidak sepenuhnya memahami infarmasi yang  disampaïkan oleh Ani. Sebagai surveior puskesmas, bagalmana Anda menilal situasi ini dan lanckah apa yang  akan Anda rekomendasikan untuk meningkatkan komunikasi?  

a. Informasi harus disampaikan dengan lebih singkat dan jelas untuk memudahkan pemahaman.  

b. Perawat senior seharusnya memberikan laporan secara tertulis daripada lisan.

c. Perawat junior seharusnya lebih aktif bertanya untuk memastikan pemahaman yang tepat  

d. Komunikasi lisan tidak efektif, sehingga tidak perlu dilakukan shitt pertukaran di puskesmas,. 

 

32. Pada saat telusur ke ruang laboratorium di suatu puskesmas, tampak petugas labcratorium mencuci tangan lalu  menggunakan handscoen dan juga menggunakan jas kerja laboratorium. Penerapan PPI apokah yang sedang  diperihatkan dari langkah-langkah tersebut?

a. Kewaspadaan berdasarkan transmisl.  

b. Kewaspadaan standar.  

c. Kewaspadaan isolasi.  

d. Kewaspadaan berdasarkan transmisi droplet 

 

33. Seorang pasien, Rudi, dibawa ke Puskesmas dalam kondisi koma setelah mengalami kecelakaan. Petugas  pendaftaran mencatat nama lengkapnya dan nomor rekam medis, tetapi tidak meminta informasi lainnya  Sebagai surveior puskesmas, bagaimana Anda mengevaluasi proses identifikasi pasien dalam situasi ini?

a. Petugas pendaftaran seharusnya mencatat nomor telepon pasien sebagai identifikasi tambahan  

b. Pasien harus segera diberikan perawatan tanpa proses identifikasi lebih lanjut  

c. Identifikasi pasien tidak mungkin dilakukan jika pasien berada dalam kondisi koma  

d. Identifikasi pasien bisa dilakukan dengan meminta informasi tambahan dari pendamping pasien.

 

34. Pada saat survei akreditasi puskesmas, surveior menemukan bukli bahwa puskesmas telah melaksanakan  pemantauan mutu intemal (PMI) di laboratorium. Kegiatan PMI ini berupa kontrol pra -analitik, kontrol analitik dan  kontrol paska-analitik. Apa saja kegiatan yang dilakukan pada tahap kontrol pra-analitik?

a. Persiapan spesimen, Pengambilan dan penanganan spesimen, Penyimpanan dan transportasi spesimen,  Periode kontrol.  

b. Persiapan spesimen, Pengambilan dan penanganan spesimen, Penyimpanan dan transportasi spesimen  Identifikasi dan pencatatan pasien. 

c. Persiapan spesimen, Pengambilan dan penanganan spesimen, Penyimpanan dan transportasi spesimen  Tentukan nilai dasar yg merupakan nilai rujukan,  

d. Persiapan spesimen, Pengambilan dan penanganan spesimen, Penyimpanan dan transportasi spesimen  Evaluasi hasil uji ketelitian.  

 

35. Klinik menetapkan regulasi pelayanan pasien dengan resiko tinggi dan penyediaan pelayanan pasien resiko  tinggi berdasarkan panduan praktik klinis, dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan  Maksud dan tujuan tersebut, klinik menetapkan regulasi tentang?  

a. Pasien tidak sadar  

b. Pasien resiko stress  

c. Penyakit yang sangat rentan penularannya  

d. Pasien resiko bunuh diri 

 

36. informasi yang diberikan kepada pasien/keluarga pada saat pemulangan atau rujukan diperlukan agar  pasien/keluarga memahami tindak lanjut yang perlu dilakukan untuk mencapai hasil pelayanan yang optimal.  Bukti tindak lanjut ini sesuai dengan elemen penilaiannya yang berbunyi?

a. Dokter melaksanakan pemulangan dan Menyusun resum medis sesuai diagnosa akhir  

b. Dokter melaksanakan pemulangan dan menyusun rencana tindak lanjut sesuai dengan rencana yang  disusun dan kriteria pemulangan  

c. Dokter melaksanakan pemulangan dan Menyusun rencana tindak lanjut sesuai dengan hasil rujukan  

d. Dokter melaksanakan pemulangan dan merencanakan untuk control Kembal yang tercatat di resum  medis  

 

37. Pelayanan radiologi diagnostik di klinik disesuaikan dengan kebutuhan dan sesuai keamanan radiasi, klinik yang memberikan pelayanan radiodiagnostik di harapkan harus mempunyai manajemen radiasi. Yang di maksud mempunyai manajemen radiasi meliputi?

a. Kepatuhan terhadap standar yang berlaku sesuai undang tentang radiodiagnostik

b. Kepatuhan terhadap standar yang berlaku, adanya manajemen PPI, Manajemen resiko, manajemen APD

c. Kepatuhan terhadap standar yang berlaku, manajemen fasilitas radiasi dan program PPI, tersedia APD. dan ada orientasi terhadap staf tentang praktik prosedur keselamatan

d. Kepatuhan terhadap standar yang berlaku terutama hanya program radiasi dan PPI, serta semua staf mengetahui prosedur keselamatan

 

38. Berbagai metoda skrining dapat diterapkan di klinik sesuai kebutuhan antara lain: Skrining cepat dengan instrumen sederhana, pengamatan atau visual, pemeriksaan fisik dan menggunakan metoda triase pada klinik yang memiliki UGD dan SDM yang kompeten. Ada bebarapa warna yang menandakan kegawatannya, untuk warna merah dan kuning artinya apa?

a. Kuning: nyeri kepala nyeri dada; merah: muntah

b. Merah: kejang berulang atau kejang lama; kuning : lemas

c. Kuning: stabil dan tidak ada gangguan resiko jatuh; merah: mulai gawat perlu tindakan segera 

d. Merah: kejang tidak sadar; Kuning: pingsan

 

39. Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Isi rekam medis untuk pasien rawat jalan, antara lain meliputi?

a. Diagnosis dan harga obat

b. Identitas pasien dan identitas penanggung jawab

c. Persetujuan Tindakan harus tersedia

d. Nama dan tanda tangan pemberi pelayanan Kesehatan

 

40. Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Rekam medis elektronik wajib di laksanakan oleh klinik, salah satu isi ringkasan pulang sedikitnya berisi tentang?

a. Identitas, diagnose masuk, diagnose pulang dan di sertai tanda tangan dokter yang memberikan pelayanan

b. Identitas, diagnose masuk, dan harga pengobatannya

c. Identitas dan diagnose serta ringkasan resum medis untuk pulang

d. Identitas dan ringkasan hasil penunjang sementara.

 

41. Ketika sedang berlangsung proses serah terima pasien dari unit gawat darurat ke unit rawat inap, perawat senior, Rina, memberikan laporan kepada perawat di unit rawat inap tentang kondisi pasien yang stabil. Namun, perawat di unit rawat inap tidak membaca ulang laporan yang diterimanya dari Rina. Sebagai surveior puskesmas, bagaimana Anda menilai proses komunikasi dalam situasi ini dan apa yang dapat Anda sarankan untuk meningkatkan efektivitasnya?

a. Komunikasi verbal tidak efektif dalam situasi ini, sehingga laporan sebaiknya diberikan secara tertulis. 

b. Perawat di unit rawat inap seharusnya tidak perlu membaca ulang laporan yang diterimanya dari Rina karena sudah mendapatkan informasi secara langsung.

c. Perawat di unit rawat inap seharusnya lebih aktif bertanya kepada Rina untuk memastikan pemahaman yang tepat.

d. Tindakan perawat di unit rawat inap yang membaca ulang laporan merupakan langkah yang tepat untuk memastikan kejelasan informasi yang diterima.

 

42. Ketika sedang meresepkan obat untuk seorang pasien, seorang dokter, Ani, hampir mengira bahwa dia meresepkan obat antihipertensi, namun ternyata dia hampir meresepkan obat penenang dengan nama yang mirip. Sebagai surveior puskesmas, apa langkah yang akan Anda rekomendasikan untuk menghindari kesalahan seperti ini?

a. Dokter Ani seharusnya tidak memperhatikan nama obat saat meresepkan, hanya harus berfokus pada zat aktifnya.

b. Kesalahan semacam ini tidak dapat dihindari karena nama obat yang mirip seringkali ditemui.

c. Nama obat harus dicetak dalam huruf yang lebih besar dan jelas pada resep untuk menghindari kekeliruan.

d. Dokter Ani harus meminta bantuan dari farmasis untuk memeriksa resep sebelum memberikannya kepada pasien.

 

43. Jika kebutuhan pasien terhadap pelayanan tidak dapat dipenuhi oleh klinik, maka pasien harus di rujuk ke fasyankes yang mampu menyediakan pelayanan yang berdasarkan kebutuhan pasien dan telah bekerja sama dengan klinik. Ini merupakan bab 3 standar 11 tentang proses rujukan, di dalam Rujukan EP ke 3 menyatakan?

a. Pasien/keluarga memperoleh informasi rujukan dan memberi persetujuan untuk di lakukan rujukan berdasarkan kebutuhan pasien

b. Ada daftar jejaring rujukan Klinik

c. Klinik yang merujuk pasien memastikan bahwa fasyankes yang di tuju dapat memenuhi kebutuhan pasien 

d. Ada tata cara dan prosedur rujukan pasien.

 

44. Pemberian terapi gizi sesuai dengan status gizi pasien dan konsisten dengan asuhan klinis. Kondisi kesehatan dan proses pemulihan pasien membutuhkan asupan makanan dan gizi yang memadai, oleh karena itu makanan perlu disediakan secara regular, sesuai dengan rencana asuhan, umur, budaya. Pasien berperan serta dalam perencanaan dan seleksi makanan. Pasien dan Keluarga di beri edukasi tentang pembatasan diet, ini tercantum di standar berapa Elemen penilaian ke berapa?

a. Standar 9 EP ke 3

b. Standar 8 EP ke 3

c. Standar 9 EP ke 4

d. Standar 9 EP ke 2

 

45. Dalam observasi saat survei akreditasi Puskesmas Hebat Bermutu, surveior mengamati apoteker melakukan kajian resep yang terdiri kajian administrative, kajian farmasetik dan kajian klinik. Sesuai SOP, maka pada wawancara apoteker menjelaskan kajian klinis dilakukan dengan mempertimbangkan:

a. Kesesuaian identitas yang terdiri dari 2 identitas yang tidak berubah

b. Ketercampuran obat dalam racikan

c. Ketepatan dosis, indikasi obat dan aturan penggunaan

d. Bentuk dan kekuatan sediaan

 

46. Pelayanan anestesi di klinik dilaksanakan sesuai standar dan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Kilnik pratama hanya melakukan anestesi lokal, sedangkan untuk klinik utama selain anestesi lokal dapat melakukan anestesi sedasi intravena. Dalam memberikan pelayanan yang bermutu, klinik harus menetapkan program mutu dan keselamatan pasien meliputi?

a. Kajian pra anastesi, pasca anastesi, dan edukasi

b. Kajian pra dan pasca anastesi setelah pulang

c. Kajian pra anastesi, kajlan pasca anastesi

d. Kajian pra anastesi, pemantauan intra anastesi dan pemantauan pasca anastesi

 

47. Saat memberikan laporan tentang hasil kritis pemeriksaan penunjang diagnosis kepada dokter senior di puskesmas, perawat junior terlihat ragu-ragu dan tidak yakin dengan informasi yang disampaikan. Sebagal survelor puskesmas, bagaimana Anda akan mengevaluasi komunikasi dalam situasi ini?

a. Pelatihan tentang teknik SBAR perlu diberikan kepada perawat junior untuk meningkatkan kemampuan komunikasinya.

b. Dokter senior seharusnya tidak terlalu memperhatikan laporan dari perawat junior.

c. Komunikasi tidak efektif, sehingga dokter senior harus mencari informasi sendiri.

d. Perawat junior seharusnya memberikan informasi yang lebih rinci kepada dokter senior.

 

48. Ketika sedang meresepkan obat untuk seorang pasien, seorang dokter, Ani, hampir mengira bahwa dia meresepkan obat antihipertensi, namun ternyata dia hampir meresepkan obat penenang dengan nama yang mirip. Sebagai surveior puskesmas, apa langkah yang akan Anda rekomendasikan untuk menghindari kesalahan seperti ini?

a. Dokter Ani harus meminta bantuan dari farmasis untuk memeriksa resep sebelum memberikannya kepada pasien.

b. Kesalahan semacam ini tidak dapat dihindari karena nama obat yang mirip seringkali ditemui.

c. Nama obat harus dicetak dalam huruf yang lebih besar dan jelas pada resep untuk menghindari kekeliruan.

d. Dokter Ani seharusnya tidak memperhatikan nama obat saat meresepkan, hanya harus berfokus pada zat aktifnya.

 

49. Ketika sedang meresepkan obat untuk seorang pasien, seorang dokter, Ani, hampir mengira bahwa dia meresepkan obat antihipertensi, namun ternyata dia hampir meresepkan obat penenang dengan nama yang mirip. Sebagai surveior puskesmas, apa langkah yang akan Anda rekomendasikan untuk menghindari kesalahan seperti ini?

a. Dokter Ani harus meminta bantuan dari farmasis untuk memeriksa resep sebelum memberikannya kepada pasien.

b. Kesalahan semacam ini tidak dapat dihindari karena nama obat yang mirip seringkali ditemui.

c. Nama obat harus dicetak dalam huruf yang lebih besar dan jelas pada resep untuk menghindari kekeliruan.

d. Dokter Ani seharusnya tidak memperhatikan nama obat saat meresepkan, hanya harus berfokus pada zat aktifnya.

 

50. Dr. Adi, seorang dokter di puskesmas, menerima hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan adanya nilal kritis pada kadar gula darah seorang pasien. Dr. Adi segera menuliskan pesan kepada perawat untuk memberikan perhatian khusus pada pasien tersebut dan membaca kembali pesan tersebut sebelum mengirimkannya. Sebagai surveior puskesmas, bagaimana Anda menilai tindakan Dr. Adi dan apa yang dapat Anda sarankan untuk meningkatkan proses komunikasi dalam situasi ini?

a. Tindakan Dr. Adi yang membaca kembali pesan sebelum mengirimkannya merupakan langkah yang tepat untuk memastikan kejelasan pesan yang disampaikan.

b. Komunikasi tertulis tidak efektif dalam situasi ini, sehingga Dr. Adi seharusnya memberikan Instruksi secara lisan.

c. Dr. Adi seharusnya langsung memberikan instruksi kepada perawat tanpa membaca kembali pesan yang ditulisnya.

d. Proses komunikasi tidak perlu dilakukan karena hasil pemeriksaan laboratorium sudah jelas.

 

51. Pelayanan radiologi diagnostik di kilnik disesuaikan dengan kebutuhan dan sesuai keamanan radiasi, klinik yang memberikan pelayanan radiodiagnostik di harapkan harus mempunyal manajemen radiasi. Yang di maksud mempunyai manajemen radiasi meliputi?

a. Kepatuhan terhadap standar yang berlaku, adanya manajemen PPI, Manajemen resiko, manajemen APD

b. Kepatuhan terhadap standar yang berlaku sesuai undang tentang radiodiagnostik

c. Kepatuhan terhadap standar yang berlaku, manajemen fasilitas radiasi dan program PPI, tersedia APD, dan ada orientasi terhadap staf tentang praktik prosedur keselamatan

d. Kepatuhan terhadap standar yang berlaku terutama hanya program radiasi dan PPI, serta semua staf mengetahui prosedur keselamatan

 

52. Ketika hendak memberikan obat kepada seorang pasien, seorang perawat, Siti, hampir memberikan sitostatika dengan nama yang mirip dengan antiblotik yang seharusnya diberikan. Sebagai survelor puskesmas, apa langkah yang akan Anda rekomendasikan untuk mencegah kesalahan semacam ini?

a. Perawat Siti harus selalu memeriksa label obat dengan cermat sebelum memberikannya kepada pasien.

b. Perawat Siti seharusnya tidak perlu memperhatikan nama obat saat memberikan obat kepada paslen, hanya harus berfokus pada zat aktifnya.

c. Perawat Siti harus segera memberikan obat yang benar kepada paslen tanpa memberi tahu pasien tentang kesalahan yang hampir terjadi.

d. Sitostatika dan antibiotik seharusnya disimpan di tempat yang berbeda untuk menghindari kekeliruan.

 

53. Pada saat survel di suatu puskesmas, seorang survelor mendapatkan dokumen bukti pelaksanaan kontrol analitik dalam kegiatan PIMI. Kontrol analitik merupakan monitoring proses analitik melakukan uji ketelitian dan ketepatan dengan menggunakan bahan kontrol. Apa saja periode pada kontrol analitik?

a. Perlode Pendahuluan, Perlode Kontrol dan Perlode Penyimpanan spesimen.

b. Periode Pendahuluan, Periode Kontrol dan Periode pengambilan spesimen.

c. Periode Pendahuluan, Periode Kontrol dan Perlode Evaluasi hasil uji ketelitian.

d. Periode Pendahuluan, Periode Kontrol dan Periode pencatatan data pasien hasil pemeriksaan.

 

54. Ketika melakukan serah terima pasien kepada perawat di unit rawat inap, petugas gawat darurat suatu puskesmas tidak menyebutkan adanya perubahan signifikan dalam kondisi pasien yang baru saja ditangani. Sebagai surveior puskesmas, tindakan apa yang akan Anda rekomendasikan untuk meningkatkan komunikasi dalam proses serah terima pasien?

  1. Perawat di unit rawat inap seharusnya tidak terlalu memperhatikan informasi yang disampaikan oleh petugas gawat darurat.
  2. Petugas gawat darurat harus memberikan Informasi yang jelas tentang kondisi pasien, termasuk perubahan signifikan yang terjadi.
  3. Komunikasi tidak efektif, sehingga proses serah terima pasien sebaiknya dihentikan.
  4. Petugas gawat darurat seharusnya hanya memberikan informasi dasar kepada perawat di unit rawat Inap

 

55. Seorang pasien, Rudi, dibawa ke Puskesmas dalam kondisi koma setelah mengalami kecelakaan. Petugas pendaftaran mencatat nama lengkapnya dan nomor rekam medis, tetapi tidak meminta informasi lainnya. Sebagai surveior puskesmas, bagaimana Anda mengevaluasi proses identifikasi pasien dalam situasi ini?

  1. Identifikasi pasien bisa dilakukan dengan meminta informasi tambahan dari pendamping pasien.
  2. Pasien harus segera diberikan perawatan tanpa proses identifikasi lebih lanjut.
  3. Identifikasi pasien tidak mungkin dilakukan jika pasien berada dalam kondisi koma.
  4. Petugas pendaftaran seharusnya mencatat nomor telepon paslen sebagai Identifikasi tambahan.

 

56. Seorang pasien, Rudi, dibawa ke Puskesmas dalam kondisi koma setelah mengalami kecelakaan. Petugas pendaftaran mencatat nama lengkapnya dan nomor rekam medis, tetapi tidak meminta informasi lainnya. Sebagai surveior puskesmas, bagaimana Anda mengevaluasi proses identifikasi pasien dalam situasi ini?

  1. Identifikasi pasien bisa dilakukan dengan meminta informasi tambahan dari pendamping pasien.
  2. Pasien harus segera diberikan perawatan tanpa proses identifikasi lebih lanjut.
  3. Identifikasi pasien tidak mungkin dilakukan jika pasien berada dalam kondisi koma.
  4. Petugas pendaftaran seharusnya mencatat nomor telepon paslen sebagai Identifikasi tambahan.

 

57. Proses kajian pasien menentukan efektifitas asuhan yang akan dilakukan. Ketika pasien diterima di klinik untuk memperoleh pelayanan kilinis perlu dilakukan kajian awal oleh tenaga medis, keperawatan/kebidanan dan tenaga pemberi asuhan lainnya. Setelah kajian awal, dilanjutkan dengan kajian ulang, apa saja yang perlu di lakukan dalam proses kajlan ulang?

  1. Kajian ulang berisikan catatan pengobatan dan pemblayaan
  2. Kajian ulang di lakukan secara berkala tiap 3 bulan
  3. Kajian ulang berisikan catatan perkembangan pasien
  4. Kajian ulang di tulis di rekam medis bukan di CPPT

 

58. Saat melakukan pemeriksaan rutin di Puskesmas, seorang petugas pendaftaran, Budi, mendapati seorang pasien datang tanpa membawa kartu identitas. Pasien tersebut tampak kebingungan dan tidak dapat menyebutkan tanggal lahirnya. Bagaimana Anda akan menilal proses identifikasi pasien yang dilakukan oleh Budi dalam situasi ini?

  1. Identifikasi pasien bisa dilakukan dengan menanyakan alamat pasien kepada pendampingnya.
  2. Identifikasi pasien tidak perlu dilakukan jika pasien tidak membawa kartu identitas.
  3. Budi seharusnya meminta informasi tambahan untuk identifikasi yang lebih akurat.
  4. Budi seharusnya meminta nomor telepon pasien sebagal alternatif Identifikasi.

 

59. Saat melakukan pemeriksaan rutin di Puskesmas, seorang petugas pendaftaran, Budi, mendapati seorang pasien datang tanpa membawa kartu identitas. Pasien tersebut tampak kebingungan dan tidak dapat menyebutkan tanggal lahirnya. Bagaimana Anda akan menilal proses identifikasi pasien yang dilakukan oleh Budi dalam situasi ini?

  1. Identifikasi pasien bisa dilakukan dengan menanyakan alamat pasien kepada pendampingnya.
  2. Identifikasi pasien tidak perlu dilakukan jika pasien tidak membawa kartu identitas.
  3. Budi seharusnya meminta informasi tambahan untuk identifikasi yang lebih akurat.
  4. Budi seharusnya meminta nomor telepon pasien sebagal alternatif Identifikasi.

 

60. Informasi yang diberikan kepada pasien/keluarga pada saat pemulangan atau rujukan diperlukan agar pasien/keluarga memahami tindak lanjut yang perlu dilakukan untuk mencapai hasil pelayanan yang optimal. Bukti tindak lanjut ini sesuai dengan elemen penilaiannya yang berbunyi?

  1. Dokter melaksanakan pemulangan dan Menyusun resum medis sesuai diagnose akhir
  2. Dokter melaksanakan pemulangan dan merencanakan untuk control Kembali yang tercatat di resum medis
  3. Dokter melaksanakan pemulangan dan menyusun rencana tindak lanjut sesuai dengan rencana yang disusun dan kriteria pemulangan
  4. Dokter melaksanakan pemulangan dan Menyusun rencana tindak lanjut sesuai dengan hasil rujukan

 

61. Saat melakukan pemeriksaan rutin di Puskesmas, seorang petugas pendaftaran, Budi, mendapati seorang pasien datang tanpa membawa kartu identitas. Pasien tersebut tampak kebingungan dan tidak dapat menyebutkan tanggal lahirnya. Bagaimana Anda akan menilai proses identifikasi pasien yang dilakukan oleh Budi dalam situasi ini?

  1. Identifikasi pasien bisa dilakukan dengan menanyakan alamat pasien kepada pendampingnya.
  2. Identifikasi pasien tidak perlu dilakukan jika pasien tidak membawa kartu identitas.
  3. Budi seharusnya meminta nomor telepon pasien sebagai alternatif identifikasi.
  4. Budi seharusnya meminta informasi tambahan untuk identifikasi yang lebih akurat.

 

62. Ketika sedang melakukan shift pertukaran di unit rawat inap, dr. Budi memberikan laporan kepada dr. Ani tentang kondisi pasien yang mengalami penurunan tajam dalam tekanan darahnya. Dr. Ani mencatat dengan seksama informasi yang disampaikan oleh dr. Budi dan mengkonfirmasi pemahamannya kepada dr. Budi. Sebagai surveior puskesmas, bagaimana Anda menilai proses komunikasi antara dr. Budi dan dr. Ani, dan apa yang dapat Anda rekomendasikan untuk meningkatkan komunikasi dalam situasi ini?

  1. Dr. Budi seharusnya memberikan laporan yang lebih singkat dan langsung kepada dr. Ani tanpa konfirmasi lebih lanjut.
  1. Tindakan dr. Ani yang mengkonfirmasi pemahamannya kepada dr. Budi merupakan langkah yang tepat untuk memastikan kejelasan informasi.
  2. Dr. Ani tidak perlu mengkonfirmasi pemahamannya kepada dr. Budi karena sudah mencatat informasi dengan seksama.
  3. Proses komunikasi tidak perlu dilakukan karena dokter sudah memiliki pengetahuan yang cukup tentang kondisi pasien.

63. Ketika sedang meresepkan obat untuk seorang pasien, seorang dokter, Ani, hampir mengira bahwa dia meresepkan obat antihipertensi, namun ternyata dia hampir meresepkan obat penenang dengan nama yang mirip. Sebagai surveior puskesmas, apa langkah yang akan Anda rekomendasikan untuk menghindari kesalahan seperti ini?

  1. Dokter Ani seharusnya tidak memperhatikan nama obat saat meresepkan, hanya harus berfokus pada zat aktifnya.
  2. Nama obat harus dicetak dalam huruf yang lebih besar dan jelas pada resep untuk menghindari kekeliruan.
  3. Kesalahan semacam ini tidak dapat dihindari karena nama obat yang mirip seringkali ditemui.
  4. Dokter Ani harus meminta bantuan dari farmasis untuk memeriksa resep sebelum memberikannya kepada pasien.

64. Ketika sedang berlangsung proses pemindahan pasien dari ruang gawat darurat ke unit rawat inap suatu puskesmas, petugas penerimaan pasien tidak menerima informasi yang jelas tentang kondisi pasien dan rencana pengobatan dari petugas gawat darurat. Sebagai surveior puskesmas, langkah apa yang akan Anda ambil untuk meningkatkan komunikasi dalam proses pemindahan pasien?

  1. Petugas gawat darurat seharusnya hanya memberikan informasi dasar kepada petugas penerimaan pasien.
  2. Petugas penerimaan pasien seharusnya tidak bertanya terlalu banyak detail kepada petugas gawat darurat.
  3. Pelatihan tentang teknik readback perlu diberikan kepada petugas gawat darurat untuk memastikan informasi yang diterima oleh petugas penerimaan pasien.
  4. Komunikasi tidak efektif, sehingga proses pemindahan pasien sebaiknya dihentikan.

65. Saat akan melakukan pemeriksaan laboratorium di Puskesmas X, seorang pasien, Maya, datang dengan kondisi kesadaran yang menurun. Petugas pendaftaran berusaha meminta informasi identifikasi, tetapi Maya hanya dapat menyebutkan nama depannya dan tidak bisa memberikan informasi lainnya. Sebagai surveior puskesmas, tindakan apa yang akan Anda ambil terkait identifikasi pasien dalam situasi ini?

  1. Identifikasi pasien tidak perlu dilakukan jika Maya hanya bisa menyebutkan nama depannya.
  2. Petugas pendaftaran harus mencatat nama depan Maya saja dan melanjutkan proses pendaftaran.
  3. Maya harus diarahkan untuk membuat kartu identitas baru terlebih dahulu sebelum dilayani di puskesmas.
  4. Identifikasi pasien harus dilakukan dengan meminta informasi tambahan dari pendamping pasien.

66. Ketika akan melakukan prosedur diagnostik di Puskesmas, seorang petugas pendaftaran mendapati dua pasien dengan nama yang sama dalam daftar pemeriksaan. Sebagai surveior puskesmas, apa langkah yang harus diambil untuk mengatasi masalah identifikasi pasien dalam situasi ini?

  1. Petugas pendaftaran harus mencatat nomor induk kependudukan sebagai identifikasi tambahan.
  2. Identifikasi pasien bisa dilakukan dengan memeriksa nomor ruangan tempat pasien dirawat.
  3. Salah satu pasien harus menunggu lebih lama untuk dilayani sehingga identitasnya bisa diverifikasi.
  4. Identifikasi pasien tidak perlu dilakukan jika sudah ada nomor rekam medis.

67. Ketika hendak memberikan obat kepada seorang pasien, seorang perawat, Siti, hampir memberikan sitostatika dengan nama yang mirip dengan antibiotik yang seharusnya diberikan. Sebagai surveior puskesmas, apa langkah yang akan Anda rekomendasikan untuk mencegah kesalahan semacam ini?

  1. Perawat Siti harus segera memberikan obat yang benar kepada pasien tanpa memberi tahu pasiententang kesalahan yang hampir terjadi.
  2. Sitostatika dan antibiotik seharusnya disimpan di tempat yang berbeda untuk menghindari kekeliruan.
  3. Perawat Siti seharusnya tidak perlu memperhatikan nama obat saat memberikan obat kepada pasien, hanya harus berfokus pada zat aktifnya.
  4. Perawat Siti harus selalu memeriksa label obat dengan cermat sebelum memberikannya kepada pasien.

68. Pada saat survei di suatu puskesmas, seorang surveior mendapatkan dokumen bukti pelaksanaan kontrol analitik dalam kegiatan PMI. Kontrol analitik merupakan monitoring proses analitik melakukan uji ketelitian dan ketepatan dengan menggunakan bahan kontrol. Apa saja periode pada kontrol analitik?

  1. Periode Pendahuluan, Periode Kontrol dan Periode Penyimpanan spesimen.
  2. Periode Pendahuluan, Periode Kontrol dan Periode Evaluasi hasil uji ketelitian.
  3. Periode Pendahuluan, Periode Kontrol dan Periode pencatatan data pasien hasil pemeriksaan.
  4. Periode Pendahuluan, Periode Kontrol dan Periode pengambilan spesimen.

 

69. Terkait dengan PMI, langkah-langkah metode pemeriksaan laboratorium penting untuk distandarkan untuk menjaga konsistensi mutu hasil pemeriksaan. Dokumen apa yang harus tersedia?

  1. SOP.
  2. Kebijakan / SK.
  3. Kerangka Acuan Kerja / KAK.
  4. Pedoman.

 

70. Saat akan memberikan obat di puskesmas, seorang petugas keperawatan menemukan seorang pasien dengan nomor kamar yang salah. Sebagai surveior puskesmas, bagaimana Anda mengevaluasi proses identifikasi pasien dalam situasi ini?

  1. Identifikasi pasien bisa dilakukan dengan memeriksa nomor ruangan tempat pasien dirawat.
  2. Petugas keperawatan harus memastikan nomor kamar pasien sesuai sebelum memberikan obat.
  3. Petugas keperawatan harus mencatat nomor telepon pasien sebagai identifikasi tambahan.
  4. Identifikasi pasien tidak perlu dilakukan saat memberikan obat

71. Dalam menjalankan praktik kefarmasian di klinik, apoteker harus menerapkan standar pelayanan kefarmasian sehingga pelayanan yang diberikan optimal dan bermutu, mampu melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang tidak rasional dalam rangka keselamatan pasien (patient safety), serta menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian. Klinik melaksanakan pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan serta pelayanan farmasi klinik sesuai standar pelayanan kefarmasian. Tersedia bukti penyimpanan dan pelaporan obat narkotika serta psikotropika sesuai dengan regulasi, merupakan isi dari EP ke berapa?

  1. EP ke 9
  2. EP ke 10
  3. EP ke 11
  4. EP ke 8

72. Pelayanan bedah diberikan sesuai dengan perencanaan berdasarkan hasil kajian dan dicatat dalam rekam medis pasien. Klinik pratama hanya melakukan bedah kecil (minor) tanpa anestesi umum dan/atau spinal. Klinik utama dapat melakukan tindakan bedah kecuali bedah yang menggunakan anestesi umum dengan inhalasi/ spinal, operasi sedang berisiko tinggi dan operasi besar. Pelayanan anestesi dan bedah dilakukan oleh tenaga medis yang kompeten sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan, ini merupakan bunyi dari EP keberapa?

  1. EP ke 2
  2. EP ke 3
  3. EP ke 6
  4. EP ke 5

73. Klinik menyelenggarakan pelayanan promotif dan preventif sesuai dengan kebutuhan pasien dan masyarakat serta mendukung program prioritas nasional seperti pemberian edukasi baik secara langsung ataupun menggunakan media komunikasi seperti banner, leafleat dan multi media. Promotive dan preventif ini merupakn salah satu program prioritas nasional dari Kementerian Kesehatan, merupakan standar ke berapa dan ada berapa EP?

  1. Standar 3.6 dan berisi 2 EP
  2. Standar 3.7 dan berisi 3 EP
  3. Standar 3.6 dan berisi 3 EP
  4. Standar 3.7 dan berisi 2 EP

74. Pemberian terapi gizi sesuai dengan status gizi pasien dan konsisten dengan asuhan klinis. Kondisi kesehatan dan proses pemulihan pasien membutuhkan asupan makanan dan gizi yang memadai, oleh karena itu makanan perlu disediakan secara regular, sesuai dengan rencana asuhan, umur, budaya. Pasien berperan serta dalam perencanaan dan seleksi makanan. Pasien dan Keluarga diberi edukasi tentang pembatasan diet, ini tercantum di standar berapa Elemen penilaian ke berapa?

  1. Standar 9 EP ke 3
  2. Standar 8 EP ke 3
  3. Standar 9 EP ke 4
  4. Standar 9 EP ke 2

75. Pelayanan radiologi diagnostik di klinik disesuaikan dengan kebutuhan dan sesuai keamanan radiasi, klinik yang memberikan pelayanan radio diagnostik di harapkan harus mempunyai manajemen radiasi. Yang di maksud mempunyai manajemen radiasi meliputi?

  1. Kepatuhan terhadap standar yang berlaku, adanya manajemen PPI, Manajemen risiko, manajemen APD
  2. Kepatuhan terhadap standar yang berlaku sesuai undang tentang radiodiagnostik
  3. Kepatuhan terhadap standar yang berlaku, manajemen fasilitas radiasi dan program PPI, tersedia APD, dan ada orientasi terhadap staf tentang praktik prosedur keselamatan
  4. Kepatuhan terhadap standar yang berlaku terutama hanya program radiasi dan PPI, serta semua staf mengetahui prosedur keselamatan

76. Seorang pasien, Rudi, dibawa ke Puskesmas dalam kondisi koma setelah mengalami kecelakaan. Petugas pendaftaran mencatat nama lengkapnya dan nomor rekam medis, tetapi tidak meminta informasi lainnya. Sebagai surveior puskesmas, bagaimana Anda mengevaluasi proses identifikasi pasien dalam situasi ini?

  1. Identifikasi pasien bisa dilakukan dengan meminta informasi tambahan dari pendamping pasien.
  2. Identifikasi pasien tidak mungkin dilakukan jika pasien berada dalam kondisi koma.
  3. Petugas pendaftaran seharusnya mencatat nomor telepon pasien sebagai identifikasi tambahan.
  4. Pasien harus segera diberikan perawatan tanpa proses identifikasi lebih lanjut.

  77. Saat menyiapkan obat untuk seorang pasien, seorang perawat bernama Rini, hampir memberikan obat elektrolit konsentrat yang mengandung kalium klorida dengan kadar lebih dari 1 mEq/ml, padahal yang seharusnya diberikan adalah obat elektrolit konsentrat yang mengandung natrium klorida. Sebagai seorang surveyor puskesmas, tindakan apa yang akan Anda sarankan untuk mencegah kesalahan seperti ini?

  1. Perawat Rini harus segera memberikan obat elektrolit konsentrat yang benar tanpa memberitahu pasien tentang kesalahan yang hampir terjadi.
  2. Obat elektrolit konsentrat seharusnya disimpan di tempat yang berbeda untuk menghindari kekeliruan.
  3. Perawat Rini harus selalu memeriksa label obat dengan cermat sebelum memberikannya kepada pasien.
  4. Perawat Rini seharusnya tidak perlu memperhatikan konsentrasi elektrolit klorida saat memberikan obat kepada pasien.

 

78. Ketika sedang berlangsung shift pertukaran di sebuah puskesmas, Ani , seorang  perawat senior, memberikan laporan kepada perawat yunior tentang kondisi seorang pasien yang  mengalami peningkatan suhu tubuh dan kebingungan. Namun perawat yunior terlihat bingung dan tidak sepenuhnya memahami informasi yang disampaikan oleh Ani. Sebagai surveior puskesmas , bagaimana Anda menilai situasi ini dan langkah apa yang akan Anda rekomendasikan untuk meningkatkan komunikasi ? 

  1. Perawat senior seharusnya memberikan laporan secara tertulis dari pada lisan. 
  2. Komunikasi lisan tidak efektif, sehingga tidak perlu dilakukan shift pertukaran di puskesmas. 
  3. Informasi harus disampaikan dengan lebih singkat dan jelas untuk memudahkan pemahaman.
  4. Perawat junior seharusnya lebih aktif bertanya untuk memastikan pemahaman yang tepat

79. Saat melakukan pemeriksaan rutin di unit farmasi puskesmas, seorang farmasis , Rina, menemukan du jenis obat dengan kemasan yang sangat mirip: satu adalah obat anti hipertensi dan yang lain adalah obat penenang. Kemasan keduanya memiliki warna dan desain yang hampir identik. Sebagai surveior puskesmas, bagaimana Anda menilai situasi ini dan apa yang dapat anda rekomendasikan untuk mencegah kesalahan penggunaan obat? 

  1. Rina harus segera melaporkan temuannya kepada manajemen untuk mengubah kesamaan obat yg mirip. 
  2. Komunikasi tulis lebih efektif daripada komunikasi lisan dalam situasi ini
  3. Rina  seharusnya tidak mempermasalahkan kemasan obat jika zat aktifnya berbeda. 
  4. Peringatan verbal kepada staf farmasi sudah cukup untuk mencegah kesalahan penggunaan obat.

80. Ketika akan melakukan prosedur diagnostik di Puskesmas, seorang petugas pendaftaran  mendapati dua pasien dengan nama yang sama dalam daftar pemeriksaan. Sebagai surveior puskesmas, apa langkah yang harus diambil untuk mengatasi masalah identifikasi pasien dalam situasi ini?

  1. Petugas pendaftaran harus mencatat nomor induk kependudukan sebagai identifikasi tambahan.
  2. Identifikasi pasien tidak perlu dilakukan jika sudah ada nomor rekam medis.
  3. Salah satu pasien harus menunggu lebih lama untuk dilayani sehingga identitasnya bisa diverifikasi.
  4. Identifikasi pasien bisa dilakukan dengan memeriksa nomor ruangan tempat pasien dirawat.

81. Klinik menyelenggarakan pelayanan promotif dan preventif sesuai dengan kebutuhan pasien dan masyarakat serta mendukung program prioritas nasional seperti pemberian edukasi baik secara langsung ataupun menggunakan media komunikasi seperti banner, leafleat dan multi media. Promotive dan preventif ini merupakn salah satu program prioritas nasional dari Kementerian Kesehatan, merupakan standar ke berapa dan ada berapa EP?

  1. Standar 3.6 dan berisi 3 EP
  2. Standar 3.7 dan berisi 2 EP
  3. Standar 3.7 dan berisi 3 EP
  4. Standar 3.6 dan berisi 2 EP

 

82. Ketika sedang meresepkan obat untuk seorang pasien, seorang dokter, Ani, hampir mengira bahwa dia meresepkan obat antihipertensi, namun ternyata dia hampir meresepkan obat penenang dengan nama yang mirip. Sebagai surveior puskesmas, apa langkah yang akan Anda rekomendasikan untuk menghindari kesalahan seperti ini?

  1. Dokter Ani seharusnya tidak memperhatikan nama obat saat meresepkan, hanya harus berfokus pada zat aktifnya.
  2. Dokter Ani harus meminta bantuan dari farmasis untuk memeriksa resep sebelum memberikannya kepada pasien.
  3. Nama obat harus dicetak dalam huruf yang lebih besar dan jelas pada resep untuk menghindari kekeliruan.
  1. Kesalahan semacam ini tidak dapat dihindari karena nama obat yang mirip seringkali ditemui.

 

83. Pasien dan keluarga diberitahu oleh PPA informasi tentang rencana asuhan, proses asuhan dan kemungkinan hasil asuhan yang diberikan. Dalam pendukung pemberian asuhan terintegrasi maka PPA melibatkan pasien dan keluarga dalam proses asuhan pasien sesuai dengan standar?

  1. 3.3
  2. 3.2
  3. 3.4
  4. 3.1

83. Dalam menjalankan praktik kefarmasian di klinik, apoteker harus menerapkan standar pelayanan kefarmasian sehingga pelayanan yang diberikan optimal dan bermutu, mampu melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang tidak rasional dalam rangka keselamatan pasien (patient safety), serta menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian. Klinik melaksanakan pegelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan serta pelayanan farmasi klinik sesuai standar pelayanan kefarmasian. Standar yang ke 15 tentang kefarmasian, ada berapa EP di 3.15 ini?

  1. 13 EP
  2. 11 EP
  3. 12 EP
  4. 10 EP

84. Dalam pendukung pemberian asuhan terintegrasi maka PPA melibatkan pasien dan keluarga dalam proses asuhan pasien. Pasien dan keluarga mengetahui dan menyetujui asuhan dan pelayanan yang mereka terima di klinik. Persetujuan khusus untuk tindakan medik khusus dan resiko tinggi (informed consent). Selama proses asuhan, apakah pasien harus selalu setuju ? Jika pasien menolak untuk dilakukan tindakan, disebut apa ?

  1. Informed Teversible
  2. Informed Refund
  3. Informed Consent
  4. Informed Refusal

85. Berbagai metoda skrining dapat diterapkan di klinik sesuai kebutuhan antara lain : Skrining cepat dengan instrument sederhana, pengamatan atau visual, pemeriksaan fisk dan menggunakan metode triase pada klinikyang memiliki UGD dan SDM yang kompeten. Ada berbagai warna yang menandakan kegawatannya, untuk warna merah dan kuning artinya apa ?

  1. Merah : kejang berulang atau kejang lama; Kuning : lemas 
  2. Kuning : nyeri kepala nyeri dada; Merah : muntah
  3. Kuning : stabil dan tidak ada resiko jatuh; Merah : mulai gawat perlu tindakan segera
  4. Merah : kejang tidak sadarr; Kuning : pingsan

86. Terkait dengan PMI, langkah-langkah metode pemeriksaan laboratorium penting untuk distandarkan untuk menjaga konsistensi mutu hasil pemeriksaan. Dokumen apa yang harus tersedia ?

  1. SOP
  2. Pedoman
  3. Kerangka Acuan Kerja/KAK
  4. Kebijakan / SK

87. Dalam pendukung pemberian asuhan terintegrasi maka PPA melibatkan pasien dan keluarga dalam proses asuhan pasien. Pasien dan keluarga mengetahui dan menyetujui asuhan dan pelayanan yang mereka terima di klinik. Persetujuan khusus untuk tindakan medik khusus dan resiko tinggi (informed consent). Informed Consent berisi hal apa saja ?

  1. Informasi dan penjelasan : nama, tindakan, dokter pelaksana dan pembiayaannya yang perlu dipersiapkan oleh pasien dan keluarga
  2. Informasi dan penjelasan tentang nama, tindakan, resiko dan pembiayaan yang harus disiapkan oleh pihak keluarga
  3. Informasi dan penjelasan : nama, tindakan, jadwal, hasil yang diinginkan oleh pasien dan keluarga
  4. Informasi dan penjelasan : nama, tindakan, resiko tindakan, kemungkinan komplikasi, tindakan alternative dan hal-hal lain yang perlu dipersiapkan oleh pasien dan keluarga

88. Pada saat survei di suatu puskesmas, seorang surveior mendapatkan dokumen bukti pelaksanaan kontrol analitik dalam kegiatan PMI. Kontrol analitik merupakan monitoring proses analitik melakukan uji ketelitian dan ketepatan dengan menggunakan bahan kontrol. Apa saja periode pada kontrol analitik ?

  1. Periode Pendahuluan, Periode Kontrol dan Periode Evaluasi hasil uji ketelitian
  2. Periode Pendahuluan, Periode Kontrol dan Periode Penyimpanan spesimen
  3. Periode Pendahuluan, Periode Kontrol dan Periode pengambilan spesimen
  4. Periode Pendahuluan, Periode Kontrol dan Periode pencatatan data pasien hasil pemeriksaan

89. Seorang pasien, Rudi, dibawa ke Puskesmas dalam kondisi koma setelah mengalami kecelakaan. Petugas pendaftaran mencatat nama lengkapnya dan nomor rekam medis, tetapi tidak meminta informasi lainnya. Sebagai surveior puskesmas, baagaimana Anda mengevaluasi proses identifikasi pasien dalam siituasi ini ?

  1. Identifikasi pasien tidak mungkin dilakukan jika pasien berada dalam keadaan koma
  2. Pasien harus segera diberikan perawatan tanpa proses identifikasi lebih lanjut
  3. Petugas pendaftaran seharusnya mencatat nomor telepon pasien sebagai identifikasi tambahan
  4. Identifikasi pasien bisa dilakukan dengan meminta informasi tambahan dari pendamping pasien

90. Dalam menjalankan praktik kefarmasian di klinik, apoteker harus menerapkan standar pelayanan kefarmasian sehingga pelayanan yang diberikan optimal dan bermutu, mampu melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang tidak rasional dalam rangka keselamatan pasien (patient safety), serta menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian. Klinik melaksanakan pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan serta pelayanan farmasi klinik sesuai standar pelayanan kefarmasian. Tersedia bukti penyimpanan dan pelaporan obat narkotika serta psikotropika sesuai dengan regulasi, merupakan isi dari EP ke berapa ?

  1. EP ke 10
  2. EP ke 8
  3. EP ke 9
  4. EP ke 11

91. Dalam menjalankan praktik kefarmasian di klinik, apoteker harus menerapkan standar pelayanan kefarmasian sehingga pelayanan yang diberikan optimal dan bermutu, mampu melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang tidak rasional dalam rangka keselamatan pasien (patient safety), serta menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian. Klinik melaksanakan pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan serta pelayanan farmasi klinik sesyai standar pelayanan kefarmasian. Standar akreditasi klinik Bab III sesuai dengan No 1983 tahun 202 standar 3.15 membahas tentang kefarmasian, EP berapa yang menyatakan tersedia daftar formularium klinik ?

  1. EP ke 4
  2. EP ke 1
  3. EP ke 2
  4. EP ke 3

92. Pada saat telusur ke ruang laboratorium di suatu puskesmas, tampak petugas laboratorium mencuci tangan lalu menggunakan handscoen dan juga menggunakan jas kerja laboratorium. Penerapan PPI apakah yang sedang diperlihatkan dari langkah-langkah tersebut ?

  1. Kewaspadaan standar
  2. Kewaspadaan berdasarkan transmisi
  3. Kewaspadaan isolasi
  4. Kewaspadaan berdasarkan tranmisi droplet

93. Jika kebutuhan pasien terhadap pelayanan tidak dapat dipenuhi oleh klinik, maka pasien harus dirujuk ke fasyankes yang mampu menyediakan pelayanan yang berdasarkan kebutuhan pasien dan telah bekerja sama dengan klinik. Ini merupakan bab 3 standar 11 tentang proses rujukan, di dalam Rujukan EP ke 3 menyatakan ?

  1. Ada daftar jejaring rujukan klinik
  2. Klinik yang merujuk pasien memastikan bahwa fasyankes yang dituju dapat memenuhi kebutuhan pasien
  3. Ada tata cara dan prosedur rujukan pasien
  4. Pasien/keluarga memperoleh informasi rujukan dan memberi persetujuan untuk dilakukan rujukan berdasarkan kebutuhan pasien

94. Pemberian terapi gizi sesuai dengan status gizi pasien dan konsisten dengan asuhan klinis. Kondisi kesehatan dan proses pemulihan pasien membutuhkan asupan makanan dan gizi yang memadai, oleh karena itu makanan perlu disediakan secara reguler, sesuai dengan rencana asuhan, umur, budaya. Pasien berperan serta dalam perencanaan dan seleksi makanan. Pasien dan Keluarga diberi edukasi tentang pembatasan diet, ini tercantum di standar berapa Elemen penilaian ke berapa ?

  1. Standar 9 EP 4
  2. Standar 9 EP 2
  3. Standar 8 EP 3
  4. Standar 9 EP 3

95. Proses kajian pasien menentukan efektifitas asuhan yang akan dilakukan. Ketika pasien yang diterima di klinik untuk memperoleh pelayanan klinis perlu dilakukan kajian awal oleh tenaga medis, keperawatan/kebidanan dan tenaga pemberi asuhan lainnya. Untuk proses kajian awal, isi minimal kajian awal adalah ?

  1. Riwayat ekonomi dan keluarga
  2. Riwayat penyakit dan status psikososial spiritual
  3. Screening gizi pasien dan keluarga
  4. Riwayat penggunaan obat terlarang dan minuman

96. Berbagai metoda skrining dapat diterapkan di klinik sesuai kebutuhan antara lain : skrining cepat dengan instrument sederhana, pengamatan atau visual, pemeriksaan fisik dan menggunakan metode triase pada klinik yang memiliki UGD dan SDM yang kompeten. Skrining bertujuan untuk?

  1. Mengkaji dan meyimpulkan tindakan
  2. Untuk menyediakan pelayanan untuk pasien yang datang ke klinik
  3. Mengetahui klinik apakah staf nya sudag terlatih
  4. Mengetahui kebutuhan pasien dan untuk mengetahui kemampuan dalam memberikan pelayanan

97. Saat akan melakukan pemeriksaan laboratorium di Puskesmas X, seorang pasien, Maya, datang dengan kondisi kesdaran yang menurun. Petugas pendaftaran berusaha meminta informasi identifikasi, tetapi Maya hanya dapat menyebutkan nama depannya dan tidak bisa memberikan informasi lainnya. Sebagai surveior puskesmas, tindakan apa yang akan Anda ambil terkait identifikasi pasien dalam situasi ini ?

  1. Idnetifikasi pasien harus dilakukan dengan meminta informasi tambahan dari pendamping pasien
  2. Maya harus diarahkan untuk membuat kartu identitas baru terlebih dahulu sebelum dilayani di puskesmas
  3. Petugas pendaftaran harus mencatat nama depan Maya saja dan melanjutkan proses pendaftaran
  4. Identifikasi pasien tidak perlu dilakukan jika Maya hanya bisa menyebutkan nama depannya

98. Asuhan pasien didokumentasikan dalam rekam medik dilakukan sebagai berikut:

•⁠ ⁠a. Masing-masing tenaga profesional pemberi asuhan menulis dalam rekam medik lembar masing-masing

•⁠ ⁠b. Pelaporan insiden keselamatan pasien didokumentasikan dalam rekam medik pasien

•⁠ ⁠c. Setiap catatan dalam rekam medis harus lengkap dan jelas dengan mencantumkan nama, waktu dan tanda tangan dokter, dokter gigi, dan/atau tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan secara berrutan sesai dengan waktu pelayanan.

•⁠ ⁠d. Kepatuhan dokter dalam menuliskan resep sesuai formularium didokumentsikan dalam rekam medik

99. Pelayanan radiologi disediakan untuk memenuhi kebutuhan pasien.

Pelayanan radiologi dikelola sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan. Klinik yang memiliki pelayanan radiologi dipastikan memiliki manajemen keamanan radiasi. Pelayanan radiologi apa yang dapat dilakukan pada klinik pratama?

  • a. Pelayanan fluoroskopi
  • b. Pelayanan mammografi
  • c. Pelayanan panoramic/cephalometri
  • d. Pelayanan ultra sonografi (USG)

100. Pada waktu survei di klinik B, Surveior menemukan rencana asuhan/pengobatan/tindakan sudah terdokumentasi dengan baik di dalam rekam medis pasien, namun dalam rekam medis elektronik tidak ditemukan persetujuan pasien, dan persetujuan pasien didokumentasikan terpisah dalam lembaran kertas yang kemudian dikumpulkan bersama persetujuan persetujuan asuhan/tindak medis lain untuk semua pasien klinik. Apa rekomendasi terbaik yang diberikan oleh

Surveior kepada Klinik tersebut?

  • a. Mengorganisasikan lembar persetujuan pasien menurut tanggal pasien berobat
  • b. Mengusahakan form lembar persetujuan medis dalam rekam medis elektronik dan membangun sistem penginputan tandatangan atau bukti persetujuan pasien
  • c. Kembali ke Rekam Medis konvensional
  • d. Mengorganisasikan lembar persetujuan pasien menurut nama pasien

101. Rencana asuhan menjelaskan asuhan dan pengobatan/tindakan yang diberikan kepada seorang pasien. Rencana asuhan memuat satu paket tindakan yang dilakukan oleh pelaksana asuhan untuk mendukung diagnosis yang ditegakkan melalui pengkajian. Agar rencana asuhan berjalan dengan baik, dimanakah seharusya pendokumentasi rencana asuhan?

  • a. Di bagian Farmasi pasien
  • b. Di Rekam Medis pasien
  • c. Di pendaftaran pasien
  • d. Di CPPT Paien
Ditulis pada Tak Berkategori | Tinggalkan komentar

Soal dan Pembahasan Ujian Kompetensi Surveior FKTP Puskesmas Klinik – TKPP – Skill

  1. Pada telusur penyimpanan obat di Puskesmas Sedang Berkembang tidak memperhatikan FIFO FEFO, obat high alert dan NORUM, ditemukan obat kedaluwarsa dalam rak penyimpanan. Ada LPLPO. Tidak ada kartu stok. Wawancara petugas adalah dengan seorang perawat yang baru bertugas 1 bulan dan tidak paham. Berapa skor untuk hasil telusur di atas?
    a. Bila Puskesmas belum memilki SK Pelayanan Kefarmasian dan SOP Pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP,maka skor 0.
    b. Bila Puskesmas sudah memiliki SK Pelayanan Kefarmasian dan SOP Pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP,maka skor 10,
    c. Bila Puskesmas belummemilki SK Pelayanan Kefarmasian dan SOP Pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP,maka skor TDD.
    d. Bila Puskesmas belum memilki apoteker, maka skor TDD.
  2. Sebagai surveior TKPP pada elemen penilaian 3.13.EP1 diminta ada bukti penetapan jenis-jenis pelayanan laboratorium yang disediakan. Pada saat telusur ditemukan adanya SK penetapan jenis-jenis pelayanan laboratorium yang belum disahkan, Pedoman Laboratorium, SPO pelayanan Laboratorium yang telah disahkan. Saat survei berakhir PJ klinik dapat menunjukkan bukti SK penetapan jenis-jenis pelayanan laboratorium yang telah dijelaskan. Skor yang tepat diberikan surveior untuk pemenuhan EP tersebut?
    a. 0
    b. 10
    c. Tidak Dapat Diterapkan (TDD)
    d. 5
    3. Pada saat telusur dokumen di Puskesmas Sehat Selalu, didapatkan SK Pelayanan Klinis Puskesmas dan SK Penyampaian Informasi Hak dan Kewajiban serta Keselamatan Pasien. Saat wawancara dilakukan ke petugas pendaftaran, petugas tidak memahami dan tidak ada bukti logbook penyampaian informasi hak dan kewajiban pasien. Berapa skoring yang akan diberikan surveior TKPP?
    a. TDD.
    b. 0.
    c. 10.
    d. 5.

    4. Prosedur penanganan pasien gawat darurat diawali dengan triase dan harus sesuai dengan panduan praktik klinis dan pedoman penanganan kegawatdaruratan. Pada saat telusur dokumen di Puskesmas C, didapatkan bukti adanya SK Pelayanan Klinis, SK Triase, Panduan Tata Laksana Triase, SOP Triase, SOP Penanganan Gawat Darurat, observasi dan wawancara telah dilakukan prosedur triase dan pelayanan klinis. Berapa skor yang diberikan untuk pemenuhan elemen penilaian?

    a. TDD.
    b. 5.
    с. 0.
    d. 10
    5. Dalam telusur fasilitas pada kegiatan penyiapan makanan untuk pasien di puskesmas ditemukan terdapat ruangan dapur untuk mengolah makanan, namun tidak terdapat kulkas untuk menyimpan bahan makanan, tidak terdapat lemari untuk tempat peralatan makan yang bersih, peralatan makan ditempatkan pada meja disamping tempat cuci peralatan. Berapa nilai yang diberikan oleh surveior?
    a. TDD.
    b. 5.
    с. 0.
    d. 10.
    6. Puskesmas Subur Makmur memiliki formularium obat, tetapi bukti penyusunan tidak lengkap. Hanya ada notulensi dan foto pelaksanaan kegiatan. Berapa skor yang Anda berikan?
    a. 5, karena bukti yang diminta EP kurang lengkap. Bukti kegiatan hanya ada notulensi dan foto yang seharusnya dilengkapi absensi dan undangan.
    b. 0, karena belum tentu disusun bersama-sama karena bukti penyusunan tidak lengkap.
    c. TDD.
    d. 10, karena bukti yang diminta elemen penilaian lengkap yaitu memiliki formularium dan 2 bukti kegiatan.

    7. Pengisian dokumen rekam adalah proses pengisian pada formulir yang ada dalam dokumen rekam medis yang dilaksanakan oleh petugas terkait. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam pengisian formulir dokumen rekam medis. Pengisian rekam medis di Klinik/ Puskesmas dilakukan oleh:

    a. Dokter, dokter gigi, perawat, dan apoteker
    b. Dokter, dokter gigi, dan/ atau tenaga kesehatan yang lain, termasuk mahasiswa praktik jika ada
    c. Dokter, dokter gigi, dan/ atau tenaga kesehatan yang melaksanakan pelayanan kesehatan perseorangan
    d. Dokter, dokter gigi, perawat, dan bidan
    8. Pada saat telusur ruangan di Puskesmas Abdi Kesehatan, surveior mengamati adanya alur pendaftaran dan alur pelayanan yang terpajang di dinding ruang tunggu pendaftaran. Alur pendaftaran meliputi pasien umum dan pasien peserta JKN. Alur pelayanan yang dipajang mash sulit dipahami oleh pasien/pengunjung saat surveior wawancara ke pasien. Berapa skor yang diberikan oleh surveior?
    a. TDD.
    b. 10.
    с. 0.
    d. 5

    9. Seorang Ahli gizi melakukan screening gizi secara rutin bagi pasien rawat inap dan mencatat hasilnya dalam rekam medis. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa kebutuhan gizi pasien terpenuhi selama perawatan. Apakah yang dilakukan

    survieor untuk menilai kegiatan tersebut?
    a. Melihat pembuatan CPPT dan dokumentasi di rekam medik
    b. Melihat dokumentasi pelayanan promotif dan preventif
    c. Melihat screening gizi pasien sebagai bagian dari pengkajian awal
    d. Mengamati pelaksanaan asuhan dan terdokumentasi di rekam medik

    10. Pada sebuah telusur ruang farmasi sebuah puskesmas ditemukan obat kedaluwarsa belum dilakukan pemusnahan dan menumpuk bersama obat lain. Wawancara petugas tidak paham pengelolaan obat kedaluwarsa. SK dan SPO ada. Penyimpanan FIFO FEFO, obat high alert sesai. LPLPO ada. Kartu stok ada. Berapa skor yang sesuai untuk hasil telusur di atas?

    a. 10

    b. TDD

    c. 5

    d. 0

    11.  Pada telusur penyimpanan obat di Pukesmas Sedang Berkembang tidak memperhatikan FIFO FEFO, obat high alert dan NORUM, ditemukan obat kedaluwarsa dalam rak penyimpanan. Ada LPLPO. Tidak ada kartu stok.
    Nawancara petugas adalah dengan seorang perawat yang baru bertugas 1 bulan dan tidak paham. Berapa skor untuk hasil telusur di atas?
    a. Bila Pukesmas belum memilki apoteker, maka skor IDD.
    b. Bila Puskesmas sudah memiliki SK Pelayanan Kefarmasian dan SOP Pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP, maka skor 10,
    c. Bila Puskesmas belum memilki SK Pelayanan Kefarmasian dan SOP Pengelolaan sedian farmasi dan BMHP, maka skor TDD.
    d. Bila Puskesmas belum memilki SK Pelayanan Kefarmasian dan SOP Pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP, maka skor 0.

    12. Puskesmas Subur Makmur memiliki formularium obat, tetapi bukti penyusunan tidak lengkap. Hanya ada notulensi dan foto pelaksanaan kegiatan. Berapa skor yang Anda berikan?
    a. TDD.
    b. 0, karena belum tentu disusun bersama-sama karena bukti penyusunan tidak lengkap.
    c. 10, karena bukti yang diminta elemen penilaian lengkap yaitu memiliki formularium dan 2 bukti kegiatan.
    d. 5, karena bukti yang diminta EP kurang lengkap. Bukti kegiatan hanya ada notulensi dan foto yang seharusya dilengkapi absensi dan undangan.

12. Klinik yang disurvei adalah klinik utama rawat inap yang memberikan pelayanan Laboratorium dengan penanggung jawab laboratorium adalah dokter ahli patologi klinik. Jenis pelayanan laboratorium sesuai dengan jenis-jenis pelayanan yang disediakan oleh Klinik. Pada penelusuran komponen regulasi di 3.13 Tidak ada prosedur rujukan spesimen dan/atau pengguna layanan, Jika pemeriksaan laboratorium fidak dapat dilakukan oleh klinik. Bagaimana surveior menulis fakta dan analisis yang ditemukan?

a. Klinik adalah klinik utama rawat inap dengan pj laboratorium dr ahli patologi, klinik menyediakan pelayanan laboratorium sesai jenis pelayanan di klinik. Tidak ada SOP rujukan spesimen dan /atau pengguna layanan jika pemeriksaan laboratorium tidak dapat dilakukan oleh klinik
b. Tidak ada SOP rujukan spesimen dan /atau pengguna layanan jika pemeriksaan laboratorium tidak dapat dilakukan oleh klinik
c. Klinik adalah klinik utama rawat inap dengan pj laboratorium dr ahli patologi, klinik menyediakan pelayanan laboratorium sesuai jenis pelayanan di klinik. Oleh karena itu klinik tidak memiliki SOP rujukan spesimen dan /atau pengguna layanan jika pemeriksaan laboratorium tidak dapat dilakukan oleh klinik
d. Klinik adalah klinik utama rawat inap dengan penanggung jawab lab dr ahli patologi, tidak ada SOP rujukan spesimen dan /atau pengguna layanan jika pemeriksaan laboratorium tidak dapat dilakukan oleh klinik
13. Klinik X bekerjasama dengan Puskesmas melakukan kegiatan promotif dan preventif untuk mendukung Program Prioritas Nasional. Salah satu kegiatan promotif dan preventif yang dilakukan di klinik adalah pemantauan stunting secara kesinambungan. Ada pelayanan promotif dan preventif yang dilakukan secara berkala beserta bukti pelaksanaannya. Bukti apakah yang harus dilihat oleh seorang surveior dalam hal pencatatan dan pelaporan program stunting?
a. Adanya program kerja stunting, koordinasi pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program
b. Adanya pencatatan dan pelaporan program stunting, monitoring dan tindak lanjutnya
c. Adanya penetapan indikator dan target kinerja stunting disertai capaian dan analisisnya
d. Adanya pencatatan dan pelaporan program stunting,monitoring dan tindak lanjutnya
14. Pada sebuah telusur ruang farmasi Pukesmas Aman Selamat ditemukan obat kedaluwarsa belum dilakukan pemusnahan dan menumpuk bersama obat lain. Wawancara petugas tidak paham pengelolaan obat kedaluwarsa. SK dan SPO ada. Penyimpanan FIFO FEFO, obat high alert sesai. LPLPO ada. Rekomendasi apa yang akan Anda berikan?
a. Lakukan MOU dengan pihak ke-3.
b. Laporkan ke Dinas Kesehatan.
c. Lakukan pemusnahan berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup.
d. Baca SOP pengelolaan obat kedaluwarsa, pahami, laksanakan dan dokumentasikan dengan berita acara.
15. Dr. Sandra melakukan pengkajian awal pada pasien baru, yang datang ke klinik dengan keluhan utama sakit kepala berkepanjangan. Dalam proses pengkajian, Dr. Sandra mencatat status fisik. psikososial-spiritual, riwayat kesehatan, riwayat penggunaan obat, dan melakukan screening gizi pasien. Berdasarkan Standar 3.4, manakah
elemen penilaian yang paling penting untuk dilakukan dalam 24 jam pertama setelah pasien datang?
a. Evaluasi kondisi psikososial saja
b. Pembuatan rencana asuhan tanpa pengkajian
c. Pengkajian awal yang komprehensif
d. Pemberian obat tanpa diagnosa
16. Kepala Puskesmas menetapkan nilai normal, rentang nilai rujukan untuk setiap jenis pemeriksaan yang disediakan, dan nilai kritis pemeriksaan laboratorium. Bukti yang diminta 1) KS jenis pelayanan laboratorium, 2) SK rentang nilai normal, 3) SK tentang nilai kritis laboratorium, 4) SOP-SOP terkait pelayanan laboratorium dan pengelolaan limbah. Berapa skor yang sesai dengan fakta dan analisis terhadap pemenuhan bukti regulasi saat telusur?
a. Skor 10, bila 1), 2). 3) dipenuhi walau 4) tidak ada.
b. Skor 10, bila semua SOP terpenuhi walau 1), 2) ,3) tidak ada.
c. Skor TDD, bila Puskesmas Rawat Jalan.
d. Skor 10, bila 1,) 2,) dan )3 terpenuhi dan memiliki sebagian atau seluruh SOP terkait pelayanan laboratorium dan SOP Pengelolaan Limbah.
17. Sebagai surveior TKPP, anda mendapatkan fakta di klinik tersebut tidak terdapat bukti dokumentasi sosialisasi hak dan kewajiban pasien. Namun pimpinan klinik menyampaikan perah melakukan sosialisasi dan pimpinan serts staff memahami tentang isi hak dan kewajiban pasien. Berapa skor yang Anda berikan kepada Klinik terhadap pemenuhan elemen penilaian “Terdapat dokumen bukti klinik telah mensosialisasikan hak dan kewajiban pasien ?
a. 5
b. 10
с. 0
d. TDD

42. Klinik “Sahat Medika” menunjukkan rekam medis pasien secara acak. Pada saat telaah dokumen, surveior melihat bahwa sebagian besar kajian pasien dilakukan hanya oleh Dokter Penanggung Jawab Pasien. Klinik memiliki tenaga perawat dan bidan, Berapa skor yang akan surveior berikan untuk pemenuhan elemen pernilaian “ada bukti dilakukan kajian oleh PPA”?

a. Tidak Dapat Diterapkan (TDD)

  1. 5
  2. 0
  3. 10

 

  1. Pada saat telusur dokumen di Puskesmas X. surveior TKPP membuka berkas Identifikasi dan pemenuhan pasien dengan risiko, kendala dan kebutuhan khusus, ditemukan adanya Keputusan Kepala Puskesmas X tapi belum ditandatangani dan distempel, ada SOP identifikasi pasien yang sudah disahkan, tetapi referensinya mencantumkan regulasi yang sudah tidak berlaku. Dalam situasi ini, berapa nilai yang harus diberikan oleh surveior TKPP?
  2. 0.
  3. 10.
  4. TDD.
  5. 5.

 

  1. Sebagai surveior TKPP pada elemen penilaian 3.13.EP1 diminta ada bukti penetapan jenis jenis pelayanan laboratorium yang disediakan. Pada saat telusur ditemukan adanya SK penetapan jenis-jenis pelayanan laboratorium yang belum disahkan, Pedoman Laboratorium, SPO pelayanan Laboratorium yang telah disahkan. Saat survei berakhir PJ klinik dapat menunjukkan bukti SK penetapan jenis-jenis pelayanan laboratorium yang telah dijelaskan. Skor yang tepat diberikan surveior untuk pemenuhan EP tersebut?
  2. 10
  3. Tidak Dapat Diterapkan (TDD)
  4. 0

d 5

 

  1. Petugas pendaftaran wajib meminta persetujuan umum dari pasiin atau keluarga/pengantar. Saat dilakukan wawancara terhadap pasien di Puskesmas Jujur Adil. pasien merijawab tidak menerima informasi dan persetujuan umum sebelum menerima pelayanan. Berapa skor yang diberikan oleh surveior untuk pemenuhan elemen penilaian ini?
  2. 5
  3. TDD.
  4. 0.
  5. 10.

 

  1. Setelah melaksanakan survei, surveior harus membuat laporan hasil survei melalui aplikasi SINAF. Rekomendasi hasil survei akan dijadikan dasar panyusunan PPS oleh klinik. Sebuah klinik setelah mendapatkan sertifikat akreditasi dan rekomendasi hasil survey,  menjumpai bahwa banyak rekomendasi survei tidak sesuai dengan saat survei. Rekomendasi juga sulit ditindaklanjuti klinik karena ketidakjelasan fakta dan rekomendasi yang ditulis oleh surveior. Kode etik apa yang dilangggar oleh surveior  tersebut?

a. Dapat memberikan solusi/penyelesaian bila ditemukan ketidaksesuaian standar

b. Mengikuti dan memahami perkembangan IPTEK, dalam bidang keahliannya terutama dalam bidang pelayanan kesehatan, peningkatan mutu. praktek klinis, manajemen dan Instrumen akreditasi

c. Mengirimkan laporan survei yang tidak sesuai dengan fakta dan analisa yang ditemukan dilapangan

d. Sadar akan kedudukan, hak dan kewajibannya sabagai survelor yang merupakan wakil dari lembaga penyelenggara akreditasi

 

  1. Sebuah LPA menugaskan seorang surveior bidang Tala Kalola Palayanan dan Penunjang untuk menyurvey Puskesmas Y di provinsi yang sama dengan domisili surveior. Sebelum pandemi Covid-19. surveior tersebut pernah membimbing Puskesmas Y untuk persiapan akreditasi dengan menggunakan Standar Akreditasi Puskesmas yang ada dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015. Apakah yang harus dilakukan surveior tersebut setelah menerima surat tugas untuk menyurvei Puskesmas

Melaporkan adanya conflict of interest kepada Kelua LPA dan meminta untuk digantikan penugasannya oleh surveior lain yang tidak memiliki conflict of interest.

Bersikap seolah-olah tidak ada conflict of interest, dan menjalankan survei akreditasi seobjektil mungkin.

Tetap menjalankan survei akreditasi sesuai surat tugas sebagai bentuk layalitas kepada IPA.

Memberitahu Ketua LPA bahwa sebelumnya pernah membimbing Puskesmas Y, namun meminta agar tetap ditugaskan menyurvey puskesmas tersebut,

 

12. Pada saat telusur dokumen di Puskesmas X. surveior TKPP membuka berkas Identifikasi dan pemenuhan pasien dengan risiko, kendala dan kebutuhan khusus, ditemukan adanya Keputusan Kepala Puskesmas X tapi belum diltandatangani dan distempel, ada SOP identifikasi pasien yang sudah disahkan, tetapi referensinya mencantumkan regulasi yang sudah tidak berlaku. Dalam situasi ini, berapa nilai yang harus diberikan oleh surveior TKPP?

  1. 0.
  2. 10.
  3. TDD.
  4. 5

13. Petugas pendaftaran wajib meminta persetujuan umum dari pasion atau keluarga/pengantar. Saat dilakukan wawancara terhadap pasien di Puskesmas Jujur Adil. pasien menjawab tidak menerima informasi dan persetujuan umum sebelum menerima pelayanan. Berapa skor yang diberikan oleh surveior untuk pemenuhan elemen penilaian ini?

  1. 0
  2. TDD.
  3. 5
  4. 10.

 

14. Pergisian dokumen rekam adalah proses pengisian pada formulir yang ada dalam dokumen rekam medis yang dilaksanakan oleh petugas terkait. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam pengisian formulir dokumen rekam medis. Pengisian rekan medis di Klinik/ Puskesmas dilakukan oleh:

  1. Dokter. dokter gigi, perawat, dan bidan
  2. Dokter, dokter gigi, dan/atau tenaga kesehatan yang lain, termasuk mahasiswa praktik jika ada
  3. Dokter, dokter gigi, perawat, dan apoteker
  4. Dokter, dokter gigi, dan/atau tenaga kesehatan yang melaksanakan pelayanan kesehatan perseorangan

 

  1. Dalam telusur fasilitas pada kegiatan penyiapan makanan untuk pasien di puskesmas ditemukan terdapat ruangan dapur untuk mengolah makanan. namun tidak terdapat kulkas untuk menyimpan bahan makanan, tidak terdapat lemari untuk tempat peralatan makan yang bersih, peralatan makan ditempatkan pada meja disamping tempat cuci peralatan, Berapa nilai yang diberikan oleh surveior?
  2. 5.
  3. TDD.
  4. 0
  5. 10.

 

  1. Puskesmas Subur Makmur memiliki formularium obat, tetapi bukti penyusunan tidak lengkap. Hanya ada notulensi dan foto pelaksanaan kegiatan, Berapa skor yang Anda berikan? 

        a. 5. karena bukti yang diminta EP kurang lengkap. Bukti kegiatan hanya ada notulensi dan foto yang seharusnya dilengkapi absensi dan undangan.

        b. O, karena belum tentu disusun bersama-sama karena bukti penyusunan tidak lengkap.

c. TDD.

d. 10, karena bukti yang diminta elemen penilaian lengkap yaitu memiliki formularium dan 2 bukti kegiatan.

 

  1. Saat meninjau proses penanganan obat di Klinik “Sehat Berkah”, surveior menemukan bahwa klinik memiliki kebijakan dan prosedur penanganan obat kadaluarsa/rusak yang terdokumentasi dengan baik. Ketika dilakukanı telusur lapangan, surveior menemukan bahan kedokteran gigi sudah kadaluwarsa dan demikian pula di ruang Tindakan terdapat keterlambatan dalam pelaksanaan proses pemusnahan obat yang kadaluarsa/rusak. Berdasarkan temuan tersebut, berapa skor yang seharusnya diberikan oleh surveior untuk pengisian nilai PKP 15 EP 10. “Ada kebijakan dan atau prosedur penanganan obat kadaluarsa/rusak”? 

            a. 5

            b.O

            c. 10

d. TDD

 

  1. Pada waklu melakukan tulusur dokumen di sebuah klinik pratama, surveior mendapatkan ada bukti SPO skrining pasien tetapi tidak menemukan bukti implementasi. Saat wawancara terhadap petugas, petugas dan sekuriti tidak mengetahui langkah-langkah skrining pasien . Apa rekomendasi yang diberikan surveior terhadap klinik tersebut?

a. Memberikan surat teguran terhadap petugas

b. Melakukan pembinaan terhadap petugas

c. Melakukan sosialisasi terhadap petugas

d. Memberikan surat peringatan terhadap petugas

 

  1. Dalam menjalankan praktik kefarmasian di klinik, apoteker harus menerapkan standar pelayanan kefarmasian sehingga pelayanan yang diberikan optimal dan bermutu, mampu melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang tidak rasional dalam rangka keselamatan pasien (patient safety), serta menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian. Klinik melaksanakan pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan serta pelayanan farmasi klinik sesuai standar pelayanan kefarmasian. Standar akreditasi klinik Bab III sesuai dengan No. 1983 lahun 2022 standar 3.15 membahas tentang kefarmasian, EP berapa yang menyatakan tersedia daftar formularium klinik?

a. EP ke 1

b. EP ke 2

c EP ke 3

d. EP ke 4

 

  1. Pelayanan bedah diberikan sesuai dengan perencanaan berdasarkan hasil kajian dan dicatat dalam rekam medis pasien, Klinik pratama hanya melakukan bedan kecil (minor) tanpa anestesi umum dan/atau spinal. Klinik utama dapat melakukan tindakan bedah kecuali bedah yang menggunakan anestesi umum dengan inhalasi/ spinal, operasi sedang berisiko tinggi dan operasi besar. Pelayanan anestesi dan bedah dilakukan oleh tenaga medis yang kompeten sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan, ini merupakan bunyi dari EP ke berapa?

a. EP ke 6

b. EP ke 2

c. EP ke 5

d. EP ke 3

 

22. Berbagai metoda skrining dapat diterapkan di klinik sesuai kebutuhan antara lain: Skrining cepat dengan instrument sederhana, pengamalan atau visual, pemeriksaan fisik dan menggunakan metoda triase pada klinik yang memiliki UGD dan SDM yang kompeten. Ada prosedur skrining yang di tetapkan, merupakan salah satu elemen penilaian yang ke berapa?

a. EP ke 2

b. EP ko 4

c. EP ke 3

d. EP ke I

 

23. Saat menyiapkan obat untuk seorang pasien, seorang perawat, Rini, hampir memberikan elektrolit konsentrat yang mengandung kalium klorida dengan konsentrasi lebih dari 1 mEq/ml, padahal seharusnya dia memberikan elektrolit konsentrat yang mengandung natrium klorida. Sebagai surveior puskesmas, apa tindakan yang akan Anda sarankan untuk mencegah kesalahan seperti ini?

a. Perawat Rini seharusnya tidak perlu memperhatikan konsentrasi elektrolit klorida saat memberikan obat kepada pasien.

b. Perawat Rini harus selalu memeriksa label obat dengan cermat sebelum memberikannya kepada pasien.

c. Perawat Rini harus segera memberikan elektrolit konsentrat yang benar tanpa memberitahu pasien tentang kesalahan yang hampir terjadi.

d. Elektrolit konsentrat seharusnya disimpan di tempat yang berbeda untuk menghindari kekeliruan.

 

24. Dalam menjalankan praktik kefarmasian di klinik, apoteker harus menerapkan standar pelayanan kefarmasian sehingga pelayanan yang diberikan optimal dan bermutu, mampu melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang tidak rasional dalam rangka keselamatan pasien (palient safety), serta menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian. Klinik melaksanakan pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan serta pelayanan farmasi klinik sesuai standar pelayanan kefarmasian. Tersedia bukti penyimpanan dan pelaporan obat narkotika serta psikotropika sesuai dengan regulasi, merupakan isi dari EP ke berapa?a. EP ke 8

b. EP ke 10

c. EP ke 11

d. EP ke 9

 

25. Dalam pendukung pemberian asuhan terintegrasi maka PPA melibatkan pasien dan keluarga dalam proses asuhan pasien. Pasien dan keluarga mengetahui dan menyetujui asuhan dan pelayanan yang mereka terima di klinik. Persetujuan khusus untuk tindakan medik khusus dan resiko tinggi (informed consent). Pasien dan keluarga diberitahu oleh PPA informasi tentang apa saja?

a. Rencana asuhan, proses dan hasil yang pasti

b. Rencana asuhan, pembiayaan, proses dan hasil asuhan yang di dapatkan

c. Rencana asuhan, proses asuhan dan kemungkinan hasil asuhan yang diberikan

d. Rencana asuhan dan proses hanya pasien yang mengetahui

 

26. Dalam menjalankan praktik kefarmasian di klinik, apoteker harus menerapkan standar pelayanan kafarmasian sahingga pelayanan yang diberikan optimal dan bemutu, mampu melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang tidak rasional dalam rangka keselamatan pasien (patient safety), serta menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian. Klinik melaksanakan pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan serta pelayanan farmasi klinik sesuai standar pelayarian kefarmasian. Standar akreditasi klinik Bab III sesuai dengan No. 1983 tahun 2022 standar 3.15. membahas tentang kefarmasian. EP berapa yang menyatakan tersedia abat emergency pada unit-unit dimana diperlukan dan dapat di akses?

a. EP ke 8

b. EP ke 6

c. EP ke 7

d. EP ke 5

 

27. Klinik yang menyelenggarakan pelayanan rawat inap menyediakan sarana transportasi rujukan pasien (ambulance) yang memenuhi persyaratan sesuai keleriluan perundangan. Dalam hal klinik belum memiliki ambulans. dapat dipenuhi melalui kerja sama dengan fasilitas pelayanan kesehatan lain. Untuk sarana transportasi yang memenuhi syarat ada di EP?

a. EP ke 2

b. EP ke 1

c. EP ke 3

d. EP ke 4

 

28. Pemberian terapi gizi sesuai dengan status gizi pasien dan konsiston dengan asuhan klinis, Kondisi kesehatan dan proses pemulihan pasien membutuhkan asupan makanan dan gizi yang memadai oleh karena itu makanan perlu disediakan secara regular, sesuai dengan rencana asuhan, umur. budaya. Pasien berperan serta dalam perencanaan dan seleksi makanan, Pasien dan Keluarga di beri edukasi tentang pembalasan diel. ini tercantum di standar berapa Elemen penilaian ke berapa?

a. Standar 8 EP  ke 3

b. Standar 9 EP ke 3

c. Standar 9 PP ke 7

d. Standar 9 EP ke 4

 

29. Ketika akan melakukan prosedur diagnostik di Puskesmas, seorang petugas pendaftaran mendapati dua pasien  dengan nama yang sama dalam daftar pemeriksaan. Sebagai surveior puskesmas, apa langkah yang harus diambil untuk mengatasi masalah identifikasi pasien dalam situasi ini?

a. Salah satu pasien harus menunggu lebih lama untuk dilayani sehingga identitasnya bisa diverifikasi.

b. Identifikasi pasien bisa dilakukan dengan memeriksa nomor ruangan tempat pasien dirawat.

c. Petugas pendaftaran harus mencatat nomor induk kependudukan sebagai Identifikasi tambahan.

d. Identifikasi pasien tidak perlu dilakukan jika sudah ada nomor rekam medis.

 

30. Pelayanan Rujukan dilaksanakan apabila klinik tidak memiliki kompotensi penanganan yang sesuai dengan kebutuhan pasien. Pelayanan rujukan ini merupakan standar ke 11. ada berapa EP ?

a. 4 EP

b. 3 EP

c. 2 EP

d. 5 EP

 

31. Ketika hendak memberikan obat kepada seorang pasien, seorang perawat, Sifi, hampir memberikan sitostatika dengan nama yang mirip dengan antibiotik yang seharusnya diberikan. Sebagai surveior puskesmas. apa langkah yang akan Anda rokomendasikan untuk mencegah kesalahan semacam ini?

a. Perawat Siti harus selalu memeriksa label obat dengan cermat sebelum memberikannya kepada pasien.

b. Sitostatika dan antibiotik seharusnya disimpan di tempat yang berbeda untuk menghindari kekeliruan.

c. Perawal Siti harus segera memberikan obat yang benar kepada pasien tanpa memberi tahu pasien tentang kesalahan yang hampir terjadi.

d. Perawat siti seharusnya tidak perlu memperhatikan nama obat saat memberikan obat kepada pasien, hanya harus berfokus pada zat aktifnya.

 

32. Saat sedang bertugas di unit gawat darurat Puskesmas AAA. perawat senior, Nita, menerima instruksi tertulis dari dokter tentang penyesuaian dosis obat untuk seorang pasien. Nita membaca instruksi tersebut dengan cermat dan mengonfirmasi kepada dokler melalui telepon untuk memastikan bahwa dia telah memahaminya dengan benar. Sebagai survelor puskesmas, bagaimana Anda mengevaluasi tindakan Nita dalam menerirna instruksi dan apa yang dapat Anda rekomendasikan untuk meningkatkan proses komunikasi?

a. Nita seharusnya mencatat instruksi tersebut dan memberikannya langsung kepada perawal junior tanpa konfirmasi lebih lanjut.

b. Tindakan Nita yang mengonfirmasi instruksi kepada dokler merupakan langkah yang tepat untuk memastikan pemahaman yang benar.

c. Nita seharusnya tidak perlu mengonfirmasi instruksi kepada dokter karena sudah membacanya dengan cermat.

d. Komunikasi tertulis lebih efektif daripada komunikasi verbal. sehingga Nita tidak perlu mengonfirmasi melalui telepon,

 

33. Pada saal survey di suatu puskesmas, seorang surveior mendapatkan dokumen bukti pelaksanaan kontrol analitik dalam kegiatan PMI. Kontrol analifik merupakan monitoring proses analitik melakukan uji ketelitian dan ketepatan dengan menggunakan bahan kontrol. Apa saja periode pada kontrol analitik?

a. Periode Pendahuluan. Periode Kontrol dan Periode pengambilan spesimen.

b. Periode Pendahuluan. Periode Kontrol dan Periode Penyimpanan spesimen.

c. Periode Pendahuluan, Periode Kontral dan Periode Evaluasi hasil uji ketelitian.

d. Periode Pendahuluan, Periode Kontrol dan Periode pencatatan data pasien hasil pemeriksaan

34.Kepala Puskesmas menetapkan nilai normal, rentang nilai rujukan untuk setiap jenis pemeriksaan yang disediakan, dan nilai kritis pemeriksaan laboratorium. Bukti yang diminta 1) SK jenis pelayanan laboratorium, 2) SK rentang nilai normal, 3) SK tentang nilai kritis laboratorium, 4) SOP-SOP terkait pelayanan laboratorium dan pengelolaan limbah. Berapa skor yang sesudi dengan fakta dan analisis terhadap pemenuhan bukti regulasi saat telusur?

  • a. Skor 10, bila semua SOP terpenuhi walau 1), 2) ,3) tidak ada.
  • b. Skor 10, bila 1), 2), dan 3) terpenuhi dan memiliki sebagian atau seluruh SOP terkait pelayanan laboratorium dan SOP Pengelolaan Limbah.
  • c. Skor TDD, bila Puskesmas Rawat Jalan.
  • d. skor 10, bila 1), 2), 3) dipenuhi walau 4) tidak ada.

35.Ketika survei pada sebuah Puskesmas, dari hasil telusur regulas doktran. DIT A wawancara dengan Kepala Puskesmas terkonfirmasi bahwa program manajemen risiko (MR) telah disusun dan ditetapkan oleh Kepala Puskesmas. Dari telusur Dokumen dan wawancara dengan PJ Mutu dan PJ MR yang terfokus pada implementasi MR, terkonfirmasi ada bukti sudah dilakukan identifikasi, analisis dan evaluasi risiko namun belum dibuat dalam bentuk daftar risiko dan juga belum dibuat profil risiko Berapa skor yang paling tepat Anda berikan kepada Puskesmas terhadap pemenuhan ” EP4 pada kriteria 5.2.1 ” ?

  • a. 10
  • b. Tidak dapat diterapkan
  • c. 5

      d. 0

36. Saat anda survei di salah satu Klinik diperoleh data sebagai berikut, Pasien dan kelvarga pasien dalam proses asuhan, dan di temukan pasien faham tentang: a) Pasien faham dan mengerti tentang prosedur tindakan dan buktinya terlampir, b) Pasien dan keluarga mengetahui rencana asuhan diagnostik dan kemungkinan rencana asuhan yang di berikan. Selain itu juga terdapat SPO persetujuan tindakan kedokteran dan ada dokumen buktinya di laksanakannya SPO tersebut. Berapakah skor yang tepat anda berikan terhadap Standar 3.2 EP 2?

  • a. 10
  • b. 0
  • c. TDD (Tidak Dapat Diterapkan)
  • d. 5
Ditulis pada Tak Berkategori | Tinggalkan komentar

Soal dan Pembahasan Ujian Kompetensi Surveior FKTP Puskesmas Klinik – TKPP – Attitude

  1. Surveior dalam melaksanakan tugas harus mematuhi kode etik surveior. Sanksi diberikan oleh ketua LPA kepada surveior yang melanggar kode etik setelah dilakukan sidang dan keluar rekomendasi sanksi dari bidang etik di LPA. Sanksi dapat berupa sanksi ringan, sanksi sedang dan sanksi berat. Apabila seorang surveior melakukan pelanggaran kode etik dan mendapatkan sanksi ringan, apakah yang akan diterima surveior tersebut?
    a. Penghentian sementara penugasan survei selama 6 (enam) bulan
    b. Teguran tertulis
    c. Penghentian sementara penugasan survei selama 3 (tiga) bulan
    d. Penghentian sebagai surveior

Jawab: b

2. Surveior dalam melakanakan tugas harus mematuhi kode etik surveior. Sanksi diberikan oleh ketua LPA kepada surveior yang melanggar kode etik setelah dilakukan sidang dan keluarnya rekomendasi sanksi dari bidang etik di LPA. Sanksi dapat berupa sanksi ringan, sanksi sedang dan sanksi berat. Apabila seorang surveior melakukan pelanggaran kode etik dan mendapatkan sanksi sedang, apakah yang akan diterima surveior tersebut?
a. Penghentian sementara penugasan survei selama 6 (enam) bulan
b. Teguran tertulis
c. Penghentian sementara penugasan survei selama 3 (tiga) bulan
d. Penghentian sebagai surveior

Jawab: A

3. Surveior dalam melaksanakan tugas harus mematuhi kode etik surveior. Sanksi diberikan oleh ketua LPA kepada surveior yang melanggar kode etik setelah dilakukan sidang dan keluarnya rekomendasi sanksi dari bidang etik di LPA. Sanksi dapat berupa sanksi ringan, sanksi sedang dan sanksi berat. Apabila seorang surveior melakukan pelanggaran kode etik dan
mendapatkan sanksi berat, apakah yang akan diterima surveior tersebut?
a Penghentian sebagai surveior
b. Penghentian sementara penugasan survei selama 6 (enam) bulan
c. Teguran tertulis
d. Penghentian sementara penugasan survei selama 3 (tiga) bulan

Jawab. A

4. Seorang surveior TKSD akan menjalankan tugas survei klinik ke Kota XXX. Secara kebetulan anak surveior tersebut juga akan melakukan ujian masuk perguruan tinggi di Kota XXX. Surveior meminta klinik untuk menanggung biaya keberangkatan anaknya tersebut. Kode etik apa yang dilangggar oleh surveior tersebut?
a. Meminta fasilitas di luar bidang akreditasi baik untuk kepentingan pribadi maupun keluarga
b. Sadar akan kedudukan, hak dan kewajibannya sebagai surveior yang merupakan wakil dari lembaga penyelenggara akreditasi
c. Meminta/menerima uang/oleh-oleh/barang
d. Menggunakan tim/lembaga penyelenggara akreditasi/Kementerian Kesehatan untuk kepentingan pribadi atau golongan tertentu atau melakukan promosi diri dengan tujuan memperoleh imbalan

Kode etik yang paling tepat untuk menggambarkan pelanggaran surveior tersebut adalah:

  • a. Meminta fasilitas di luar bidang akreditasi baik untuk kepentingan pribadi maupun keluarga.

Alasan pilihan jawaban a:

  • Tidak relevansi dengan tugas survei: Meminta klinik untuk menanggung biaya keberangkatan anak untuk ujian masuk perguruan tinggi jelas tidak ada kaitannya dengan tugas survei klinik. Ini adalah permintaan fasilitas pribadi yang tidak berhubungan dengan proses akreditasi.
  • Konflik kepentingan: Permintaan ini menciptakan konflik kepentingan antara tugas profesional sebagai surveior dan kepentingan pribadi keluarga. Surveior seharusnya menjaga netralitas dan objektivitas dalam melaksanakan tugas survei.
  • Pelanggaran etika: Memanfaatkan posisi sebagai surveior untuk mendapatkan keuntungan pribadi merupakan pelanggaran etika yang serius.

Mengapa pilihan jawaban lain kurang tepat:

  • b. Sadar akan kedudukan, hak dan kewajibannya sebagai surveior: Surveior ini justru tidak sadar akan kewajibannya sebagai surveior yang seharusnya menjaga integritas dan tidak menyalahgunakan wewenang.
  • c. Meminta/menerima uang/oleh-oleh/barang: Permintaan ini tidak melibatkan pemberian atau penerimaan uang secara langsung, melainkan fasilitas berupa penanggung jawaban biaya perjalanan.
  • d. Menggunakan tim/lembaga penyelenggara akreditasi/Kementerian Kesehatan untuk kepentingan pribadi: Permintaan ini tidak melibatkan penggunaan lembaga atau tim secara langsung, melainkan hanya memanfaatkan situasi survei untuk kepentingan pribadi.

Kesimpulan:

Permintaan surveior untuk menanggung biaya keberangkatan anaknya merupakan pelanggaran kode etik yang jelas karena tidak relevan dengan tugas survei, menciptakan konflik kepentingan, dan memanfaatkan posisi untuk keuntungan pribadi.

Penting untuk diingat bahwa:

  • Surveior harus selalu menjaga integritas dan objektivitas dalam melaksanakan tugas.
  • Setiap permintaan atau tindakan yang berpotensi menimbulkan konflik kepentingan harus dihindari.
  • Pelanggaran kode etik dapat berdampak buruk pada kredibilitas surveior dan lembaga penyelenggara akreditasi.

Sebagai tambahan, sebaiknya surveior melaporkan kejadian ini kepada lembaga penyelenggara akreditasi untuk diambil tindakan yang sesuai.

5. Seorang surveior TKPP yang sedang survei luring H2 di sebuah klinik ingin melakukan telusur rekam medik. Surveior langsung memasuki ruang rekam medik surveior yang ada di klinik, padahal tidak ada petugas yang berwenang menangan rekam medik karena sedang di wawancara oleh surveior TKSD.Kode etik apa yang dilangggar oleh surveior tersebut?
a. Bersikap tidak bersahabat
b. Menyalahkan tanpa dasar dan tak memberi solusi
c. Patuh terhadap ketentuan di Pukesmas, Klinik, Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD, dan TPMDG setempat
d. Memegang teguh rahasia yang berkaitan dengan tugasnya

Kode etik yang paling tepat untuk menggambarkan pelanggaran surveior TKPP tersebut adalah:

  • c. Patuh terhadap ketentuan di Pukesmas, Klinik, Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD, dan TPMDG setempat.

Alasan pilihan jawaban c:

  • Akses tidak sah ke rekam medis: Surveior TKPP secara langsung memasuki ruang rekam medis tanpa izin dan tanpa didampingi oleh petugas yang berwenang. Tindakan ini jelas melanggar ketentuan yang berlaku di klinik terkait akses terhadap rekam medis pasien.
  • Gangguan terhadap proses survei: Tindakan surveior tersebut berpotensi mengganggu proses survei yang sedang berlangsung, terutama wawancara dengan petugas yang berwenang menangani rekam medis.
  • Pelanggaran privasi pasien: Akses yang tidak sah ke rekam medis merupakan pelanggaran terhadap privasi pasien. Data medis merupakan informasi sensitif yang harus dijaga kerahasiaannya.

Mengapa pilihan jawaban lain kurang tepat:

  • a. Bersikap tidak bersahabat: Meskipun tindakan surveior tersebut tidak sopan, namun pelanggaran utama adalah terkait dengan akses tidak sah ke rekam medis, bukan sikap yang tidak bersahabat.
  • b. Menyalahkan tanpa dasar dan tak memberi solusi: Tindakan ini tidak mencerminkan adanya penyalahan atau pemberian solusi yang tidak tepat.
  • d. Memegang teguh rahasia yang berkaitan dengan tugasnya: Pelanggaran ini lebih terkait dengan tidak menjaga rahasia data pasien daripada rahasia tugas surveior.

Kesimpulan:

Dengan memasuki ruang rekam medis tanpa izin, surveior TKPP telah melanggar ketentuan yang berlaku di klinik terkait akses terhadap rekam medis pasien. Tindakan ini merupakan pelanggaran kode etik yang serius karena berpotensi mengganggu proses survei, melanggar privasi pasien, dan tidak patuh terhadap peraturan yang berlaku.

Penting untuk diingat bahwa:

  • Surveior harus selalu mematuhi peraturan dan prosedur yang berlaku di fasilitas kesehatan yang sedang disurvei.
  • Akses terhadap rekam medis harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dan dengan izin dari pihak yang berwenang.
  • Kerahasiaan data pasien harus selalu dijaga.

Sebagai tambahan, tindakan surveior tersebut dapat dilaporkan kepada lembaga penyelenggara akreditasi atau pihak berwenang terkait untuk dilakukan evaluasi lebih lanjut dan diberikan sanksi jika diperlukan.

6. Dalam menjalankan tugasnya, seorang surveior akreditasi Puskesmas dan Klinik harus berpegang teguh pada kode etik. Kode etik merupakan pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan. Diatur di manakah kode etik surveior akreditasi Puskesmas dan Klinik?
a. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2022.
b. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/1983/2022.
c. Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor HK.02.02/1/3991/2022.
d. Keputusan Direktur Jenderal Pelavanan Kesehatan Nomor HK.02.02/1/105/2023.
Jawab:
C. Kode Etik Surveior Surveior dalam melaksanakan survei akreditasi Puskesmas, Klinik, Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD, dan TPMDG harus mematuhi kode etik yang telah ditetapkan sebagai berikut: 1. Hal-hal yang wajib dilakukan seorang surveior, yaitu: a. Bersikap ramah, santun dan terbuka; b. Bersikap jujur dan tidak memihak; c. Sadar akan kedudukan, hak dan kewajibannya sebagai surveior yang merupakan wakil dari lembaga penyelenggara akreditasi;
d. Dapat memberikan solusi/penyelesaian bila ditemukan ketidaksesuaian standar; e. Memegang teguh rahasia yang berkaitan dengan tugasnya; f. Menjaga kondisi kesehatan dan menghilangkan kebiasaan tidak sehat; g. Patuh terhadap ketentuan di Puskesmas, Klinik, Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD, dan TPMDG setempat; h. Menjaga penampilan dalam hal berpakaian pada saat pelaksanaan survei; i. Mengikuti dan memahami perkembangan IPTEK, dalam bidang keahliannya terutama dalam bidang pelayanan kesehatan, peningkatan mutu, praktek klinis, manajemen dan instrumen akreditasi; j. Bekerja sesuai pedoman dan kode etik yang ditetapkan; dan k. Tidak menggunakan tim/lembaga penyelenggara akreditasi/ Kementerian Kesehatan untuk kepentingan pribadi atau golongan tertentu atau melakukan promosi diri dengan tujuan memperoleh imbalan. 2. Yang tidak boleh dilakukan oleh surveior, yaitu: a. Bersikap tidak bersahabat; b. Menyatakan kelulusan atau ketidaklulusan; c. Meminta fasilitas di luar bidang akreditasi baik untuk kepentingan pribadi maupun keluarga; d. Menyalahkan tanpa dasar dan tak memberi solusi; e. Merokok dan minum minuman keras selama kegiatan survei; f. Memakai baju tidak resmi/tidak sopan/baju casual/jeans pada saat survei; g. Menawarkan diri untuk menjadi pembimbing; h. Meminta/menerima uang/oleh-oleh/barang; i. Mempersingkat waktu survei; j. Meninggalkan Puskesmas, Klinik, Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD, dan TPMDG disaat survei; k. Memberikan komentar negatif terhadap pembimbing atau surveior lain; l. Mengirimkan laporan survei yang tidak sesuai dengan fakta dan analisa yang ditemukan dilapangan; dan m. Tergabung dalam lebih dari 1 (satu) lembaga penyelenggara akreditasi. D. Sanksi Surveior Surveior akreditasi yang terbukti melanggar kode etik dalam melaksanakan tugas survei akreditasi Puskesmas, Klinik, Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD, dan TPMDG dapat diberikan sanksi ringan, sedang maupun berat oleh Ketua Lembaga Penyelenggara Akreditasi setelah dilakukan sidang dan keluarnya rekomendasi sanksi dari bidang etik di Lembaga Penyelenggara Akreditasi. 1. Sanksi Ringan Berupa teguran tertulis 2. Sanksi Sedang Berupa penghentian sementara penugasan survei selama 6 (enam) bulan 3. Sanksi Berat Berupa pemberhentian sebagai surveior
7. Dalam menjalankan tugas survei, surveior harus berpedoman pada tata laksana survei dan kode etik yang telah ditetapkan. Agar surveior tidak melanggar ketentuan dalam ketepatan waktu pelaporan hasil survei, kapan seorang surveior harus mengirimkan laporan hasil survei melalui aplikasi SINAF?
a. 2 hari kerja setelah hari terakhir survei
b. 3 hari kerja setelah hari terakhir survei
c. 7 hari kerja setelah hari terakhir survei
d. 5 hari kerja setelah hari terakhir survei
8. Seorang surveior TKPP yang sedang menjalankan survei luring H2 di sebuah klinik. Tiba-tiba surveior TKPP yang mash berstatus ASN tersebut mendapatkan telpon dari pimpinan, untuk menghadiri rapat penting di Kantor Gubernur. Surveior TKPP mengakhiri survei H2 pada pukul 11.00 WIB di klinik tersebut. Kode etik apa yang dilangggar oleh surveior tersebut?
a. Patuh terhadap ketentuan di Puskesmas, Klinik, Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD, dan TPMDG setempat
b. Meninggalkan Puskesmas, Klinik, Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD, dan TPMDG disaat survei
c. Bekerja sesuai pedoman dan kode etik yang ditetapkan
d. Mempersingkat waktu survei
9. lbu C adalah Ketua Tim Surveior Akreditasi di Puskesmas H. Proses survei luring di Puskesmas H selesai lebih cepat daripada jadwal acara yang tertera dalam Petunjuk Teknis Survei Akreditasi. Apakah yang harus diputuskan oleh Ibu C?
a. Mengakhiri proses survei luring, karena diminta oleh pihak Puskesmas H.
b. Segera melaksanakan exit conference, karena ingin menikmati kuliner.
c. Mengakhiri proses survei luring, agar bisa segera membuat laporan hasil survei Puskesmas H.
d. Memanfaatkan waktu yang tersedia untuk melakukan telusur lebih mendalam dan teliti terhadap pemenuhan standar akreditasi di Puskesmas H.
10 Pada tanggal 20 Juli 2023 Pukesmas M menjalani survei akreditasi oleh LPA N. Ketua LPA N menugaskan Ibu A dan Bapak B. Ibu A adalah seorang surveior Tata Kelola Pelayanan dan Penunjang yang sekaligus merangkap sebagai Ketua Tim Surveior. Hal apakah yang tidak boleh dilakukan oleh Ibu A pada saat exit conference?
a. Memberikan informasi tentang kelulusan akreditasi Puskesmas M.
b. Memberikan semangat, agar Pukesmas M tetap melakukan continuous quality improvement (CQI).
c. Memberitahu Puskesmas M, agar menyusun Perencanaan Perbaikan Strategis (PPS) untuk menindaklanjuti setiap rekomendasi surveior.
d. Mengucapkan selamat kepada Kepala Pukesmas M, karena telah selesai menjalani survei akreditasi.
11. Surveior D adalah seorang purnabakti ASN di dinas kesehatan Kota A. Suatu saat LPA G di mana surveior tersebut bergabung menugaskannya untuk menyurvei Puskesmas Edi Kota A. Sepuluh tahun lalu, surveior ketika masih aktif sebagai ASN pernah mengalami konflik dengan salah satu personil di Puskesmas E.Apa yang harus dilakukan surveior D tersebut?
a. Tetap menjalankan survei akreditasi sesai surat tugas sebagai bentuk loyalitas kepada LPA G.
b. Melaporkan adanya conflict of interest kepada Ketua LPA G dan meminta untuk digantikan penugasannya oleh surveior lain yang tidak memiliki conflict of interest.
c. Memberitahu Ketua LPA G bahwa sebelumnya pernah mengalami konflik dengan salah satu personil Puskesmas E, namun meminta agar tetap ditugaskan menyurvei puskesmas tersebut.
d. Bersikap seolah-olah tidak ada conflict of interest, dan menjalankan survei akreditasi seobjektif mungkin.
12. Sebuah LPA menugaskan seorang surveior bidang Tata Kelola Pelayanan dan Penunjang untuk menyurvei Puskesmas Ydi provinsi yang sama dengan domisili surveior. Sebelum pandemi Covid-19, surveior tersebut pernah membimbing Puskesmas Y untuk persiapan akreditasi dengan menggunakan Standar Akreditasi Puskesmas yang ada dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015. Apakah yang harus dilakukan surveior tersebut setela menerima surat fugas untuk menyurvei Puskesmas Y?
a. Bersikap seolah-olah tidak ada conflict of interest, dan menjalankan survei akreditasi seobjektif mungkin.
b. Tetap menjalankan survei akreditasi sesai surat tugas sebagai bentuk loyalitas kepada LPA.
c. Melaporkan adanya conflict of interest kepada Ketua LPA dan meminta untuk digantikan penugasannya oleh surveior lain yang tidak memiliki conflict of interest.
d. Memberitahu Ketua LPA bahwa sebelumnya pernah membimbing Puskesmas Y, namun meminta agar tetap ditugaskan menyurvei puskesmas tersebut.

13. Dalam menjalankan tugasnya, seorang surveior akreditasi Puskesmas dan Klinik harus  berpegang teguh pada kode etik. Kode etik merupakan pedoman sikap, tingkah laku  dan perbuatan. Manakah di antara hal-hal berikut ini yang wajib dilakukan seorang  surveior akreditasi Puskesmas dan Klinik?

a. Memberikan solusi/penyelesaian bila ditemukan ketidaksesuaian standar

b. Menyatakan kelulusan atau ketidaklulusan

c. Menyalahkan tanpa dasar dan tidak memberi solusi

d. Meminta fasilitas di luar bidang akreditasi, baik untuk kepentingan pribadi maupun keluarga

14. Bapak B adalah seorang surveior akreditasi Puskesmas dan Klinik yang juga adalah  anggota Tim Pembina Cluster Binaan (TPCB) suatu kabupaten mendapatkan surat  tugas sebagai Ketua Tim Surveior untuk melakukan survei akreditasi di suatu puskesmas  Puskesmas tersebut merupakan salah satu puskesmas dalam cluster binaannya. Apa  yang harus dilakukan oleh Bapak B?

a. Bersikap seolah-olah tidak ada conflict of interest, dan menjalankan survei akreditasi seobjektif mungkin

b. Memberitahukan adanya konflik kepentingan kepada Ketua LPA segera setelah menerima surat tugas.

c. Melaporkan kepada Ketua LPA agar tidak ditugaskan sebagai Ketua Tim Surveior, sehingga tidak terlalu menimbulkan conflict of interest sgat melakukan survei di puskesmas tersebut

d. Tetap menjadi Ketua Tim Surveior dan meminta anggota tim surveior agar tidak memberi tahu LPA.

15. Ketika seorang surveior akreditasi Puskesmas dan Klinik menerima surat tugas, mungkin saja terjadi situasi yang disebut conflict of interest. Situasi tersebut akan menyebabkan penilain yang diberikan tidak objektif. Manakah diantara hal-hal berikut ini yang tidak termasuk situasi conflict of interest yang dapat dihadapi oleh seorang surveior akreditasi puskesmas dan klinik ?

a. Pernah terjadi konflik dengan personik di puskesmas yang akan disurvei

b. Pernah bekerja di puskesmas yang akan disurvei

c. Mengetahui profil puskesmas yang akan di survei

d. Mempunyai hubungan saudara kandung atau keluarga inti dengan kepala puskesmas yang akan di survei

16. Seorang surveior TKSD akan menjalankan tugas survei klinik ke Kota XXX. Secara kebetulan anak surveior tersebut juga akan melakukan ujian masuk perguruan tinggi di Kota XXX. Surveior meminta klinik untuk menanggung biaya keberangkatan anaknya tersebut. Kode etik apa yang dilangggar oleh surveior tersebut?

a. Meminta/menerima uang/oleh-oleh/barang

b. Menggunakan tim/lembaga penyelenggara akreditasi/ Kementerian Kesehatan untuk kepentingan pribadi atau golongan tertentu atau melakukan promosi diri dengan tujuan memperoleh imbalan

c. Sadar akan kedudukan, hak dan kewajibannya sebagai surveior yang merupakan wakil dari lembaga penyelenggara akreditasi

d. Meminta fasilitas di luar bidang akreditasi baik untuk kepentingan pribadi maupun keluarga

 

17. Seorang surveior TKSD yang sudah dijadwalkan survei luring H2 di sebuah klinik pada tanggal 5 Juni 2024. Tiba-tiba secara sepihak surveior TKSD tersebut meminta penundaan survei kepada klinik menjadi tanggal 6 Juni 2024. Hal tersebut juga tidak dilaporkan kepada LPA yang menugaskannya. Kode etik apa yang dilangggar oleh surveior tersebut? Soal 2Jawaban

a. Bersikap tidak bersahabat

b. Meminta fasilitas di luar bidang akreditasi baik untuk kepentingan pribadi maupun keluarga

c. Bekerja sesuai pedoman dan kode etik yang ditetapkan

d. Sadar akan kedudukan, hak dan kewajibannya sebagai surveior yang merupakan wakil dari lembaga penyelenggara akreditasi;

 

18. Surveior dalam melakanakan tugas harus mematuhi kode etik surveior. Sanksi diberikan oleh ketua LPA kepada surveior yang melanggar kode etik setelah dilakukan sidang dan keluarnya rekomendasi sanksi dari bidang etik di LPA. Sanksi dapat berupa sanksi ringan, sanksi sedang dan sanksi berat. Apabila seorang surveior melakukan pelanggaran kode etik dan mendapatkan sanksi berat, apakah yang akan diterima surveior tersebut?

a. Teguran tertulis

b. Penghentian sebagai surveior

c. Penghentian sementara penugasan survei selama 3 (tiga) bulan

d. Penghentian sementara penugasan survei selama 6 (enam) bulan

 

19. Surveior D adalah seorang purnabakti ASN di dinas kesehatan Kota A. Suatu saat LPA G di mana surveior tersebut bergabung menugaskannya untuk menyurvei Puskesmas E di Kota A. Sepuluh tahun lalu, surveior D ketika masih aktif sebagai ASN pernah mengalami konflik dengan salah satu personil di Puskesmas E. Apa yang harus dilakukan surveior D tersebut? Soal Jawaban

a. Bersikap seolah-olah tidak ada conflict of interest, dan menjalankan survei akreditasi seobjektif mungkin.

b. Tetap menjalankan survei akreditasi sesuai surat tugas sebagai bentuk loyalitas kepada LPA G.

c. Melaporkan adanya conflict of interest kepada Ketua LPA G dan meminta untuk digantikan penugasannya oleh surveior lain yang tidak memiliki conflict of interest.

d. Memberitahu Ketua LPA G bahwa sebelumnya pernah mengalami konflik dengan salah satu personil Puskesmas E, namun meminta agar tetap ditugaskan menyurvei puskesmas tersebut.

20. Dalam menjalankan tugasnya, seorang surveior akreditasi Puskesmas dan Klinik harus berpegang teguh pada kode etik. Kode etik merupakan pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan. Manakah di
antara hal-hal berikut ini yang wajib dilakukan seorang surveior akreditasi Puskesmas dan Klinik?
a. Menyatakan kelulusan atau ketidaklulusan
b. Menyalahkan tanpa dasar dan tidak memberi solusi
c. Meminta fasilitas di luar bidang akreditasi, baik untuk kepentingan pribadi maupun keluarga
d. Memberikan solusi/penyelesaian bila ditemukan ketidaksesuaian standar

21. Seorang surveior TKPP yang sedang survei luring H2 di sebuah klinik ingin melakukan telusur rekam medik. Surveior langsung memasuki ruang rekam medik surveior yang ada di klinik, padahal
tidak ada petugas yang berwenang menangani rekam medik karena sedang di wawancara oleh surveior TKSD. Kode etik apa yang dilangggar oleh surveior tersebut?
a. Menyalahkan tanpa dasar dan tak memberi solusi
b. Memegang teguh rahasia yang berkaitan dengan tugasnya
c. Bersikap tidak bersahabat
d. Patuh terhadap ketentuan di Puskesmas, Klinik, LabKes, UTD, TPMD, dan TPMDG setempat

22. Salah satu fungsi pembinaan dan pengawasan kemenkes terhadap pelaksanaan survei adalah melakukan covisit saat surveior melaksanakan tugas survei. Dari pengamatan covisit ditemukan bahwa surveior bekerja sesuai dengan standar dan instrumen. Surveior hanya menanyakan sesuai standar dan instrumen yang ada. Namun pada saat klinik menanyakan apakah yang sudah dilakukan mereka sesuai dengan standar atau belum, surveior tidak dapat menjawab. Kode etik apa yang dilangggar oleh surveior tersebut?
a. Menyalahkan tanpa dasar dan tak memberi solusi
b. Dapat memberikan solusi/penyelesaian bila ditemukan ketidaksesuaian standar
c. Sadar akan kedudukan, hak dan kewajbannya sebagai surveior yang merupakan wakil dari
lembaga penyelenggara akreditasi
d. Mengikuti dan memahami perkembangan IPTEK, dalam bidang keahliannya terutama dalam bidang pelayanan kesehatan, peningkatan mutu, prakłek klinis, manajemen dan instrumen
akreditasi

23. Dalam menjalankan tugasnya, seorang surveior akreditasi Puskesmas dan Klinik harus berpegang leguh pada kode etik Kode etik merupakan pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan. Diatur di
manakah kode etik surveior akreditasí Puskesmas dan Klinik?
a. Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor HK.02.02/I/3991/2022
b. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/1983/2022

c.Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2022

d. Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor HK.02.02/I/105/2023

24. Dalam menjalankan tugas survei, surveior harus berpedoman pada tata laksana survei dan kode etik yang telah ditetapkan. Agar surveior tidak melanggar ketentuan dalam ketepatan waktu pelaporan hasil survei, kapan seorang surveior harus mengirimkan laporan hasil survei melalui
aplikasi SINAF?
a. 2 hari kerja setelah hari terakhir survei
b. 3 hari kerja setelah hari terakhir survei
c. 7 hari kerja setelah hari terakhir survei
d. 5 hari kerja setelah hari terakhir survei

25. Seorang surveior TKPP yang sedang menjalankan survei luring H2 di sebuah klinik. Tiba-tiba surveior TKPP yang mash berstatus ASN tersebut mendapatkan telpon dari pimpinan, untuk
menghadiri rapat penting di Kantor Gubernur. Surveior TKPP mengakhiri survei H2 pada pukul 11.00 WIB di klinik tersebut. Kode etik apa yang dilangggar oleh surveior tersebut?
a. Patuh terhadap ketentuan di Puskesmas, Klinik, Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD, dan TPMDG setempat
b. Meninggalkan Puskesmas, Klinik, Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD, dan TPMDG disaat survei
c. Bekerja sesuai pedoman dan kode etik yang ditetapkan
d. Mempersingkat waktu survei

26. lbu C adalah Ketua Tim Surveior Akreditasi di Puskesmas H. Proses survei luring di Puskesmas H selesai lebih cepat daripada jadwal acara yang tertera dalam Petunjuk Teknis Survei Akreditasi.
Apakah yang harus diputuskan oleh Ibu C?
a. Mengakhiri proses survei luring, karena diminta oleh pihak Puskesmas H
b. Segera melaksanakan exit conference, karena ingin menikmati kuliner
c. Mengakhiri proses survei luring, agar bisa segera membuat laporan hasil survei Puskesmas H
d. Memanfaatkan waktu yang tersedia untuk melakukan telusur lebih mendalam dan teliti terhadap pemenuhan standar akreditasi di Puskesmas H

27. Pada tanggal 20 Juli 2023 Pukesmas M menjalani survei akreditasi oleh LPA N. Ketua LPA N menugaskan Ibu A dan Bapak B. Ibu A adalah seorang surveior Tata Kelola Pelayanan dan Penunjang
yang sekaligus merangkap sebagai Ketua Tim Surveior. Hal apakah yang tidak boleh dilakukan oleh Ibu A pada saat exit conference?
a. Memberikan informasi tentang kelulusan akreditasi Puskesmas M
b. Memberikan semangat, agar Pukesmas M tetap melakukan continuous quality improvement (CQI)
c. Memberitahu Puskesmas M, agar menyusun Perencanaan Perbaikan Strategis (PPS) untuk menindaklanjuti setiap rekomendasi surveior
d. Mengucapkan selamat kepada Kepala Pukesmas M, karena telah selesai menjalani survei akreditasi

 

28. Sebuah LPA menugaskan seorang surveior bidang Tata Kelola Pelayanan dan Penunjang untuk menyurvei Puskesmas Y di provinsi yang sama dengan domisili surveior. Sebelum pandemi Covid-19,
surveior tersebut pernah membimbing Puskesmas Y untuk persiapan akreditasi dengan menggunakan Standar Akreditasi Puskesmas yang ada dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
46 Tahun 2015. Apakah yang harus dilakukan surveior tersebut setela menerima surat tugas untuk menyurvei Puskesmas Y?
a. Bersikap seolah-olah tidak ada conflict of interest, dan menjalankan survei akreditasi seobjektif mungkin
b. Tetap menjalankan survei akreditasi sesuai surat tugas sebagai bentuk loyalitas kepada LPA
c. Melaporkan adanya conflict of interest kepada Ketua LPA dan meminta untuk digantikan penugasannya oleh surveior lain yang tidak memiliki conflict of interest
d. Memberitahu Ketua LPA bahwa sebelumnya pernah membimbing Puskesmas Y, namun meminta agar tetap ditugaskan menyurvei puskesmas tersebut

29. Seorang surveior TKSD akan menjalankan tugas survei klinik ke Kota XXX. Secara kebetulan anak surveior tersebut juga akan melakukan ujian masuk perguruan tinggi di Kota XXX. Surveior meminta
klinik untuk menanggung biaya keberangkatan anaknya tersebut. Kode etik apa yang dilangggar oleh surveior tersebut?
a. Meminta/menerima uang/oleh-oleh/barang
b. Menggunakan tim/lembaga penyelenggara akreditasi/ Kementerian Kesehatan untuk kepentingan pribadi atau golongan tertentu atau melakukan promosi diri dengan tujuan memperoleh imbalan
c. Sadar akan kedudukan, hak dan kewajibannya sebagai surveior yang merupakan wakil dari lembaga penyelenggara akreditasi
d. Meminta fasilitas di luar bidang akreditasi baik untuk kepentingan pribadi maupun keluarga

30. Surveior D adalah seorang purnabakti ASN di dinas kesehatan Kota A. Suatu saat LPA G di mana surveior tersebut bergabung menugaskannya untuk menyurvei Puskesmas E di Kota A. Sepuluh
tahun lalu, surveior D ketika masih aktif sebagai ASN pernah mengalami konflik dengan salah satu personil di Puskesmas E. Apa yang harus dilakukan surveior D tersebut?
a. Bersikap seolah-olah tidak ada conflict of interest, dan menjalankan survei akreditasi seobjektif mungkin
b. Tetap menjalankan survei akreditasi sesuai surat tugas sebagai bentuk loyalitas kepada LPA G
c. Melaporkan adanya conflict of interest kepada Ketua LPA G dan meminta untuk digantikan penugasannya oleh surveior lain yang tidak memiliki conflict of interest
d. Memberitahu Ketua LPA G bahwa sebelumnya pernah mengalami konflik dengan salah satu personil Puskesmas E, namun meminta agar tetap ditugaskan menyurvei puskesmas tersebut

31. Seorang surveior TKSD yang sudah dijadwalkan survei luring H2 di sebuah klinik pada tanggal 5 Juni 2024. Tiba-tiba secara sepihak surveior TKSD tersebut meminta penundaan survei kepada klinik
menjadi tanggal 6 Juni 2024. Hal tersebut juga tidak dilaporkan kepada LPA yang menugaskannya. Kode etik apa yang dilangggar oleh surveior tersebut?
a. Bersikap tidak bersahabatb.

b. Meminta fasilitas di luar bidang akreditasi baik untuk kepentingan pribadi maupun keluarga
c. Bekerja sesuai pedoman dan kode etik yang ditetapkan
d. Sadar akan kedudukan, hak dan kewajibannya sebagai surveior yang merupakan wakil dari lembaga penyelenggara akreditasi

32. Ketika seorang surveior akreditasi Puskesmas dan Klinik menerima surat tugas, mungkin saja terjadi situasi yang disebut conflict of interest. Situasi tersebut akan menyebabkan penilaian yang
diberikannya tidak objektif. Manakah di antara hal-hal berikut ini yang tidak termasuk situasi conflict of interest yang dapat dihadapi oleh seorang surveior akreditasi Puskesmas dan Klinik?
a. Mempunyai hubungan saudara kandung atau keluarga inti dengan Kepala Puskesmas yang akan disurvei
b. Pernah terjadi konflik dengan personil di puskesmas yang akan disurvei
c. Mengetahui profil puskesmas yang akan disurvei
d. Pernah bekerja di puskesmas yang akan disurvei

33. Surveior dalam melakanakan tugas harus mematuhi kode etik surveior. Sanksi diberikan oleh ketua LPA kepada surveior yang melanggar kode etik setelah dilakukan sidang dan keluarnya
rekomendasi sanksi dari bidang etik di LPA. Sanksi dapat berupa sanksi ringan, sanksi sedang dan sanksi berat. Apabila seorang surveior melakukan pelanggaran kode etik dan mendapatkan sanksi
berat, apakah yang akan diterima surveior tersebut?
a. Teguran tertulis
b. Penghentian sebagai surveior
c. Penghentian sementara penugasan survei selama 3 (tiga) bulan
d. Penghentian sementara penugasan survei selama 6 (enam) bulan

34. Surveior dalam melakanakan tugas harus mematuhi kode etik surveior. Sanksi diberikan oleh ketua LPA kepada surveior yang melanggar kode etik setelah dilakukan sidang dan keluarnya
rekomendasi sanksi dari bidang etik di LPA. Sanksi dapat berupa sanksi ringan, sanksi sedang dan sanksi berat. Apabila seorang surveior melakukan pelanggaran kode etik dan mendapatkan sanksi
ringan, apakah yang akan diterima surveior tersebut?
a. Teguran tertulis
b. Penghentian sementara penugasan survei selama 6 (enam) bulan
c. Penghentian sebagal surveior
d. Penghentian sementara penugasan survei selama 3 (tiga) bulan

35. Bapak B adalah seorang surveior akreditasi Puskesmas dan Klinik yang juga adalah anggota Tim Pembina Cluster Binaan (TPCB) suatu kabupaten mendapatkan surat tugas sebagai Ketua Tim
Surveior untuk melakukan survei akreditasi di suatu puskesmas. Puskesmas tersebut merupakan salah satu puskesmas dalam cluster binaannya. Apa yang harus dilakukan oleh Bapak B?
a. Melaporkan kepada Ketua LPA agar tidak ditugaskan sebagai Ketua Tim Surveior, sehingga tidak terlalu menimbulkan conflict of interest saat melakukan survei di puskesmas tersebutb.

b. Memberitahukan adanya konflik kepentingan kepada Ketua LPA segera setelah menerima surat tugas
c. Bersikap seolah-olah tidak ada conflict of interest, dan menjalankan survei akreditasi seobyektif mungkin
d. Tetap menjadi Ketua Tim Surveior dan meminta anggota tim surveior agar tidak memberi tahu LPA

36. Setelah melaksanakan survei, surveior harus membuat laporan hasil survei melalui aplikasi SINAF. Rekomendasi hasil survei akan dijadikan dasar penyusunan PPS oleh klinik. Sebuah klinik
setelah mendapatkan sertifikat akreditasi dan rekomendasi hasil survei, menjumpai bahwa banyak rekomendasi survei tidak sesuai dengan saat survei. Rekomendasi juga sulit ditindaklanjuti klinik
karena ketidakjelasan fakta dan rekomendasi yang ditulis oleh surveior. Kode etik apa yang dilangggar oleh surveior tersebut?
a. Sadar akan kedudukan, hak dan kewajibannya sebagai surveior yang merupakan wakil dari lembaga penyelenggara akreditasi
b. Dapat memberikan solusi/penyelesalan blia ditemukan ketidaksesuaian standar
c. Mengirimkan laporan survei yang tidak sesuai dengan fakta dan analisa yang ditemukan dilapangan
d. Mengikuti dan memahami perkembangan IPTEK, dalam bidang keahliannya terutama dalam bidang pelayanan kesehatan, peningkatan mutu, praktek klinis, manajemen dan Instrumen akreditasi

37. Setelah melaksanakan survei, surveior  harus membuat laporan hasil survei melalui aplikasi SINAF. Rekomendasi hasil survey akan dijadikan dasar panyusunan PPS oleh klinik. Sebuah klinik setelah mendapatkan sertifikat akreditasi dan rekomendasi hasil survey, menjumpai bahwa banyak rekomendasi survei tidak sesuai dengan saat survei. Rekomendasi juga sulit ditindaklanjuti klinik karena ketidakjelasan fakta dan rekomendasi yang ditulis oleh surveior. Kode etik apa yang dilangggar oleh surveior tersebut?

a. Dapat memberikan solusi/penyelesaian bila ditemukan ketidaksesuaian standar

b. Mengikuti dan memahami perkembangan IPTEK, dalam bidang keahliannya terutama dalam bidang pelayanan kesehatan, peningkatan mutu. praktek klinis, manajemen dan Instrumen akreditasi

c. Mengirimkan laporan survei yang tidak sesuai dengan fakta dan analisa yang ditemukan di lapangan

d. Sadar akan kedudukan, hak dan kewajibannya sabagai surveior yang merupakan wakil dari lembaga penyelenggara akreditasi

 

38. Pada langgal 20 Jull 2023 Puskesmas M menjalani survey akreditasi oleh LPA N. Ketua LPA N menugaskan Ibu A dan Bapak B. Ibu A adalah seorang surveior Tata Kelola Pelayanan dan Pernunjang yang sekaligus merangkap sebagai Ketua Tim Surveior. Hal apakah yang tidak boleh dilakukan oleh Ibu A pada saat exit conference?

a. Memberitahu Puskesmas M. agar menyusun Perencanaan Perbaikan Strategis (PPS) untuk menindaklanjuti setiap rekomendasi surveior.

b. Memberikan semangat, agar Puskesmas M tetap melakukan continuous quality improvement (CQI).

c. Memberikan informasi tentang kelulusan akreditasi Puskesmas M.

d. Mengucapkan selamat kepada Kepala Puskesmas M. karena telah selesai menjalani survei akreditasi.

 

39. Seorang surveior TKPP yang sedang menjalankan survei luring H2 di sebuah klinik. Tiba-tiba surveior TKPP yang masih berstatus ASN tersebut mendapatkan telpon dari pimpinan, untuk menghadiri rapat penting di Kantor Gubernur. Surveior IKPP mengakhiri survei H2 pada pukul 11.00 WIB di klinik tersebut. Kode etik apa yang dilangggar oleh surveior tersebut?

a. Mempersingkat waktu survey

b. Bekerja sesuai pedoman dan kode etik yang ditetapkan

c. Meninggalkan Puskesmas, Klinik. Laboratorium Kesehatan, UTD. TPMD. dan TPMDG di saat survey

d. Patuh terhadap ketentuan di Puskesmas, Klinik, Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD, dan TPMDG setempat

 

40. Dalam menjalankan tugas survei, surveior harus berpedoman pada tala laksana survey dan kode etik yang telah ditetapkan. Agar surveior tidak melanggar ketentuan dalam ketepatan waktu pelaporan hasil survey, kapan seorang survoior harus mengirimkan laporan hasil survey melalui aplikasi SINAF ?

a. 7 hari kerja setelah hari terakhir survei

b. 3 hań kerja setelah hari terakhir survei

c. 5 hari kerja setelah hari terakhir survei

d. 2 hari kerja selelah hari terakhir survei

 

41. Sebuah LPA menugaskan seorang surveior bidang Tala Kalola Palayanan dan Penunjang untuk menyurvel Puskesmas Y di provinsi yang sama dengan domisili surveior. Sebelum pandemi Covid-19. surveior tersebut pernah membimbing Puskesmas Y untuk persiapan akreditasi dengan menggunakan Standar Akreditasi Puskesmas yang ada dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015. Apakah yang harus dilakukan surveior tersebut setelah menerima surat tugas untuk menyurvei Puskesmas

a. Melaporkan adanya conflict of interest kepada Kelua LPA dan meminta untuk digantikan penugasannya oleh surveior lain yang tidak memiliki conflict of interest.

b. Bersikap seolah-olah tidak ada conflict of interest, dan menjalankan survei akreditasi seobjektif mungkin.

c. Tetap menjalankan survei akreditasi sesuai surat tugas sebagai bentuk loyalitas kepada LPA.

d. Memberitahu Ketua LPA bahwa sebelumnya pernah membimbing Puskesmas Y, namun meminta agar tetap ditugaskan menyurvel puskesmas tersebut,

 

42. Surveior dalam melakanakan tugas harus mematuhi kode etik surveior. Sanksi diberikan oleh ketua LPA kepada surveior yang melanggar kode etik setelah dilakukan sidang dan keluarnya rekomendasi sanksi dari bidang etik di LPA. Sanksi dapat berupa sanksi ringan, sanksi sedang dan sanksi berat. Apabila seorang survelor melakukan pelanggaran kode etik dan mendapatkan sanksi sedang, apakah yang akan diterima surveior Tersebut?

a. Penghentian sementara penugasan survei selama 3 (tiga) bulan

b. Teguran luriulis

c. Penghentian sementara penugasan survel selama 6 (enam) bulan

d. l’enghentian sebagai surveior

 

43. Ketika seorang surveior akreditasi Puskesmas dan Klinik menerima surat tugas, mungkin saja terjadi situasi yang disebut conflict of interest. Situasi tersebut akan menyebabkan penilaian yang diberikannya tidak objektif. Manakah di antara hal hal berikut ini yang tidak termasuk situasi conflict of Interest yang dapat dihadapi oleh seorang survaior akreditasi Puskesmas dan Klinik?

a. Mempunyai hubungan saudara kandung atau keluarga inti dengan Kepala Puskesmas yang akan disurvey

b. Pernah terjadi konflik dengan personil di puskesmas yang akan disurvey

c. Mengetahui profil puskesmas yang akan disurvei.

d. Pernah bekerja di puskesmas yang akan disurvei.

 

44. Sebuah LPA menugaskan seorang surveior bidang Tata Kelola Pelayanan dan Penunjang untuk menyurvel Puskesmas Y di provinsi yang sama dengan domisili surveior. Sebelum pandemi Covid 19. surveior tersebut. pemah membimbing Puskesmas Y untuk persiapan akreditasi dengan menggunakan Standar Akreditasi Puskesmas yang ada dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015. Apakah yang harus dilakukan surveior tersebut setelah menerima surat tugas untuk menyurvei Puskesmas

a. Memberitahu Ketua LPA bahwa sebelumnya pernah membimbing Puskesmas Y, namun meminta agar tetap ditugaskan monyurvei puskesmas tersebut.

b. Tetap menjalankan survel akreditasi sesuai surat tugas sebagai bentuk loyalitas kepada LPA.

c. Bersikap seolah-olah tidak ada conflict of interest, dan menjalankan survei akreditasi seobjektif mungkin.

d. Melaporkan adanya conflict of interest kepada Ketua LIPA dan meminta untuk digantikan penugasannya oleh surveior lain yang tidak memiliki conflict of interest.

 

45. Setelah melaksanakan survei, surveior  harus membuat laporan hasil survei melalui aplikasi SINAF. Rekomendasi hasil survei akan dijadikan dasar penyusunan PPS oleh klinik. Sebuah klinik setelah mendapatkan sertifikat akreditasi dan rekomendasi hasil survei, menjumpai bahwa banyak rekomendasi survei tidak sesuai dengan saat survey.  Rekomendasi juga sullt ditindaklanjuti klinik karena ketidakjelasan fakta dan rekomendasi yang dilulis oleh surveior. Kode etik apa yang dilangggar oleh surveior Tersebut?

a. Mengirimkan laporan survei yang tidak sesuai dengan fakta dan analisa yang ditemukan di lapangan

b. Mengikuti dan memahami perkembangan IPTEK, dalam bidang keahliannya terutama dalam bidang pelayanan kesehatan. peningkatan mutu, praktok klinis, manajemen dan instrumeni akreditasi

c. Sadar akan kedudukan, hak dan kewajibannya sebagai survelor yang merupakan wakil dari lembaga penyelenggara akreditasi

d. Dapat memberikan solusi/penyelesaian bila ditemukan ketidaksesuaian standar

 

46. Pada tanggal 20 Jull 2023 Puskesmas M menjalani survei akreditasi olch LPA N. Ketua LPA N menugaskan Ibu A dan Bapak B. Ibu A adalah seorang surveior Tata Kelola Pelayanan dan Penunjang yang sekaligus merangkap sebagai Ketua Tim Surveior. Hal apakah yang tidak boleh dilakukan oleh Ibu A pada saat exit conference?

a. Mengucapkan selamat kepada Kepala Puskesmas M. karena telah selesai menjalani survel akreditasi.

b. Memberikan informasi tentang kelulusan akreditasi Puskesmas M.

c. Memberitahu Puskesmas M. agar menyusun Perencanaan Perbaikan Strategis (PPS) untuk menindaklanjuti setiap rekomendasi surveior.

d. Memberikan semangat, agar Puskesmas M tetap melakukan continuous quality improvement (CQI).

 

47. Bapak B adalah seorang surveior akreditasi Puskesmas dan Klinik yang juga adalah anggota Tim Pembina Cluster Binaan (TPCB) suatu kabupaten mendapatkan surat tugas sebagai Ketua Tim Surveior untuk melakukan survei akreditasi di suatu puskesmas. Puskesmas tersebut merupakan salah satu puskesmas dalam cluster binaannya. Apa yang harus dilakukan oleh Bapak B

a. Memberitahukan adanya konflik kepentingan kepada Ketua LPA segera setelah menerima surat tugas.

b. Tetap menjadi Ketua Tim Surveior dan meminta anggota tim surveior agar tidak memberi tahu LPA.

c. Melaporkan kepada Kelua LPA agar tidak ditugaskan sebagai Ketua lim Surveior, sehingga tidak terlalu menimbulkan conflict of interest saat melakukan survei di puskesmas tersebut.

d. Bersikap seolah olah tidak ada conflict of interest, dan menjalankan survei akreditasi seobjektif mungkin.

 

48. Surveior sedang melakukan survei di sebuah RS dan menemukan ada  laporan terkait peningkatan mutu yang tidak sesuai. Petugas RS berkeras  menyampaikan bahwa laporan tersebut adalah benar karena dibuat  berdasarkan bimbingan dari konsultan dengan biaya cukup besar dan  konsultan tersebut adalah surveior dari LPA lain. Apakah solusi yang harus  dilakukan oleh surveior?

  1. Surveior berkewajiban mengingatkan dalam exit conference agar tidak lagi memakai konsultan/pembimbing tersebut apalagi  kesalahan dalam pelaporan cukup fatal dan konsultan yang  membimbing ternyata adalah surveior dari LPA lain.
  2. Meminta RS tersebut melakukan klarifikasi ke konsultan tersebut agar diperbaiki sebelum survei berakhir, karena konsultan tersebut  bertanggung jawab untuk perbaikan.
  3. Menyampaikan dan menuliskan dalam rekomendasi hal-hal temuan dan saran perbaikan terkait laporan tersebut, tanpa  memperdebatkan siapa konsultan/pembimbing sebelumnya. 
  4. Mengingatkan tertulis dalam rekomendasi pada elemen penilaian terkait bahwa laporan triwulan tersebut salah dan agar berhati-hatil  dalam memilih konsultan/pembimbing.

 

49. Seorang surveior bidang pelayanan berfokus pasien di RS melakukan  survey di RS Y, istrinya juga seorang surveyor bidang manajemen RS.  Kebetulan mereka melakukan suryey di Kabupaten yang sama namun RS  yang berbeda dan diinapkan di hotel yang sama karena kebetulan di  Kabupaten tersebut hanya ada satu hotel yang memadai. Surveior bidang  pelayanan berfokus pasien RS Y membawa dokumen survey ke hotel  tempat menginap, dan mendiskusikan dokumen tersebut ke istrinya yang  juga melakukan survey di Kabupaten setempat. Apa saran yang tepat  terhadap surveior tersebut?

  1. Menyalahkan tanpa dasar dan tak memberi solusi
  2. Memegang teguh rahasia yang berkaitan dengan tugasnya
  3. Menjaga penampilan dalam hal berpakaian pada saat pelaksanaan survei
  4. Menjaga kondisi kesehatan dan menghilangkan kebiasaan tidak sehat

 

50. Suryeior yang melakukan survey di RS Z pada saat melakukan survey di hari  kedua datang terlambat sekitar 1 jam. Ternyata setelah di tanyakan  kenapa yang bersangkutan datang terlambat, semalam yang  bersangkutan di ajak bertemu sahabat lama nya yang ada di Kabupaten  tersebut untuk makan malam dan minum minuman keras. Keterlambatan  waktu pelaksanaan survei hari kedua menyebabkan selesai nya menjadi  terlambat sampai pukul 18.00 Wita. Surveyor tersebut dianggap tidak  memiliki attitude yang baik karena?

  1. Memakai baju tidak resmi/ tidak sopan/ baju casual/ jeans pada saat survei
  2. Patuh terhadap ketentuan di Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik, RS dan RS
  3. Merokok atau minum minuman keras selama survei
  4. Meminta fasilitas di luar bidang akreditasi, baik untuk kepentingan pribadi maupun keluarga

 

51. Salah satu RS di Kota Y sedang dilakukan survey luring, petugas PPI yang  ada di RS tersebut bertanya kepada surveior, bagaimana cara  membedakan antara sampah infeksius dan non infeksius, Lalu surveior  menjawab sudah ada tertuang di Permenkes 27 Tahun 201 1 terkait PPI, Hal  apa yang sebaiknya dilakukan oleh surveyor teknis tersebut?

  1. Sadar akan kedudukan, hak dan kewajibannya sebagai surveior yang merupakan wakil dari penyelenggara akreditasi
  2. Memegang teguh rahasia yang berkaitan dengan tugasnya
  3. Menjaga kondisi kesehatan dan menghilangkan kebiasaan tidak sehat;
  4. Dapat memberikan Solusi atau penyelesaian bila ditemukan ketidaksesuaian standar 

 

52. Surveior dari LPA X melakukan survei luring di RS Y, surveyor A  menggunakan batik dari LPA X dan surveyor B menggunakan kemeja  putih, ketika ditanya apakah surveior B memiliki batik LPA X, jawabannyc  lupa membawa. Saran apa yang sebaiknya dilakukan untuk surveyor  teknis tersebut?

  1. Meminta fasilitas di luar bidang akreditasi, baik untuk kepentingan pribadi maupun keluarga
  2. Menjaga penampilan dalam hal berpakaian pada saat pelaksanaan survei 
  3. Sadar akan kedudukan, hak dan kewajibannya sebagai surveior ‣ yang merupakan wakil dari penyelenggara akreditasi
  4. Memakai baju tidak resmi/ tidak sopan/ baju casual/ jeans pada saat survei

 

53. LPA Y menugaskan seorang survelor untuk melakukan bimbingan persiapan  survey di RS X, pada saat pelaksanaan bimbingan surveior tersebut  menyalahkan semua dokumen yang disusun oleh RS dan menyalahkan  bahwa kedepannya kalau melakukan bimbingan sebaiknya dengan surveior  tersebut aja. Hal yang seharusnya tidak boleh dilakukan oleh surveior tersebut?

  1. Mengikuti dan memahami perkembangan IPTEK, dalam bidang keahliannya terutama dalam bidang pelayanan kesehatan, peningkatan  mutu, praktik klinis, manajernen dan instrumen akreditas
  2. Sadar akan kedudukan, hak dan kewajibannya sebagai surveior yang merupakan wakil dari penyelenggara akreditasi
  3. Bersikap tidak bersahabat
  4. Menyalahkan tanpa dasar dan tak memberi Solusi

 

54. Surveyor RS yang akan melakukan survel ke sebuah RS ternyata memiliki  keponakan yang isterinya bekerja sebagal staf di RS tersebut Dalam  penugasan surveyor sesuai regulasi harus memperhatikan kode etik termasuk  terkai conflict af interest Apakah langkah yang paling tepat dalam mengatur  penugasan surveyor terkait hal ini?

  1. Surveior tersebut dapat ditugaskan tetapi membuat surat pernyataan terlebih dahulu bahwa akan bekerja secara profesional karena memiliki  potensi conflict of interest terkait pertalian kekerabatan tersebut
  2. Surveor tersebut tdak dapat ditugaskan karena potensi confact of interest terkait ada hubungan kekeluargean antara surveyor dengan  salah satu staf RS tersebut 
  3. Surveior tersebut tetap dapat ditugas kan tetapi RS diingatkan agar staf kerabat surveior tersebut tidak dilibatkan pada hari pelaksanaan survei
  4. Surveior tersebut dapat ditugaskan karena potensi conflict ot interest dimaksud hanya apabila surveior mempunyai hubungan saudara  kandung/keluarga inti dengan Pimpinan RS

 

55. RS X dilakukan survey luring pada tanggal 4 sd 5 Maret 2024, pada hari  pertama surveyor tiba di RS pada pukul 08.30 Wib, surveyor langsung  melakukan telusur secara bersamaan. Setelah melakukan telusur surveyor  meminta ishoma pada pukul 14.00 Wib, setelah itu melanjutkan survey hari  pertama sampai pukul 20.00 Wib. Ternyata, istri surveyor merupakan kepala  RS X tersebut, dan surveyor pernah melakukan bimbingan di RS tersebut.  Surveyor tersebut dianggap tidak memiliki attitude yang baik karena?

  1. Bekerja tidak sesuai pedoman dan kode etik yang ditetapkan
  2. Bersikap tidak bersahabat
  3. Tidak Memegang teguh rahasia yang berkaitan dengan tugasnya
  4. Bersikap cuek, tidak ramah, dan tertutup

 

56. Seorang surveior adalah ASN aktif dari suatu Dinas Kesehatan. Apakah  pernyataan yang tepat terkait perizinan yang bersangkutan dalam  melaksanakan survei?

  1. Surveior tersebut harus mengajukan izin terlebih dahulu kepada pimpinan unit kerjanya di Dinas Kesehatan terkait tugas dan tanggung  jawabnya sebagai ASN, sebagai dasar LPA dapat menerbitkan surat 
  2. Kemenkes menerbitkan surat izin bagi yang bersangkutan karena yang bersangkutan adalah seorang surveior LPA bersertifikat dari
  3. Pimpinan di Dinas Kesehatan wajib memberikan ijin penugasan sewaktu-waktu karena ketika pelatihan calon surveior tentunya surveior  tersebut telah mendapatkan ijin.
  4. LPA yang harus mengurus izin surveior yang bersangkutan kepada pimpinan unit kerja surveyor tersebut di Dinas Kesehatan karena  surveior tersebut terdaftar di LPA tersebut.

 

57. Salah satu RS di Kota Y sedang dilakukan survey luring, petugas PPI yang ada  di RS tersebut bertanya kepada surveior, bagaimana cara membedakan antara  sampah infeksius dan non infeksius. Lalu surveior menjawab sudah ada  tertuang di Permenkes 27 Tahun 2011 terkait PPI. Hal apa yang sebaiknya  dilakukan oleh surveyor teknis tersebut?

  1. Dapat memberikan Solusi atau penyelesaian bila ditemukan ketidaksesuaian standar 
  2. Menjaga kondisi kesehatan dan menghilangkan kebiasaan tidak sehat:
  3. Sadar akan kedudukan, hak dan kewajibannya sebagai surveior yang merupakan wakil dari penyelenggara akreditasi
  4. Memegang teguh rahasia yang berkaitan dengan tugasnya

 

58. Seorang surveior telah menerima surat tugas untuk melaksanakan survey pada RS X. namun surveior tersebut tidak bisa  melakukan survey karena ada penugasan lain dari pimpinan. Hal yang seharusnya di lakukan surveior tersebut yaitu?

  1. Surveior menyampaikan ke LPA kalau di saat yang bersamaan mendapat penugasan dari pimpinan dan melaksanakan tugas dengan baik 
  2. Surveior tetap melaksanakan survey sesuai jadwal
  3. Surveior tidak melakukan survey dan menginfokan ke LPA
  4. Surveior tetap melaksanakan suryey tanpa menginfokan ke pimpinan

 

59. Salah satu surveior yang akan ditugaskan survei ke sebuah RS diketahui pernah bekerja 10 tahun yang lalu di RS tersebut walaupun hanya beberpaa bulan sebagai pegawai tidak tetap. Jumlah surveior RS yang tersedia sedang terbatas. Namum pihak RS menyampaikan tidak keberatan menerima surveior tersebut. Apakah solusi yang paling tepat untuk penyelenggaraan survei pada kondisi ini sesuai regulasi terkait kode etik?

  1. LPA mengganti surveior yang akan ditugaskan terkait conflict of interest bahwa surveior pernah bekerja di RS tersebut
  2. Surveior dapat tetap di tugaskan tetapi yang bersangkutan tidak boleh menjadi ketua tim surveior
  3. LPA tetap dapat menugaskan surveior tersebut sepanjang tidak ada keberatan dari RS tersebut, mengingat surveior tersebut dulu hanya bekerja sebagai pegawai tidak tetap dalam waktu singkat
  4. Surveior dapat melakukan survei dengan membuat surat pernyataan akan menjalankan tugas secara profesional dan mematuhinya

 

60. Seorang surveior bidang pelayanan berfokus pasien di RS melakukan survey di RS Y, istrinya juga seorang surveior bidang  manajemen RS. Kebetulan mereka melakukan survey di Kabupaten yang sama namun RS yang berbeda dan diinapkan di hotel yang sama karena kebetulan di Kabupaten tersebut hanya ada satu hotel yang memadai. Surveior bidang pelayanan  berfokus pasien RS Y membawa dokumen survey ke hotel tempat menginap, dan mendiskusikan dokumen tersebut  istrinya yang juga melakukan survey di Kabupaten selempat. Apa saran yang tepat terhadap surveior tersebut?

  1. Menyalahkan tanpa dasar dan tak memberi solusi
  2. Menjaga penampilan dalam hal berpakaian pada saat pelaksanaan survei
  3. Menjaga kondisi kesehatan dan menghilangkan kebiasaan tidak sehat
  4. Memegang teguh rahasia yang berkaitan dengan tugasnya

 

Pada saat survey akreditasi RS C secara luring, kepala RS menyampaikan jika setlap hari pada jam 10 pagi dan  jam 2 siang dilakukan peregangan selama 10 menit, namun survelor menolak dengan alasan akar  menghabiskan waktu survey. Hal apa yang seharusnya dilakukan oleh surveior tersebut ?

  1. Patuh terhadap ketentuan di Rumah Sakit
  2. Sadar akan kedudukan, hak dan kewajibannya sebagai surveior yang merupakan wakil dari penyelenggara akreditasi
  3. Bekerja sesuai pedoman dan kode etik yang telah ditetapkan
  4. Memegang teguh rahasia yang berkaitan dengan tugasnya

 

RS X dilakukan survey luring pada tanggal 4 sd 5 Maret 2024, pada hari  pertama surveyor tiba di RS pada pukul 08.30 Wib, surveyor langsung  melakukan telusur secara bersamaan. Setelah melakukan telusur surveyor  meminta ishoma pada pukul 14.00 Wib, setelah itu melanjutkan survey hari  pertama sampai pukul 20.00 Wib. Ternyata, istri surveyor merupakan kepala  RS X tersebut, dan surveyor pernah melakukan bimbingan di RS tersebut. Saran apa yang sebaiknya di sampaikan untuk surveior tersebut?

  1. Meminta fasilitas di luar bidang akreditasi, baik untuk kepentingan pribadi maupun keluarga
  2. Menawarkan diri untuk menjadi pembimbing
  3. Sebaiknya surveior menyampaikan ke LPA kalau yang bersangkutan tidak bisa melakukan survei di RS X karena berpotensi conflict of interest
  4. Menjaga penampilan dalam hal berpakaian pada saat pelaksanaan survei

 

 

 

 

 

 

 

Ditulis pada Tak Berkategori | Tinggalkan komentar

Cara Setting IP Statik Ubuntu 24.04

cd /etc/netplan

sudo nano 50-cloud-init.yaml

# This file is generated from information provided by the datasource. Changes
# to it will not persist across an instance reboot. To disable cloud-init’s
# network configuration capabilities, write a file
# /etc/cloud/cloud.cfg.d/99-disable-network-config.cfg with the following:
# network: {config: disabled}
network:
ethernets:
eno2:
dhcp4: true
eno3:
dhcp4: true
eno4:
dhcp4: true
eno5:
dhcp4: no
addresses:
– 192.168.0.99/24
routes:
– to: default
via: 192.168.0.242
nameservers:
addresses:
– 202.134.1.10
– 8.8.8.8
enx42f2e92deef1:
dhcp4: true
version: 2

Ditulis pada Tak Berkategori | Tinggalkan komentar

Installing asusctl on Ubuntu 22.04 LTS

After lots of trial and error, I got asusctl to work on my 2020 ASUS G14 running Ubuntu 22.04 LTS. Here’s a guide on how I did it.

EDIT: I recently hopped to Linux Mint 21 LTS and I can confirm that this method also works on Mint running the stock kernel 5.15! The kernel upgrade wasn’t necessary and I found it to cause stability issues but you’re mileage may vary.

EDIT: Hopped to Pop!_OS 22.04 LTS and can now confirm that this method works and even works now with Fan Curves! If you have an kernel older then 5.17, then the Fan Curves won’t show up it seams. Pop uses kernel 6.0.6.

 

# Update kernel to 5.17 or higher first and reboot (I ended up installing 6.0.6 and worked fine). Skip this step if you’re on Pop!_OS 22.04 LTS as it comes with 6.0.6!

EDIT: I ended up removing the updated kernel as I found it to be rather unstable later on, however it still appeared to work on my 2020 G14. I tested on Mint 21 with kernel 5.15 and it was able to compile successfully. It might not be needed for compiling but I haven’t tested it.

mkdir kernelupdate
cd kernelupdate

 

# For 6.0.6:

wget https://kernel.ubuntu.com/~kernel-ppa/mainline/v6.0.6/amd64/linux-headers-6.0.6-060006-generic_6.0.6-060006.202210290932_amd64.deb
wget https://kernel.ubuntu.com/~kernel-ppa/mainline/v6.0.6/amd64/linux-headers-6.0.6-060006_6.0.6-060006.202210290932_all.deb
wget https://kernel.ubuntu.com/~kernel-ppa/mainline/v6.0.6/amd64/linux-image-unsigned-6.0.6-060006-generic_6.0.6-060006.202210290932_amd64.deb
wget https://kernel.ubuntu.com/~kernel-ppa/mainline/v6.0.6/amd64/linux-modules-6.0.6-060006-generic_6.0.6-060006.202210290932_amd64.deb
sudo dpkg -i *.deb

 

# Or 5.17:

wget https://kernel.ubuntu.com/~kernel-ppa/mainline/v5.17/amd64/linux-headers-5.17.0-051700-generic_5.17.0-051700.202203202130_amd64.deb
wget https://kernel.ubuntu.com/~kernel-ppa/mainline/v5.17/amd64/linux-headers-5.17.0-051700_5.17.0-051700.202203202130_all.deb
wget https://kernel.ubuntu.com/~kernel-ppa/mainline/v5.17/amd64/linux-image-unsigned-5.17.0-051700-generic_5.17.0-051700.202203202130_amd64.deb
wget https://kernel.ubuntu.com/~kernel-ppa/mainline/v5.17/amd64/linux-modules-5.17.0-051700-generic_5.17.0-051700.202203202130_amd64.deb
sudo dpkg -i *.deb

 

# Afer reboot, verify that the kernel is installed by running

uname -r

 

# Download asusctl

EDIT: I had to install 4.5.0 as ‘asusctl-main’ failed to compile due to missing dependencies. (‘cargo:warning=`”pkg-config” “–libs” “–cflags” “pango” “pango >= 1.38″` did not exit successfully: exit status: 1’)

wget https://gitlab.com/asus-linux/asusctl/-/archive/4.5.0/asusctl-4.5.0.zip

 

# Unzip into folder

unzip asusctl-4.5.0.zip

 

# cd into unzipped folder

cd asusctl-4.5.0

 

# Update repos and install dependencies

sudo apt update
sudo apt upgrade
sudo apt install gcc pkg-config openssl libasound2-dev cmake build-essential python3 libfreetype6-dev libexpat1-dev libxcb-composite0-dev libssl-dev libx11-dev libfontconfig1-dev curl libclang-dev libudev-dev checkinstall

 

# Install rust

curl --proto '=https' --tlsv1.2 -sSf https://sh.rustup.rs | sh
source "$HOME/.cargo/env"

 

# Compile asusctl and install

make
sudo make install

 

# Start asusctl daemons

systemctl daemon-reload && systemctl restart asusd

 

There are a few quarks I thought I’d mention.

  1. The icon doesn’t show the ROG logo as it should in the launcher, however it does open. (EDIT: It did show up for me later on.)
  2. Clicking the ‘x’ to close it crashes it and requires it to be Force Quitted. Right clicking the icon from the left hand launcher and clicking quit works fine however. (EDIT: Reverting to the stock kernel seamed to fix this but your mileage may vary.)
Ditulis pada Tak Berkategori | Tinggalkan komentar

Instalasi KYC Satu Sehat

Proses Instalasi KYC pada server :

1. siapkan client ID dan Secret Key Satu Sehat
2. siapkan nama petugas dan NIK petugas untuk akses kyc
3. ekstrak kyc-php-2.0.zip ke folder htdocs dengan nama folder kyc-library-php
4. rename satusehat.ini.template menjadi satusehat.ini
5. edit satusehat.ini dan sesuaikan dengan hak akses yg di peroleh (development apa production), pilih yang sesuai dengan mengubah akses “comment” nya dan isi client ID dan secret key nya.
6. edit index.php, dan isikan $agent_name serta $agent_nik dengan isian petugas yg telah disiapkan.
7. install composer lewat terminal (sudo apt – install composer)
8. buka folder kyc-library-php dan klik kanan buka terminal
9. ketikkan (sudo composer require phpseclib/phpseclib:~3.0) agar muncul folder baru dengan nama “vendor”
10. tes lewat browser dengan mengetik : http:/localhost/kyc-library-php

Ditulis pada Tak Berkategori | Tinggalkan komentar

Cara Agar Browser Chromium Full Screen Pada Saat di Jalankan Di Linux Mint

chromium –kiosk

Ditulis pada Tak Berkategori | Tinggalkan komentar

Cara Agar Port 7777 bisa Lewat Cloudflare

Ditulis pada Tak Berkategori | Tinggalkan komentar